NovelToon NovelToon
Cinta Tapi Terpendam

Cinta Tapi Terpendam

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Kantor
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: ErvhySuci

Mencintai atau dicintai?
Tapi kenyataannya memang tidak seindah dalam khayalan.
Antara mementingkan perasaan atau ego yang didahulukan.
Tapi cinta memang tidak pernah salah. Karena cinta bisa hadir di hati siapapun , kapanpun , dan di manapun.
Entah itu di sengaja atau tidak disengaja , cinta akan bersemi walaupun terpaksa.
Tapi , bagaimana dengan cinta yang terpendam?
Ego yang tinggi itu apakah bisa terhempas oleh kekuatan cinta?

Let's go , follow my story...
Dan kamu akan tau , betapa rumitnya kisahku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErvhySuci, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 009

Hari nampaknya begitu sangat cerah. Namun ternyata tidak secerah hati Aera. Perasaannya kembali dibuat berantakan entah yang ke berapa kalinya.

Aera masuk ke ruang sang bos dengan membawa beberapa berkas penting seperti biasanya. Ia meletakkannya di meja begitu saja. Ia diam sesaat , lalu kemudian ia akhirnya keluar lagi dan kembali keruang kerjanya.

Pagi yang seharusnya masih semangat-semangatnya , justru malah tampak begitu penat. Entahlah , Aera berulang kali menatap pintu ruangan sang bos. Berharap jika bosnya akan segera datang. Namun tampaknya sampai siang ini , lelaki itu tidak menampakkan dirinya.

Aera tampak menghela nafas. Jam istirahat kali ini akan ia gunakan untuk tidur saja. Rasanya ngantuk sekali , ia butuh memejamkan matanya untuk beberapa saat.

Kurang lebih sepuluh menit gadis itu baru memejamkan matanya , ia kembali di buat kaget oleh seseorang yang memanggilnya.

"Ra , eh lo tidur ya. Sorry gue ganggu. Lo lanjut tidur lagi aja deh." ucap Felia yang niatnya mau mengajak makan siang.

Aera memejamkan matanya kembali. Ia hanya minum susu , walau begitu itu tidak membuatnya merasa lapar. Perutnya masih tergolong aman untuk di ajak berkompromi tidur.

Ponselnya berbunyi dan alhasil membuat Aera tersentak kaget. Ternyata itu hanya bunyi alarm yang tadi sempat ia aktifkan.

Aera duduk sempurna dan merapikan rambutnya. Gerah sekali siang ini. Apakah mungkin karena ia baru bangun tidur.

Rambut panjangnya ia sisir menjadi satu. Ia pun mengambil ikat rambut di mejanya untuk mengikat rambutnya seperti ekor kuda. Ia berfikir tidak masalah tidak menggerai rambutnya , karena bosnya mungkin hari ini tidak berangkat.

Tampaknya waktu sudah menunjukkan pukul dua. Ia pun bergegas menuju ke ruang sang bos berniat untuk mengambil kembali berkas-berkas yang ia letakkan tadi pagi. Ia harus menyimpannya untuk besok di serahkan kembali jika bosnya datang.

Aera melangkah masuk dan menutup pintu kembali. Ia melihat sekeliling. Ada beberapa foto keluarga lengkapnya terpajang rapi disini. Ia melangkah pelan menuju meja , ia bertanya-tanya mengapa lelaki itu tidak datang ke kantor hari ini. Gadis itu pun mengambil satu persatu berkas yang ia tumpuk.

Ceklek!

Pintu terbuka. Dari sana , muncullah lelaki yang sejak tadi pagi tidak pergi dari otak gadis itu. Ya , bosnya datang dengan kemeja abu-abu lengkap dengan jas hitamnya. Rambutnya masih terlihat agak basah. Itu membuatnya terlihat tampak lebih segar dan sukses membuat siapapun itu terpesona.

"Ada apa?" ucap Derry tampak begitu tenang yang sukses membuat Aera tersadar setelah tertangkap basah beberapa detik menatapnya secara terang-terangan.

"Pak Derry , maaf saya kira bapak nggak datang kekantor. Ini ada beberapa berkas yang dari tadi pagi saya taruh di sini pak. Saya berniat menyimpannya untuk bapak tandatangani besok." ucap Aera dengan tersenyum.

Entah ada angin apa , perasaannya tiba-tiba saja menghangat ketika beradu pandang.

"Maafkan saya , tadi malam saya pulang ke rumah mama. Hari ini sebenarnya saya di minta untuk libur. Tapi saya gak bisa ninggalin kerjaan." ucap Derry yang kemudian menghampiri Aera yang masih berdiam diri di samping meja.

"Sekali dua kali nggak apa-apa kali pak. Mungkin ibu Henny sedang ingin bersama putranya." ucap Aera.

"Kamu tau kan , hidup sendiri itu lebih menyenangkan." ucap Derry dengan tersenyum. Sedetik kemudian , lelaki itu duduk di kursi miliknya.

"Tapi pak , hidup bersama seseorang yang kita sayangi atau mungkin pasangan akan jauh lebih membahagiakan." ucap Aera dengan tersenyum.

"Oh ya ? Kenapa kamu hidup dengan sahabatmu? Kenapa tidak dengan pasanganmu?" ucapan Derry sembari membuka berkas di depannya , namun ucapannya sukses membuat Aera kesal saja.

"Bapak jangan menyangkut pautkannya dengan kehidupan saya." ucap Aera dengan wajahnya yang tampak masam.

"Memangnya kenapa?" ucap Derry terdengar begitu santai.

"Nggak baik aja." ucap Aera.

"Nggak ada yang berhak melarang saya melakukan apapun. Termasuk tau tentang kamu , bahkan sesuatu yang mungkin kamu simpan sebagai privasi sekalipun." ucap Derry dengan tenang.

"Bapak tau apa tentang saya?" ucap Aera dengan menatap lelaki yang sedang fokus pada mejanya.

"Banyak hal." ucap Derry singkat sembari tanda tangan.

"Wajar aja sih pak kalau seorang atasan mengetahui tentang latar belakang anak buahnya. Itu hal yang umum terjadi di luar sana juga." ucap Aera dengan tenang.

Lelaki itu tampak menghela nafasnya. Ia berdiri lalu menatap wajah Aera.

"Ada apa pak?" tanya Aera.

"Sudah saya tanda tangani." ucap Derry dengan menyerahkan beberapa berkas itu kepada Aera. "Jangan lupa untuk acara nanti malam ya." ucap Derry mengingatkan saat Aera sedang mengecek berkas itu.

Aera menutup berkas itu , lalu memandang bosnya dengan tersenyum.

"Tenang aja pak. Saya akan melakukan yang terbaik." ucap Aera dengan tenang.

Derry mengalihkan pandangannya ke jendela luar.

"Baguslah." ucapan Derry terdengar tampak kaku sekali.

"Kalau begitu saya kembali ke ruangan dulu ya pak. Permisi pak." ucap Aera dengan sopan.

"Iya silahkan." ucap Derry yang kemudian berjalan menuju kaca besar.

Derry memandang jauh. Padat sekali kota itu , nampak hanya ada beberapa pepohonan yang menjulang tinggi. Serasi dengan udara panas yang setiap hari membakarnya.

-

-

Di dalam ruang sekretaris , Aera tampak sedang membereskan mejanya yang terlihat berantakan. Ia selesaikan tugasnya hari dengan sempurna. Laptop putih itu adalah temannya bekerja sehari-hari. Lalu ia memasukkannya kedalam tas.

Aera melihat jam di layar ponselnya ,ternyata sudah menunjukkan pukul 15.55 wib. Lima menit lagi ia akan keluar dari kantor. Ia pun bersandar pada kursinya , lalu ia memejamkan matanya sejenak.

Namun tiba-tiba , pintu yang tertutup itu tiba-tiba saja terbuka tanpa di ketuk terlebih dahulu. Hal itu sontak membuat Aera terkejut , ia membuka matanya lalu duduk dengan sempurna.

Aera berdecak kesal sembari menatap siapa yang datang.

"Bapak kalau datang harusnya ketuk pintu dulu." ucap Aera pada bosnya yang kini sepertinya tampak sedang memperhatikan dirinya.

"Maaf , lupa." ucap Derry dengan tenang lalu menghampiri meja namun tidak duduk.

"Ada apa pak ?" ucap Aera bertanya.

"Kamu pulang sama siapa ?" tanya lelaki itu dengan menatapnya.

"Saya setiap hari pulang sendiri pak. Memangnya kenapa?" ucap Aera dengan bingung.

"Ya udah , kalau begitu saya tunggu kamu di mobil." ucap Derry dengan wajahnya yang tampak santai sekali tanpa memikirkan otak Aera yang dipenuhi banyak tanda tanya.

"Ishh!! Emang ya , selalu aja bikin kesel. Mau ngapain coba nungguin gue di mobil segala? Mau ngomong apa lagi , kan bisa disini aja." ucap Aera setelah bosnya itu pergi dan menutup pintu kembali.

Menit demi menit berlalu begitu cepat saja rasanya. Aera membawa tasnya dan bersiap-siap pulang. Namun sebelum ia keluar , ia melepaskan ikat rambutnya. Ia menggerai rambut panjangnya begitu saja.

Entahlah , hatinya tergerak mengingat ucapan Derry sewaktu di villa saat itu. Dan entah kenapa , ia pun juga ingin selalu tampil cantik di depan bosnya. Meskipun ia tidak tau apakah lelaki itu dapat menyukainya atau tidak.

"Demi siapa gue cantik gini ?" ucap Aera sambil keluar dari ruangannya.

Aera berjalan di parkiran mobil , ia mencari-cari dimana bosnya memarkirkan mobil. Ia sebenarnya takut jika banyak orang yang melihatnya saat masuk mobil bosnya di luar jam kerja. Ia takut orang akan berfikir macam-macam.

Mobil hitam itu ternyata terparkir di parkiran paling pojok. Aera yang melihat mobil itu langsung menengok kanan dan kiri. Ia harus memastikan jika keadaan sekarang aman untuknya jika masuk mobil itu. Pasalnya , ia tidak pernah memiliki riwayat buruk di kantor.

Lelaki itu tampak tersenyum dari dalam mobil melihat Aera yang celingak-celinguk di luar saat menghampiri mobilnya.

Aera pun membuka pintu mobil dan masuk dengan cepat. Setelah Aera duduk sempurna , ia menatap bosnya yang tampak tersenyum sedikit namun tak memandangnya.

"Bapak tersenyum kenapa ?" ucap Aera.

"Kamu di kejar setan ?" ucap Derry dengan santainya yang membuat Aera menghela nafas panjang dan membuangnya dengan cepat.

"Iya." ucap Aera dengan singkat namun tegas.

"Pakai seat belt nya dulu." ucap Derry dengan tenang.

"By the way , ada apa ya pak? Kan urusan kantor sudah selesai. Nggak ada ketemu klien kan?" ucap Aera bertanya-tanya.

"Iya urusan kantor udah selesai. Dan sekarang tinggal urusan kamu sama saya." ucap Derry sembari menjalankan mobilnya keluar dari area kantor.

"Maksud bapak gimana ?" ucap Aera yang tampak bingung.

"Saya cuma mau memastikan aja kalau kamu sampai di rumah itu dengan keadaan selamat. Jadi saya akan antar kamu pulang. Biar acara nanti malam berjalan dengan lancar." ucap Derry dengan tenang.

Ucapan Derry membuat Aera tersenyum namun senyuman itu ia sembunyikan. Ia tersenyum bahagia , walaupun hanya didalam hati saja. Entahlah , perhatian itu terasa nyata sekali.

Seandainya saja itu benar-benar terjadi...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...Next......

1
Rita Riau
pak bos kayaknya ada rasa tuh Ra kekamu,,🤔😍
Muna Junaidi
Ter baik thor
Rita Riau
izin mampir Thor,,, kayaknya seru nih
vii~Suci❤️: makasih banyak kak🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!