Kesedihan mendalam karena diselingkuhi sang tunangan, membuat Sanum menerima tawaran Vevita sahabat baiknya. yang memberikan Sanum sebuah voucher liburan Menaiki kapal pesiar termewah, yang tidak sembarangan orang bisa memasuki nya.
Kesialan pun berlanjut, Sanum yang setengah mabuk salah memasuki kamar. Rasa kecewa dan penghianatan membuat dia Ingin membalas dengan pria yang dianggapnya sebagai pria bayaran yang dikirimkan oleh Vevita untuk menemaninya selama liburan.
Setelah melalui malam panjang, One Night Love dengan pria itu. Sanum pun pergi begitu saja, dia pun menghilang setelah mengetahui jika dia hamil anak kembar. pertemuan tak terduga kembali setelah Sanum bekerja diperusahaan besar yang ternyata dipimpin oleh pria yang dianggap nya sebagai pria bayaran malam itu.
Mampukah Sanum mempertahankan anak-anaknya, atau memilih kembali pada tunggangan nya Rendi.?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Revano, Devan dan Davina
Devan dan Revano kembar identik, wajah kedua anak laki-laki nya sangat mirip sekali dengann laki-laki bayaran itu, hidung mancung, kulit putih bersih dan tatapan kedua Bayi itu sama sekali tidak mirip dengan Sanum. sementara sibungsu Davina mempunyai banyak kemiripan dengan Sanum.
“Selamatmat ya Bu atas kelahiran anak-anak kembarnya,” ucap seorang perawat yang membantu Sanum.
“Iya terimakasih.” Balas Sanum tersenyum bahagia.
“Pasti suami ibu sangat tampan dan mungkin juga blasteran ya, soalnya terlihat dari bibit nya yang unggul.” Puji perawat satu lagi.
Sanum tersenyum hambar, ketika disebut tentang ayah atau suaminya, Sanum tidak peduli tentang siapa dan bagaimana anak itu bisa ada dan tumbuh dirahimnya, yang jelas Sanum sangat menyayangi tiga bayi yang masih mungil itu. Dia tidak menyangka mendapatkan tiga malaikat kecil sekaligus dalam waktu yang bersamaan, bagi Sanum kehadiran tiga Bai tidak berdosa itu merupakan anugrah terindah.
Sehingga Sanum bertekad membesarkan dan merawat ketiga buah hatinya.
Selama tiga tahun dihabiskan Sanum dirumah, merawat ketiga anak kembarnya, dan ikut membantu ibunya jualan diteras rumah. Melihat anak-anak nya mulai tumbuh sehat, sudah cukup membuat Sanum bahagia.
“Revano, hati-hati nak. Nanti jatuh!” teriak Sanum melihat Revano yang tidak pernah mau diam, dan terus main kejar-kejaran dengan adiknya Devan.
Davina, dia lebih suka main rumah-rumahan Barbie yang dibelikan oleh sang nenek, karena jualan mereka mendapatkan banyak pesanan dan laris manis sehingga, neneknya mampu membelikan ketiga cucunya mainan murah.
“Bu, sebaiknya besok aku harus mulai mencari pekerjaan,” Tutur Sanum sambil memperhatikan tingkah lucu anak-anak nya.
“Kenapa nak, apa pendapatan kita jualan dirumah tidak mencukupi kebutuhan mu?” tanya ibu.
“Bukan begitu Bu, tapi Sayang sekali pendidikan Sanum jika tidak digunakan. Sanum juga ingin merubah kehidupan kita. dan anak-anak bisa tinggal ditempat yang layak dan masa depan mereka kelak juga jauh lebih baik bu,”
“Baiklah nak, ibu sangat mendukung keputusanmu tersebut. Ibu doakan Semoga kamu cepat mendapatkan pekerjaan.”
“Besok, Sanum akan minta Bi Ijah untuk membantu ibu menjaga anak-anak.” Ucap Sanum.
“Ibu bisa sendiri nak,”
“Tidak Bu, anak-anak sudah mulai aktif dan tidak mau diam. Pasti ibu akan kecapean mengurus ketiga nya sekaligus, Sanum juga masih mempunyai sedikit tabungan buat bayar Bi Ijah sampai Sanum mendapatkan pekerjaan.”
Paginya, Sanum mulai bersiap dengan stelan pakaian yang sangat cocok dengan kulitnya yang putih besar. Ciuman hangat mendarat dikedua pipi gembul Revano dan Devan, dan yang terakhir sibungsu Davina. Dia mengerjapkan berkali-kali Mata nya menatap heran sng Mama yang sudah terlihat sangat cantik dan rapi.
“Mama mau pergi cemna?” ucap bibir mungil yang masih cadal itu.
Sanum meletakkan jari telunjuknya dibibir, “Ssssttt....., Davina sayang hari ini Mama mau cai kerja buat beli mainan baru. Jadi Davina ngak boleh rewel ya sama nenek!”
“Mainan balu ma,” pancaran mata Davina berbinar-binar.
“Ya sayang, doain Mama ya nak. biar dapat diterima bekerja.” Mencium dan memeluk tubuh mungil yang sedang memegang dot susu strawberry.
“Bay sayang,” melambaikan tangan pada Davina yang menatap kepergian sang mama, sebenarnya gadis kecil itu masih pengen tidur dipelukan Mama di pagi hari yang dingin.
Perlahan tangannya yang masih terlihat imut dan kecil terangkat keatas, membalas lambaian tangan Mama.
“Davina cucu nenek yang pintar, janga sedih ya. Semoga aja Mama dapat kerja,” mengajak Davina kembali masuk kekamarnya.
𝐭𝐩 𝐚𝐪 𝐩𝐢𝐧𝐠𝐬𝐚𝐧 𝐤𝐥𝐨 𝐥𝐚𝐩𝐞𝐫 𝐬𝐢𝐡 𝐧𝐮𝐦
𝐩𝐝𝐡𝐥 𝐮𝐝𝐡 𝟐𝟎𝟐𝟏 🤔🤔
kenapa mama n oma g bilang klo nama janda itu Shanum.. pasti langsung cuz KUA 🥰🥰