Setelah melewati seratus kali kehidupan, akhirnya Liu Feng bisa menjadi manusia yang memiliki budi pekerti luhur dan menjadi Penguasa Benua Biru selama beberapa ratus tahun. Hal tersebut tidak lepas dari campur tangan gurunya yang berasal dari kalangan Dewa, yakni Dewa Kehampaan.
Setelah semuanya berjalan dengan baik, pada akhirnya Liu Feng mendapatkan kesempatan untuk menuju Alam Dewa dengan kehidupan yang baru namun memiliki ingatan yang sama dengan kehidupan sebelumnya di Dunia Fana.
Belakangan Liu Feng baru mengetahui, jika Fang Yuan merupakan Dewa yang terusir dari Dunia Dewa akibat kecemburuan Kaisar Dewa atas kekuatan yang dimiliki oleh Fang Yuan. Kaisar Dewa meyakini jika kekuasaannya akan direbut oleh seorang Dewa yang ia yakini sebagai Fang Yuan.
Atas kecurigaan sepihak inilah yang membuat Fang Yuan dikirim ke Dunia Fana dan tersegel untuk selamanya, oleh karenanya ia yang merasa mengalami ketidakadilan pun bertaruh atas kehidupan Liu Feng yang ternyata memiliki bakat unik
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Lim's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Informasi Turnamen Kota Shaanxi
Setelah melakukan serangkaian peristiwa yang cukup berat, Fang Yuan pun memutuskan untuk kembali beristirahat. Meski ia belum bisa mengalirkan energi Qi secara optimal namun ia sudah berhasil membentuk Meridiannya sendiri, bahkan jika hal ini diketahui oleh kultivator ahli sekali pun tentu akan membuat mereka muntah darah karena saking terkejutnya.
Sudah menjadi rahasia umum, jika dantian adalah hal yang sangat penting yang memiliki fungsi vital dalam mengalirkan tenaga dalam. Mustahil seseorang bisa menjadi kultivator tanpa dantian, mereka yang seperti ini hanya akan bisa menjadi ahli beladiri olah tubuh saja yang mengandalkan kekuatan fisiknya.
Ketika hari kembali berganti, Fang Yuan sudah bangun lebih awal dan membersihkan diri dengan kondisi yang jauh lebih baik. Pagi ini ia berencana untuk berjalan-jalan dan memulai hari dengan mencari beberapa informasi yang dapat ia gunakan untuk menambah rasa keingintahuannya.
"Apa yang sudah dikatakan oleh ayahmu semalam?" tanya Xie Xian saat melihat perubahan putranya.
"Tidak ada yang terlalu dikhawatirkan, hanya saja aku berjanji untuk mengembalikan kekuatanku dalam waktu satu bulan ini" jawab Fang Yuan saat menghadapi pertanyaan dari ibunya.
"Kamu terlalu memaksakan diri, sudahlah lupakan saja dan sebaiknya hari ini kamu temui Mei'er" ucap ibunya dengan nada khawatir.
"Apakah ibu sudah menjelaskan tentang kondisiku kepada Mei'er?" tanya Fang Yuan yang berpendapat tentang wanita tunangannya, Xiao Mei.
"Iya, walau bagaimanapun Mei'er adalah tunanganmu. Baik atau buruknya ia harus mengetahui keadaanmu" jawab ibunya dengan tenang.
"Baiklah ibu, aku akan menemuinya" ucap Fang Yuan yang memang memiliki rasa penasaran.
"Pagi ini kalian bisa bertemu di rumah makan dekat pusat Kota, sebaiknya kamu tetap berhati-hati dengan kondisimu yang belum pulih benar" ucap Xie Xian memberi pesan.
"Aku sudah baik-baik saja, ibu tidak perlu khawatir" kata Fang Yuan dengan penuh percaya diri.
"Ya sudahlah, sebelum pergi segera lakukan sarapan pagi. Kondisimu masih membutuhkan makanan bernutrisi tinggi.." ucap Xie Xian kembali mengingatkan.
"Baik Bu.."
Setelah melakukan sarapan pagi, Fang Yuan pun pamit untuk berjalan-jalan. Ia merasa bosan setelah dua hari berada di dalam kamarnya dan ingin melemaskan otot-ototnya agar tidak menjadi kaku. Fang Yuan juga menolak tawaran ayahnya yang ingin menemani, ia khawatir pengetahuannya yang sangat sedikit tentang kehidupan ini akan dicurigai.
Hal yang tidak disadari oleh Fang Yuan adalah perhatian orang-orang terhadap dirinya, mereka yang sebelumnya mendengar jika putra dari pasangan Fang Linpeng dengan Xie Xian itu terluka sangat parah kini harus menahan keterkejutannya. Banyak diantara mereka menduga jika hal ini berhubungan dengan pertolongan Tetua Li Chung yang datang kemarin malam.
"Bukankah ia terluka parah?"
"Lalu kalau itu bukan Fang Yuan, memangnya siapa?"
Beberapa orang tetangga mulai membicarakan Fang Yuan, mereka yang baru kali ini melihat pemuda tersebut jelas merasa heran dengan perubahan yang terjadi dengan begitu cepat.
"Fang Yuan berhasil lolos dari kematian..!"
Mereka semua merasa tidak habis pikir dengan keanehan ini, meski mereka tahu jika Tetua Li Chung memberikan pil pemulihan namun setidaknya Fang Yuan akan bertahan di atas tempat tidur dalam waktu yang lama.
Fang Yuan tidak mempermasalahkan anggapan orang-orang yang sedang sibuk mendiskusikan tentang dirinya, ia tampak cuek berjalan mengikuti langkah kakinya yang menuntun jalan. Meski ia tidak tahu arah, namun mengandalkan insting dan juga mengikuti arah keramaian maka ia memiliki cukup kepercayaan diri.
Sambil sesekali menghirup udara luar, ia berjalan dengan santai dan memperhatikan beberapa bangunan yang terdapat di pusat Kota Shaanxi. Ia merasakan jika kehidupan di alam dewa hampir sama dengan apa yang pernah ia alami di dunia fana, hanya saja kali ini ia belum bisa mengaktifkan Dunia Kehampaan yang di dalamnya banyak terdapat harta benda serta sumberdaya peninggalan dari gurunya.
"Kapan aku bisa memasuki Dunia Kehampaan?" gumam Fang Yuan sambil mengusap dadanya dengan perlahan.
Serangkaian peristiwa penyerapan Kristal Biru yang ia lakukan sebelumnya kembali terbersit di dalam ingatannya, hanya saja ia belum tahu lebih lanjut bagaimana mengaktifkan suatu benda yang ternyata menyimpan kehidupan seluas bumi dan langit itu.
Ia berjalan mengikuti keramaian, memperhatikan beberapa transaksi perdagangan serta percakapan antara dua orang atau lebih yang mulai banyak terdapat di sekitar pusat Kota saat sinar matahari mulai meninggi. Pada satu titik, pandangan matanya tampak menyipit memperhatikan selebaran yang berupa pengumuman tertempel di salah satu papan yang cukup strategis.
"Turnamen Kota Shaanxi?" mulut Fang Yuan sedikit tergerak.
Dengan seksama ia membaca pengumuman pertandingan yang digelar oleh Tuan Kota untuk mencari bakat jenius, peristiwa yang digelar setiap lima tahun sekali ini merupakan ajang penunjukkan bakat kaum muda. Mereka yang bisa mengikuti turnamen ini haruslah seseorang yang berada di bawah dua puluh tahun.
"Hmmm.. Menarik" gumam Fang Yuan dengan senyum tersimpul.
Untuk memenuhi rasa keingintahuannya, ia mencoba mencari informasi tentang turnamen bergengsi di kalangan pemuda Kota Shaanxi tersebut. Mereka yang menjadi juara, selain mendapatkan sumberdaya berharga juga akan diukir namanya dalam prasasti khusus yang menjadi pilar Kota Shaanxi. Siapapun orang yang namanya terukir dalam prasasti tersebut, maka ia dan seluruh keluarganya akan mendapatkan perlindungan dari Tuan Kota. Selain itu juga, sebagai pemenang akan mendapatkan peluang masa depan yang cerah di Kota Shaanxi.
"Sepertinya hal ini bagus untuk memulihkan nama ayah dan ibu" pikir Fang Yuan dengan tangan terkepal.
Bekas pertandingan internal di Klan Fang dua hari yang lalu tentu telah membuat namanya memburuk, oleh karenanya ia berpikir jika turnamen yang diikuti oleh seluruh anggota Klan di Kota Shaanxi akan menjadi lebih menarik dan berdampak lebih luas terhadap ketenaran keluarganya.
Setelah cukup mengerti dengan peraturan dan sejarah turnamen Kota Shaanxi, Fang Yuan bergegas menuju sebuah rumah makan yang diperkirakan akan menjadi tempat bertemunya ia dengan wanita yang dikatakan menjadi tunangannya.
Melihat Fang Yuan bisa berjalan seperti sediakala membuat tatapan beberapa pasang mata yang mengarah kepadanya menjadi heran, jelas mereka sudah mendengar tentang luka yang diterima oleh pemuda yang belakangan baru saja mengikuti proses pengakuan Klan Fang.
Fang Yuan memperhatikan seorang wanita cantik dengan menggunakan pakaian khusus berwarna biru dengan ditemani beberapa orang. Menyaksikan hal ini ia menarik napas dalam-dalam dan berkata.
"Maaf telah membuat kalian menunggu.."
Fang Yuan memberi salam kepada orang yang sepertinya merupakan orangtua dari gadis yang berbaju biru tersebut. Meski dengan informasi yang terbatas, seharusnya ia tidak salah menebak jika mereka bagian dari keluarga Xiao.
"Duduklah.." ucap seorang pria paruh baya dengan nada dingin.
"Terimakasih paman.." ucap Fang Yuan seraya duduk paling pinggir sesuai dengan tempat yang sudah disediakan.
Sekilas ia memperhatikan wanita yang berada di depannya, seharusnya itu adalah Xiao Mei yang menjadi tunangan dari masa kecilnya. Meski secara perasaan ia tidak memiliki perasaan tertentu pada gadis tersebut namun tidak dapat dipungkiri jika gadis tersebut memiliki pesona kecantikan yang pantas diperebutkan.
terima kasih Thor..
mudah2xan crazy up..
semangat