Leuina harus di nomor duakan oleh ibunya. Sang ibu lebih memilih kakak kembarnya.yang berjenis.kelamin pria. Semua nilainya diakui sebagai milik saudara kembarnya itu.
Gadis itu memilih pergi dan sekolah di asrama khusus putri. Selama lima tahun ia diabaikan. Semua orang.jadi menghinanya karena ia jadi tak memiliki apa-apa.
bagaimana kelanjutannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Melinda Damayanty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RINDU YANG BERKARAT3
Wina yang memeluk Luien tiba-tiba tubuhnya merosot. Luien panik dibuatnya. Ia pun memanggil Matilda untuk menolongnya.
"Matilda ... tolong, Mama pingsan!"
"Astaga ... Tuaan ... Tuan, Nyonya pingsan!' teriak Matilda panik..
Deon yang ada di ruang kerjanya terkejut mendengar teriakan Matilda. Pria itu lupa jika Luein datang hari ini. Ia pun bergegas turun ke bawah. Deon sangat terkejut putrinya datang,
"Luien?"
"Dad, Mama ...!" seru Luein lalu menangis.
Deon langsung mendekatinya dan menggendong tubuh sang istri ke kamar mereka di lantai atas. Luein dan Matilda mengikutinya.
"Matilda panggil Dokter Rodrigo!" titah Deon.
Perempuan itu pun langsung melakukan apa yang diperintahkan. Luein dan Deon yang menggendong Wina masuk ke kamar mereka.
Deon membaringkan tubuh istrinya di ranjang besar mereka. Luein langsung merebahkan dirinya di sisi sang ibu. Ia memeluknya. Deon membuka beberapa kancing baju istrinya agar Wina bisa bernapas lebih lega.
Deon duduk di tepi ranjang dan menghirupkan aroma therapy ke hidung istrinya. Wina sadar hanya belum bisa merespon apapun. Tak lama dokter datang dan memeriksanya.
"Nyonya Thompson menderita tekanan darah rendah akut atau disebut Hipotensi. Penyakit ini tidak dapat dianggap remeh karena berisiko menimbulkan kondisi yang berbahaya, yaitu syok. Hal ini terjadi ketika tekanan darah sangat rendah atau berkurang secara drastis, sehingga tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup!" jelas dokter panjang lebar.
"Untuk sementara, letakan kepala sama rata dengan jantung. Jadi peredaran darah lancar. Saya akan berikan banyak suplemen untuk menaikkan tekanan darah. Awasi makanannya, dan jangan stress. Liburan ke tempat-tempat yang nyaman bisa meredakan ketegangannya," jelas dokter lagi.
Deon meminta Matilda menyuruh suaminya untuk menebus obat.
"Tolong minta Chavo menebus obat ini Matilda!"
"Baik, Tuan!' sahut Matilda mengambil resep dari tangan majikannya.
"Belikan aku cokelat dan es krim," pinta Wina lirih.
"Es krim kemarin masih ada sayang," ujar Deon sambil mencium bibir istrinya sekilas.
Luien menopang kepalanya dengan tangan tersiku. Menatap betapa besar cinta ayahnya lada sang ibu yang dulu tak pernah dilihatnya.
Matilda akan membawakan es krim dan cokelat yang masih ada untuk majikan perempuannya. Deon lagi-lagi memagut bibir Wina kini lebih lama, hingga deheman Luein menganggetkan keduanya.
"Ouh ... kalian romantis sekali," ledek Luien iri.
"Bagaimana menurutmu, apa Daddy pantas bersama Mamamu?" tanya Deon lalu menempelkan pipinya di kening Wina.
Wanita itu merona karena malu. Luein sampai takjub melihat kecantikan ibunya. Walau dari dulu juga Ludwina sangat cantik.
"Aah ... aku baru tau jika Mama secantik ini!" puji Luein langsung memeluk Wina.
Wina mengelus tangan Luein dan mengecup kening putrinya itu. Sudah lama, Luien tak merasakan kecupan ibunya.
"Maafkan Mama, Nak," pinta Wina lirih.
"Mam ... please. Now more important is your health!" ujar Luein.
"Sayang," Wina ingin Luein memaafkan dirinya.
"Mam, selamanya kau adalah ibuku. Aku yakin, kau tak sengaja berlaku seperti kemarin dan aku tidak marah dan menyesalinya sama sekali," jelas Luein akhirnya.
"Louis meninggal karena bunuh diri," sahut Wina memberi tahu putrinya.
Luein terdiam sesaat. Menatap wajah sang ibu yang begitu terpukul dan menyesal telah melakukan kesalahan fatal hingga ia kehilangan putranya secara tragis.
"Dan itu karena Mama," lanjutnya dengan suara parau.
"Mam," panggil gadis itu.
Deon juga diam. Luien dapat membaca jika pria itu juga sangat menyesal dengan semuanya. Kemarin ketika pertama kali melihat raut ayahnya setelah sekian lama.
Deon berwajah muram dengan tatapan sendu dan duka yang mendalam. Luien juga merasakan betapa hancur hati kedua orangtuanya setelah mendapati kenyataan yang begitu menyakitkan.
"Mama yang mendapat Louis telah membujur kaku tergantung kaku di gudang atas dengan tali tersimpul mati di lehernya," Wina bercerita tentang bagaimana ia mendapat putranya mati secara mengenaskan.
"Mam!" Luein memeluk ibunya yang kini gemetaran.
Gadis itu sangat yakin jika ibunya pasti sangat terpukul mendapati hal seperti itu. Lueina mencium pipi ibunya.
"Mama, please ... sudahlah ...," pinta Luein agar ibunya menyudahi ceritanya.
Wina memiringkan tubuh ke arah putrinya. Ia memeluk erat Luien dan mengecup keningnya.
"Maafkan Mama. Mama terlalu egois, Mama terlalu memaksakan diri. Mama lah yang menyebabkan saudara kembarmu meninggal dan mengabaikan dirimu selama nyaris lima tahun ini," ungkap Wina dengan suara serak.
"Ma ... aku sudah memaafkan mu ketika mengambil mobil BMW seri dua tahun lalu," seloroh Luein.
"Ish ... kau ini," kekeh Wina.
Deon ikut tersenyum mendengar selorohan putrinya. Ia pun mencium dua wanita yang paling berarti di hidupnya sekarang. Pria itu ikut merebahkan dirinya di belakang sang istri, lalu merentangkan tangan memeluk keduanya.
"Aku bahagia mendapat dua wanita cantik di hidupku, satu istriku dan satunya adalah putriku," ujae Deon begitu bahagia.
"Sejak kapan Daddy bucin begini?" tanya Luein penasaran.
"Semenjak Daddy jatuh cinta lagi dengan ibumu," jawab Deon mengaku.
Luein menenggelamkan diri dalam pelukan sang ibu. Sudah lama ia tak bermanja seperti ini. Bahkan ketika kecil dulu, ia jarang sekali dimanja oleh kedua orang tuanya.
Sedang di tempat lain, Alex tengah memandangi kaca besar di panthouse miliknya. Pria itu sebenarnya tidak begitu menyukai tempat ini karena kaca itu tidak menunjukkan keindahan apa pun kecuali gedung tinggi yang juga berkaca di depannya. Gedung apartemen. Terkadang ia suka melihat adegan percintaan secara live di sana.
Adrian sudah memintanya untuk tinggal di mansion bersama ia dan Vic. Hanya saja, Alex terkadang ingin sendiri seperti ini. Tadinya ada unit khusus yang memiliki View dan spot paling bagus, harganya pun terbilang cukup tinggi. Sayang unit itu sudah milik orang lain.
"Andai aku sudah beristri .. mungkin seharian telanjang berdua tak masalah di sini, menikmati hari dengan sesi panas di ranjang, sofa atau meja makan," ujarnya bermonolog.
Lalu kemudian ia tertawa.
"Istri siapa!' runtuknya kesal.
Tiba-tiba wajah Luein yang tersenyum seksi tanpa sehelai benang di tubuhnya melintas pikiran Alex.
"Astaga ... kau mesum sekali!" runtuknya pada diri sendiri.
"Aku merindukannya," akunya jujur.
Alex lagi-lagi terkekeh, ia seperti orang gila yang berbicara sendirian. Ia pun mengambil jaket kulit dan kunci mobil.
Lalu tak berapa lama, sosok tampan itu sudah di lantai basemen dan menaiki mobil Ferrari hitam miliknya. Tak lama mobil itu sudah berada di sebuah klub. Hari masih pagi tentu tak ada orang di sana.
Kaki panjangnya melangkah menyusuri tangga. Beberapa sosok bertubuh tegap membungkuk memberi hormat setiap ia lewat. Semua karyawan yang ada di sana berwajah pucat.
"Buka pintunya!" titahnya pada dua pria bertubuh besar berpakaian serba hitam.
Pintu terbuka. Dua orang pria tengah tertidur tak sadarkan diri karena pengaruh obat. Alex memang meninggalkan Adrian dan Vic berdua tadi malam. Mengira dua adiknya itu segera pulang.
Ternyata, orang-orang suruhannya mengatakan jika dua pria ini pergi ke klub bertemu dengan beberapa kolega. Mereka diberi minuman.
"Berterima kasihlah kalian aku selalu menjagamu. Jika saja tidak. Kalian berdua akan digantung Daddy!" ujarnya sambil menggeleng melihat ketidak pekaan dua orang pebisnis hebat itu.
"Kalian sudah menangkap siapa yang menjebak dua adikku ini?'
"Sudah Tuan Muda!" sahut bodyguard menjawab.
"Bagus, panggilkan Dokter. Aku rasa mereka diberi obat bius dengan dosis tinggi," titahnya lagi.
"Baik, Tuan!"
Alex pergi meninggalkan Adrian dan Vic. ketika melewati manager bar.
"Kau tau kan keduanya siapa?" tanyanya pada pria yang kini berdiri dengan tubuh gemetar.
"Siapa pun yang terlibat, akan merasakan akibatnya!" ancam Alex dingin.
Semua merasakan aura membunuh dari pria itu. Semuanya pun ketakutan dan tinggal menunggu hari. Mati saat itu juga atau disiksa sampai mati.
bersambung.
waw ...
next?