Dia harus menutupi identitas demi mendapatkan teman dan cinta yang benar-benar tulus. Dia lelah dengan kebohongan mereka, kepedulian mereka semata ingin memanfaatkan dirinya hanya karena dia anak dari orang kaya.
Semuanya palsu hingga dia lebih meninggalkan itu semua dan mencoba hidup mandiri dan menutupi identitas sebenarnya tentang dirinya.
Berawal hidup di kost dan mulai merubah cara hidup dia sederhana mungkin tanpa mengetahui identitas dirinya sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia Lukita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
{ kesibukan awal}
Valen mengendarai kendaraannya dengan santai, kebetulan juga situasi dijalan sedang tidak ramai hanya ada beberapa kendaraan yang lewat.
Akhirnya Valen sampai di tempat tujuannya. Situasi diluar penuh dengan kendaraan sepeda motor milik pengunjung.
Valen santai masuk ke dalam, dengan beberapa karyawan yang sibuk melayani tamu mereka.
Valen langsung masuk keruang belakang, kebetulan tempat ruang kerja dia ada dibelakang samping ruang gudang.
Valen langsung duduk ditempat kursi kerjanya, dengan posisi komputer didepannya.
"tok... tok..." terdengar suara ketukkan dari pintu.
"Masuk." datanglah seorang wanita yang sibuk memegang buku ditangannya.
"Selamat pagi mbak."
"Pagi." jawab Valen yang baru saja menyalakan komputernya.
"Maaf mbak ini laporan pagi ini." wanita itu langsung memberikan map pada Valen.
Valen mengeceknya, setelah mengecek barulah dia mengembalikan map itu pada wanita itu.
"Kamu urutkan lebih rapi, setelah itu kamu cek barang digudang. Jika ada barang rusak kamu sendirikan." perintah Valen pada Mira yang bertanggung jawab dibagian gudang.
"Baik mbak." jawab Mira yang langsung keluar dari ruangan itu.
Valen mulai sibuk mengecek data masuk yang ada di komputernya. Tak terasa sudah 2 jam Valen duduk mengerjakan pekerjaan didepan komputer.
"Lelah juga." batin Valen yang mulai berdiri dari tempat duduknya, dia segera keluar dari ruangan kerjanya.
Situasi didalam masih ramai dengan adanya 3 pelanggan yang mengantri didepan meja kasir.
Valen langsung keluar dari tempat kerjanya, dijalan sebelah kanan ada warung makan yang sudah buka. Valen pun kesana mumpung waktunya dia makan siang.
Valen langsung masuk ke dalam warung makan itu, didalam warung makan itu ada beberapa orang yang sedang makan ditempat itu.
"Bu mau beli." ucap Valen yang sudah berdiri didepan meja kaca.
"Berapa bungkus mbak?" tanya ibu penjual itu.
"4 bungkus bu, lauknya telur balado dengan ayam goreng bu." jawab Valen yang melirik beberapa menu yang ada dimeja.
"Siap mbak." ibu penjual itu segera membuat pesanan dia. Valen duduk menunggu di barisan belakang dekat orang-orang yang saat itu makan ditempat itu.
Tiba-tiba datanglah seorang ibu dengan anak kecil yang ingin membeli nasi bungkus.
"Ibu, Damar ingin makan ayam goreng bu." anak kecil itu rewel.
"Uang ibu tidak cukup, nak." jawab ibu itu yang langsung mendapatkan respon kecewa pada putranya, sontak saja Valen mendengar pembicaraan ibu dan anak itu.
"Kasihan sekali anak itu." batin Valen, dari arah samping ada seorang wanita sibuk membereskan gelas kotor yang ada dimeja.
"Mbak." Panggil Valen pada pelayan itu yang begitu terlihat sibuk membereskan gelas kotor.
"Iya, ada apa." tanya wanita itu.
"Berikan ibu itu nasi bungkus dengan lauk ayam goreng 3 bungkus ya. Nanti saya yang bayar, jangan bilang kalau saya yang bayar." perintah Valen pada pelayan itu.
"Baik mbak." wanita itu bergegas membisikkan sesuatu pada ibu penjual itu.
Ibu penjual itu langsung membuat pesanan itu.
"Ini nasi bungkusnya." sontak saja ibu itu kaget.
"Kenapa 3 bungkus, saya beli satu bungkus." ucap ibu itu yang ke bingungan.
"Sudahlah, bawa saja." ucap ibu penjual itu.
"Tapi."
"Sudah bawa saja kasihan anak ibu." ucap Ibu penjual itu.
"Ya sudah, terimakasih ya bu." ucap ibu itu yang begitu terharu. Ibu penjual itu membalas dengan senyuman.
Akhirnya ibu dan anak itu pergi. Ibu penjual itu langsung menemui Valen yang sedari duduk menunggu.
"Ini nasi bungkusnya mbak." ucap ibu penjual itu.
"Sudah ibu hitung dengan 3 bungkus nasi itu kan?" tanya Valen pada ibu penjual itu.
"Sudah mbak." jawab ibu penjual itu, Valen memberikan uang itu pada ibu penjual itu.
"Tidak ada uang yang pas ya mbak?" tanya ibu penjual itu.
"Tidak ada bu, kembalinya untuk ibu saja." jawab Valen yang lupa bawa uang pas.
"Beneran mbak?" tanya ibu penjual itu.
"Iya bu, ya sudah bu saya pamit dulu." jawab Valen yang segera pergi dari tempat itu.
Dibelakang Valen tidak sadar jika pembicaraan mereka didengar oleh 4 pria yang sedang makan disana.
"Baik juga dia." ucap pria itu yang masih menikmati makan siang ditempat itu.
"Aku kira wanita itu pelit."
Ibu penjual itu datang membawa pesanan minuman untuk mereka.
"Ini mas." ibu penjual itu melayani mereka.
"Maaf bu, saya mau tanya?" tanya pria itu pada ibu penjual itu.
"Iya mas, ada apa?"
"Saya mau tanya tentang mbaknya tadi." Ibu penjual itu langsung mengerti apa yang dimaksudkan oleh laki-laki itu , ibu penjual itu menceritakan tentang kejadian itu.
"Jadi begitu." Akhirnya mereka berempat mengerti apa yang terjadi. Mereka berempat melanjutkan makan siang mereka.
"Ternyata masih ada orang baik." jawab Aldo yang mengakui wanita itu masih peduli dengan orang sekitarnya.
Mereka bertiga setuju dengan apa yang Aldo katakan, tiba-tiba salah satu dari mereka langsung memberi kode.
"Ayo cepat kita habiskan. kurang 10 menit lagi,Waktu istirahat kita mau habis." mereka langsung cepat menghabiskan makan siang mereka dan kembali lagi bekerja.
Ditempat lain
Valen baru saja datang ditempat kerjanya. Didepan kasir ada 2 orang yang masih berjaga.
"Anita, Lily."
"Iya mbak." jawab Anita yang baru saja selesai merapikan kantong plastik.
"Lebih baik kalian istirahat, dibelakang ada makanan untuk kalian berdua. Jika bisa kalian jaga bergantian ." kata Valen yang mengingatkan sudah waktunya mereka istirahat.
"Iya mbak." jawab mereka berdua, Valen pun menuju ruang belakang. Valen meletakkan nasi bungkus diruang belakang, Sedangkan Valen makan diruang kerjanya.
Valen pun belajar untuk hidup sederhana dengan menikmati makan bungkus tanpa dia harus makan di restoran. Valen pun belajar dari semua pengalamannya, hingga membuat sadar diri untuk lebih belajar menghargai sesuatu.
Dari kejadian yang dulu pernah dia alami membuat dia sadar diri untuk berubah dan mencari yang baik untuknya. Hingga dia memulai belajar bisnis hingga sampai sekarang bisnis yang dia jalankan membuahkan hasil.
Setelah selesai makan siang, dia segera keluar keruang kerjanya.
"Aku tinggal dulu ya." pamit Valen pada mereka berdua yang saat itu berjaga didepan meja kasir.
"Iya mbak." jawab mereka berdua, Valen langsung pergi dengan sepeda motor miliknya.
Valen pergi menuju toko roti, dia sengaja membeli sesuatu cemilan roti untuk dia makan di kost.
Setelah selesai membayar, Valen segera pulang ke kostnya. Setelah sampai di kost Valen segera merapikan beberapa buku yang tertumpuk di atas meja.
Valen pun tiduran diatas tempat tidurnya dengan santai memainkan Handphone miliknya.
Tiba-tiba saja Handphone miliknya berdering.
"Hallo sayang."
"Mama." jawab Valen yang kaget mamanya telepon dirinya.
"Bagaimana kabar kamu sayang?" tanya Mama Monica Pada putrinya.