Sebuah kejadian yang membuat seorang Anaya Putri (23tahun) harus hamil tanpa seorang suami. Naya harus merelakan kehormatannya ketika insiden tidak disengaja yang ditimbulkan karena salah alamat dan menjadi cinta satu malam bersama dengan pria asing.
Naya hidup sebatang kara, dia harus melahirkan, membesarkan dan merawat anaknya. Saat sang anak sudah besar, ternyata dia memiliki sifat yang sangat genius dan berusaha menyatukan kedua orangtuanya.
Mampukah Anaya menjalani kehidupannya?
Akankah kebahagiaan menyapanya di akhir kisah nanti? Dan siapa pria yang sudah membuat Naya menjadi berbadan dua?
YUK SIMAK KELANJUTANNYA 🥰
JANGAN LUPA SELALU MEMBERIKAN JEJAK MANIS DI SETIAP BAB NYA 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom AL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab #23
Pagi hari, Anaya membuka kelopak matanya dan pemandangan pertama yang dia lihat adalah wajah tampan sang suami. Abi kala itu masih memejamkan mata dengan nafas teratur, Naya pun memangku sebelah tangan dan memiringkan tubuh sambil setia menatap Abimanyu.
Abi yang sebenarnya sudah terbangun hanya tersenyum dalam hati melihat Anaya, dia memicingkan matanya sedikit untuk melihat kelakuan Anaya di pagi hari ini.
"Ternyata Mas Abi sangat tampan." gumam Naya.
'Dia baru sadar jika aku ini memang tampan?' ucap Abi dalam hati.
Anaya memonyongkan bibirnya guna mengecup dahi Abi tetapi semua itu terpotong karena Anaya terkejut ketika Abi membuka matanya.
Naya menjauhkan wajah dari dahi Abi, dia mengerjapkan mata beberapa kali untuk menetralkan detak jantung yang berdetak kencang.
"M—mas, sejak kapan kamu sudah bangun?"
Abi mengikuti gaya Anaya, dia memangku sebelah tangan di kepala dan menatap sang istri dengan penuh cinta.
"Sejak kamu mengatakan jika aku ini tampan."
Anaya menutup wajah menggunakan kedua telapak tangannya, dia sangat malu karena ketahuan mengangumi Abi secara tersembunyi.
"Kenapa tidak terus terang? Ayo, aku ingin kamu mengatakan jika aku ini sangatlah tampan. Aku sudah bangun dan kamu bisa memujiku sekali lagi."
Abi menarik tangan Anaya hingga terlihatlah wajah milik Naya yang bersemu merah bak kepiting rebus. Mereka berdua saling menatap dengan lekat, perlahan kemudian keduanya memejamkan mata secara bersamaan dan memajukan bibir mereka agar bisa mengecup satu sama lain. Namun, baru saja permainan ingin dimulai, suara ketukan pintu membuyarkan rencana Anaya dan Abi untuk melakukan olahraga pagi.
Anaya menatap ke arah pintu, terdengar suara anak kecil memanggil dirinya dengan sebutan Mama.
"Jam berapa ini, Mas?" Anaya melirik jam yang ada di meja lampu.
Dirinya segera beranjak dari ranjang karena jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi.
Abi heran melihat Anaya yang seperti terburu-buru, dia mengedikkan bahu sambil turun dari ranjang dan berjalan dengan santai menuju kamar mandi.
Anaya membuka pintu, dia mengusap wajahnya yang mungkin masih kusam akibat bangun tidur. Setelah pintu terbuka, terlihat senyum manis Al menghiasi wajah tampannya.
"Sayang?" Anaya berjongkok guna mensejajarkan tubuhnya dengan Al.
"Mama baru bangun?" Al menatap Anaya dengan seksama.
Anaya hanya memasang puppy eyes, dia tahu pasti Al akan menegurnya karena terlambat bangun.
"Mama tidak sholat subuh?"
Anaya menggeleng dengan mengerucutkan bibir.
"Mama sudah meninggalkan kewajiban Mama." Al berkata dengan datar.
"Maafkan Mama, Sayang. Mama janji kali ini aja Mama terlambat bangun, Mama kelelahan karena resepsi tadi malam." Anaya menghela nafas berat.
Al memeluk Anaya dan dia mengecup dahi Naya.
"Janji Mama gak boleh di ingkari."
Anaya mengangguk dengan raut kesenangan. "Al mau masuk ke dalam? Mama mau mandi dulu."
Al menyembulkan kepalanya di pintu kamar lalu sejenak kemudian dia menggeleng.
"Al akan menunggu di bawah saja bersama dengan Oma dan yang lainnya." Al tersenyum lalu pergi dari depan kamar Anaya.
Anaya bersyukur karena dia memiliki anak yang sangat bijak dan pengertian seperti Alvarendra, dirinya segera menutup pintu dan masuk ke dalam kamar. Saat Naya baru saja tiba di ranjang, dia pun memalingkan wajah karena melihat Abi yang keluar dari kamar mandi hanya menggunakan lilitan handuk di pinggangnya.
Abi yang mengerti akan keterkejutan Anaya langsung bergegas menghampiri Naya, dia sengaja ingin mengerjai sang istri.
"Sayang?" panggilnya dengan suara berat tepat di telinga Anaya.
Anaya membuka telapak tangan yang menutupi wajahnya, dia melirik kebelakang dan ternyata Abi sudah menempelkan tubuhnya di punggung belakang Anaya.
Anaya menjerit dan dia bergegas lari masuk ke dalam kamar mandi. Sementara Abi, dia hanya terkekeh melihat tingkah laku Anaya yang sangat pemalu.
•
•
**TBC
HAPPY READING
BANTU DUKUNG KARYA MOM YUK 🌹
🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️**