'Ketika nona arogan berubah'
Apakah kalian berfikir bahwa aku akan berubah menjadi gadis yang baik,sopan,ramah,rendah hati?
Kalian salah,aku akan berubah menjadi malaikat pencabut nyawa untuk orang-orang yang menghancurkan kehidupan ku.
***
Alana Blanchard meninggal di usia 18 tahun karna tertabrak mobil truk yang membuat tubuhnya hancur dan tak berbentuk,bahkan hanya kepalanya yang terkubur karna keluarganya tak mau repot-repot mencari bagian tubuh lainnya.
Bahkan semua orang menganggap kematiannya adalah sebuah berkat,termasuk keluarga dan juga tunangannya.
Namun Tuhan memberikannya kesempatan kedua,hingga ia kembali ke satu tahun lalu dimana setahun kemudian adalah hari kematiannya.
Namun Alana hanya sendiri melawan keluarganya yang berpengaruh besar,belum lagi dengan keluarga tunangannya yang punya organisasi mafia.
Akhirnya Alana meminta bantuan Paman kecil dari tunangannya,yang ia tahu adalah orang terpenting dan paling berpengaruh dikeluarga besar mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hantari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Peringatan
Alana kembali ke sekolah,namun hari ini ia tidak menggunakan mobil,ia memilih naik taxi karna belum sempat membeli mobil, meskipun ia tidak akan membeli mobil mahal nantinya yang penting bisa di gunakan.
"Eh kok nona muda yang katanya kaya raya gak pernah naik taxi tiba-tiba turun dari taxi?"
Baru saja tiba di depan gerbang Alana langsung di sambut Dinda yang sedang melakukan patroli.
Alana memilih mengabaikan sekretaris OSIS itu karna tidak ingin mencari keributan,ia melewatinya begitu saja namun baru saja beberapa langkah Dinda tiba-tiba menahan tangannya dengan kasar.
"Eh mau kemana lho?!,lho itu sekarang bukan siapa-siapa lagi di sekolah ini,lho bukan anak pemilik sekolah ini lagi jadi lho gak usah banyak gaya-gayaan lagi,sekarang kutip sampah dari ujung sana sampai ke parkiran,dan gue gak mau ada satupun sampah yang tertinggal!",Ucap Dinda berbicara arogan dengan melipat tangan di depan dada melihat Alana dengan tatapan merendahkan,"Cepat lakuin!", gertaknya saat Alana masih tidak bergerak.
"Anggap aja ini balas dendam,karna selama ini lho selalu semena-mena sama gue,mentang-mentang anak pemilik sekolah.Tapi untung sekarang bukan lagi jadi giliran gue untuk nyiksa lho dan ini masih permulaan!"
"Untuk urusan sampah bukankah sudah ada tukang kebersihan di sekolah ini?",tanya Alana dengan nada santai namun wajahnya datar dan dingin.
"Tukang kebersihan lagi bersihin halaman belakang,dan kebetulan di sini belum jadi gak ada salahnya kan lho bersihin, udah cepet bersihin!"
Alana mendengus pelan,kenapa perempuan di depannya itu mengesalkan dan sama sekali tidak masuk akal sekali,seperti sengaja memancing kemarahannya dan ia yakin itu memang tujuannya jadi ia akan mengikuti permainannya.
"Ya sudah kamu lakukan sendiri saja,aku gak ada waktu"
Dinda tersenyum saat Alana melewatinya begitu saja,ia kembali menarik kasar tangan Alana namun sebelum ia sempat melakukannya tiba-tiba Alana berbalik mencengkram kuat pergelangan tangannya.
"Akhhh...sakit!,Alana lepasin!,lho gila ya aaa...tangan gue bisa patah!"
"Aku sudah memperingatkan sebelumnya,dan sekarang aku akan kembali mengingatkan,jika kamu masih menyayangi tangan mu jangan pernah sekali-kali menyentuh ku atau mencari perkara denganku atau aku akan membuat mu menyesal!",Alana menghempaskan tangan itu dengan kuat, kemudian langsung pergi begitu saja.
"Hiks lho Gila Alana!",tangis Dinda melihat tangannya yang sudah membiru dengan begitu kesakitan,hampir saja tangannya patah.
***
Alana berjalan di koridor sembari mendengarkan beberapa orang yang berbisik tentang dirinya yang keluar dari keluarga Blanchard.Kenapa berita tentang dirinya keluar dari keluarga Blanchard bisa secepat itu di ketahui dan menyebar luas,apakah seseorang sudah tidak begitu sabar lagi untuk merebut posisinya.
"Alana"
Saat sudah hampir sampai di kelas tiba-tiba seseorang memanggilnya, sehingga mau tidak mau ia berbalik karna kenal dengan suara itu.
Celine,ya itu Celine dengan wajah cantik namun sok polos dan tentu saja munafik.
Alana tetap berdiri di posisinya menatap Celine yang tersenyum lugu di depannya, tentu saja karna di sana ada banyak orang.
"Ikut aku sebentar!",tanpa meminta persetujuan Celine menarik tangan Alana dan membawanya ke toilet.
Alana menghempaskan tangan Celine setelah sampai di toilet perempuan.
"Apa yang ingin kau katakan?",tanyanya datar.
"Aku ingin meminta maaf karna membuat mu keluar dari keluarga Blanchard, sebenarnya itu bukan keinginan ku tapi kau sendiri yang ingin keluar,jadi...",Celine tiba-tiba mendekat dan menjinjit agar sampai ke telinga Alana,ya karna Alana lebih tinggi darinya."Aku telah menepati ucapan ku 5 tahun lalu,kau masih ingat",bisik Celine tepat di telinga Alana, setelah itu ia kembali pada posisi berdiri menatap wajah Alana dengan tersenyum lebar.
Sementara itu Alana sama sekali tak mengubah posisi berdirinya yang tegak dan tampilannya yang tegas meskipun otaknya sedang bernostalgia.
Flashback
"Alana dalam lima tahun ke depan aku akan merebut semuanya dari mu, seluruh kasih sayang keluargamu,kekuasaanmu,kak Rafael dan menguasai seluruh harta keluargamu, setelah itu aku akan mengusir mu dari rumah membiarkan mu menjadi gelandangan!"
"Kau tidak akan bisa melakukannya!,karna aku tidak akan membiarkannya terjadi, papa mama kakak-kakak ku dan juga Rafael adalah milik ku, seluruhnya adalah milik ku,kau hanya anak pungut yang sama sekali tidak berharga yang di besarkan keluarga ku karna kasihan,jangan bermimpi terlalu tinggi"
"Kita lihat saja nanti!"
Flashback selesai
"Oh,hanya itu",balas Alana kemudian langsung berbalik,seperti sama sekali tak berminat.
Hal itu tentu saja membuat Celine kesal,ia telah menang tapi melihat Alana seperti itu membuatnya tak puas dan merasa tak menang,ia ingin melihat Alana menangis dan memohon-mohon padanya sehingga ia bisa memperlakukannya seperti bagaimana dulu dirinya di perlakukan,tapi apa sekarang?,Alana hanya biasa saja seperti itu semua tak penting untuknya.
"Tidak,aku tidak terima",geramnya dalam hati.
"Alana",panggilnya lagi,tapi yang di panggil sama sekali tak mempedulikannya, sehingga dengan cepat ia berlari dan berdiri di depan Alana,kemudian mengangkat tangannya untuk menampar wajah mulus itu.
Alana begitu malas menghadapi Celine, semuanya pasti akan menjadi drama sebentar lagi,ia mencekal tangan Celine kuat sampai berbunyi sehingga membuat wajah Celine memerah menahan sakit.
"Aaaa!!!"
Belum sempat Celine berteriak keras,Alana kini mengangkat tangannya dan mencekik leher Celine kuat memojokkan nya ke wastafel dan menekan pinggangnya kuat ke wastafel itu.
Celine terkejut bukan main karna Alana mencekiknya seperti berniat membunuhnya, tangannya tertahan di wastafel untuk menahan pinggangnya yang begitu sakit.
"Kau selalu ingin bermain-main dengan ku rupanya?",Alana tersenyum bak iblis.
"Al...uhuk....lep...",Celine memukul-mukul tangan Alana dengan sisa tenaganya,sungguh itu sakit luar biasa namun Alana seperti tak mendengarkannya,ia bisa melihat tatapan Alana begitu dingin dan tak berekspresi.
"Kenapa dia berubah sekarang?"
Brak!!
Alana tiba-tiba melempar sabun pencuci tangan yang ada di depan cermin ke sembarang arah,sehingga mengenai seseorang yang ternyata bersembunyi di balik salah satu pintu toilet.
"Aaa!"
Teriak seseorang dari balik pintu karna terkejut dengan lemparan keras Alana,dan mendengar suara itu Alana langsung melepaskan tangannya dari leher Celine, kemudian berjalan dengan langkah perlahan ke arah pintu dimana ada seseorang bersembunyi,kaki jenjangnya terangkat dan mendorong pintu dengan kuat sehingga membuat seseorang di balik pintu terdorong hingga langsung terduduk di kloset.
Senyum smrik muncul di bibir Alana,ia menarik kerah baju perempuan itu yang tak lain adalah Dinda yang sejak tadi merekam mereka.
"Ternyata kalian bersekongkol?", tanyanya dengan nada mengintimidasi dan senyum devil tepat di depan wajah Dinda.
Dina kesusahan menelan salivanya,entah kenapa Alana yang di depannya itu sekarang tampak begitu menyeramkan, rasanya ia seperti sedang melihat hantu,"Al... Alana...jika kau berani macam-macam dengan ku,aku...akan menyebarkan video i...ini!", ucapnya terbata-bata saking gugup dan takutnya dengan aura Alana yang tampak seperti iblis sekarang.
"Oh ini?",Alana secepat kilat merebut ponsel di tangan Dinda,kemudian dengan ringan tangannya melemparkan ponsel milik Dinda ke tembok hingga hancur tak berbentuk.
"Ka...Kau!!",teriak Dinda begitu terkejut saat ponselnya hancur di depan matanya.
Alana mengutip pecahan ponsel itu kemudian menghancurkannya kartu memorinya,"Aku sudah memperingatkan mu sebelumnya,kau ingin melihat versi diri ku yang lebih menyeramkan dari ini?",sinis Alana kemudian berbalik mendapati Celine yang terbatuk-batuk.
"Celine-celine kau masih jauh di bawah ku untuk bersaing denganku,kau pikir dengan mendapatkan semua yang ku punya kau telah menang?,kau salah besar", setelah mengatakannya tanpa peduli lagi ia pergi begitu saja,namun saat di depan pintu ia berhenti untuk mengotak-atik ponselnya sembari tersenyum devil ke arah Celine, setelah itu ia kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku dan meninggalkan toilet itu.
Di waktu yang sama Celine kaget dengan ponsel di sakunya bergetar,dengan perlahan ia mengambilnya dan betapa syoknya ia saat mendapatkan sebuah kiriman Video berdurasi dua menit.
Bersambung...