NovelToon NovelToon
THE BEUTIFUL MAFIA

THE BEUTIFUL MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: yusnita hasibuan

“ Tubuh mu di ranjang ku atau kepala mereka di tempatmu”

Darren Ludovic menginginkan renata, sang beautiful mafia, jauh sebelum kekuasaannya bermula.

Ia terikat ambisi, lelaki itu selalu mendapatkan semua yang ia inginkan, kecuali renata, mafia cantik dari klan Louise yang memiliki satu per tiga wilayah Dan Fransco.

Sesuatu tiba-tiba terjadi, renata terjebak. Darren mendapatkan kesempatan untuk menuntaskan hasrat panas yang terus menggerogoti nya dari dalam.

Ancaman itu terlalu berbahaya untuk renata. Ia terjebak dalam situasi yang benar-benar sulit.

Apakah renata memberikan apa yang Darren inginkan?

Haruskah ia menyerahkan dirinya untuk seseorang yang terkenal biadab?

Sungguh, lelaki tampan, dan memesona itu tak lagi mengincar kekuasaan, melainkan dirinya, tapi kenapa?

Cinta, kekuasaan, hasrat, yang manakah yang harus dipenuhi?

Ketika cinta hanya menghasilkan penderitaan.

Kekuasaan hanya bisa membutakan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yusnita hasibuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

You See Me Up, Bastard!

    Dengan menggeram. Renata melilitkan selimut yang tebal itu ke tubuhnya sambil sesekali mengumpat.

     “ Sh*t! ergh! ” bibirnya mengetat. merasa benda itu berat, untuk dibawa serta. apalagi dengan kondisi tubuh dan persendiannya yang terasa sakit.

    Mata biru itu pun melayangkan pandangan ke arah sebuah pintu dikamar mandi.

     “ Ah, kamar mandi. ” sebelah alis terangkat setelah menggumamkan kata itu.

     Well, dia juga sebenar nya ingin cepat-cepat bertemu si brengs*k darren ludovic, untuk menagih janji lelaki itu untuk membebaskan adik dan anak buah renata.

    Rosita memandangi pergerakan renata, yang tampak kesulitan bak membawa baju pengantin yang berat, selimut tebal itu dipegang nya, dan diseret nya sampai ke kamar mandi.

    Meski demikian, kaki telanjang mulus milik renata Louise sesekali kelihatan diantara belahan sambungan selimut didepan. Ia tampak cantik meski berantakan.

     Rosita bahkan mengaguminya.

    Nama renata tentu sudah banyak dikenali, apalagi di kalangan mafia dan para anak buahnya.

    Dia yang menjadi legendaris, karena bergender wanita. Biasanya, yang mau bergelut di hal seperti ini adalah lelaki.sedangkan renata, dia memang punya sisi seksi, tegas, angkuh dan juga pemimpin yang bahkan bisa dilihat wajah dan perangainya.

      “ Dia keren, ” gumam Rosita pelan dalam hati.

      Saat tiba, renata langsung melepas selimut tebal itu ke lantai kamar mandi. cepat-cepat ia membuka kran dan minum dari sana.

     Nafas-nafas kesalnya masih terasa. oh! astaga dia begitu haus. Darren benar-benar brengs*k!

    Segera renata membilas wajahnya sesaat. Pipi dan semua bagiannya, bahkan mulutnya sudah penuh aroma sensual lelaki itu.

     Bunyi cipratan air yang menyegarkan mampu membuat ia sedikit merasa sejuk.

     Sungguh! ia tak menyangka semua ini telah berakhir. dikira renata dia akan pingsan, atau koma pagi ini.

     “ Haaaaaaah. ” Renta mendesah panjang. mata biru nya menjelajah mencari handuk lalu ditemukannya satu yang kecil.

    Padahal niatnya kesini adalah mencari benda itu untuk menutupi tubuhnya.

     Cepat-cepat ia mengelap wajah, dan nafas renata kembali tertahan, saat melihat kulit lehernya sedikit merah dan membiru.

    “ Sh*t! ”.Umpat renata lagi. Itu tanda yang cukup besar. Seperti serigala jantan yang menandai betinanya.

    Oh, sekelebat bayangan saat Darren mengh*sap kulitnya semalam membuat renata menelan salivanya.

    Jantung nya berdebar cepat karena benci dan juga ter*ngsang. Demi apa! harusnya tudak ada tempat untuk yang kedua itu.

     “ Nona renata waktu anda tinggal 2 menit lagi, saya khawatir tuan Darren akan marah. ”

      Apa katanya tadi? tuan Darren marah? apa peduli renata?! semua ini sudah selesai, dan ia bisa menghadapi amarah lelaki itu dengan lebih berani.

    Cepat-cepat renata menyusur setiap rak dikamar mandi yang dinding dan lantai yang luas, serta perabot yang didominasi dengan keramik hitam berserat putih.

     “ Ah! ” renata mengulas senyum dibibirnya, begitu menemukan sebuah bathdrobe tergantung disalah satu sisi dikamar mandi ini.

      Tanpa tendeng aling-aling. tentu saja renata meraih meraih dan memakainya, meski benda ini cukup besar, tapi lebih baik daripada mengenakan pakaian robek dihadapan Darren. cih!

    “ Nona renata, waktunya habis.

      Renata memutar bola mata biru cantiknya. Pelayan itu benar-benar mulai berisik seperti tuannya.

    Demi apa dia jadi rindu eldhan.

   Eldhan nya yang tenang. dan begitu menghargai setiap privasinya.

       Eldhan yang selalu mengurusi paginya dengan sempurna.

      “ Apa dia baik-baik saja mengurus semua sendiri? ” gumam renata sedikit khawatir.

       Ia tak akan takut jika eldhan menggantikannya dalam bentuk konteks ia berangkat ke luar negeri atau apapun mengenai kepentingan kelompok mereka.

     Namun, tentu saja keadaan kali ini berbeda. Renata datang kesini untuk menyerahkan diri.

     Para anak buahnya pasti meragu pimpinan nya tak ditempat. apa yang terjadi? Dan apakah keadaan kelompok mereka melemah?

     Dengan semua keresahan yang yang mungkin timbul itu, eldhan pasti sedang berupaya membuat pikiran mereka tetap yakin.

     Mengontrol orang-orang, menurut renata, tidak bisa hanya mengandalkan rasa takut. Mereka harus benar-benar loyal, bahkan sampai menyerahkan nyawa untuk klan.

     “Nona renata? ” panggil Rosita lagi. “ Waktu anda sudah habis. bisakah keluar sekarang? ”

     “ Oh, god. ” renata mendesah kesal. Ia pun bersegera keluar dari kamar mandi itu sambil mengencangkan tali bathdrobe di pinggangnya.

    Mata nya menatap tajam. dan pelayan itu menunduk dengan sedikit tersenyum.

     ***

     Renata mengikuti Rosita di gedung mewah ini, sampai ke area tempat Darren menunggu Renata untuk sarapan.

     Oh, lihatlah dia disana! duduk seperti kaisar yang berkuasa dengan wajah angkuh.

      Begitu tenang dan damai, dengan berpakaian rapi dan elegan. Dibelakangnya ada dua orang lain yang berjaga. berdiri seperti robot bahkan takut untuk bergerak tanpa perintah.

    Dahi Darren mengerut saat melihat Renata datang. Ditaruhnya cangkir kopi yang baru diseruput sedikit.

     Darren sedikit menyunggingkan senyum, saat melihat wanita itu tetap saja masih bisa mengangkat dagu dengan angkuh, juga berusaha berjalan dengan 'normal' meski terlihat kakinya gemetar.

     Pasti menahan nyeri. well, seorang mafia sudah biasa menahan hal itu. menyembunyikan rasa sakit adalah perkara sehari-hari.

     “ Tuan Darren. ” Rosita membungkuk.

     “ Ya, Terima kasih Rosita. Kuharap singa betina ini tidak mencakar atau memangsa mu karena dibangunkan. ” alis Darren terangkat setengah dengan ekspresi meledek yang sangat menjengkelkan.

     Rosita pun tersenyum manis. “ Tidak tuan, Darren. nona renata bekerja sama dengan sangat baik. ”

     “ Hm. siapkan makanan untuknya. ”

     “ Baik, tuan Darren. ” Ia menjawab pelan. tampak gadis mungil yang satu ini cukup dengan darren, ia tak begitu gugup, bahkan Darren menyebut namanya.

    Dengan segera Rosita menarik kursi untuk renata. “ Nona renata, silahkan. apa anda punya permintaan khusus? ”

     “ Tidak perlu. aku ikut kesini bukan untuk sarapan. ” jawab renata tanpa memandang Rosita, dan malah menyoroti Darren dengan ekspresi menantang. mengangkat wajah dan bersidekap.

     Selesai berucap, renata maju dengan langkah angkuh dan duduk dihadapan darren, lalu memangku satu kakinya, menunjukkan sikap tak takutnya, juga demi meredam getaran yang tercipta sendiri disana.

     Rasanya masih nyeri!

     Sebelah alis Darren pun terangkat menanggapi tingkah angkuh yang justru membuatnya tersenyum. “ Bukan untuk sarapan? apa maksudmu? ” tanyanya dengan seringai licik.

     “ Jangan pura-pura bodoh! urusan kita sudah selesai, Darren! bebaskan orang-orang ku! ” pinta nya dengan tatapan tegas. bahkan bibir penuh bergaris seksi itu sedikit menggeram.

    Warna asli dua bibir kenyal renata sungguh terlihat menggiurkan. nyatanya, Darren memang menyukai rona yang ranum itu.

     Menggunakan lipstik atau tidak, darren tak akan bohong, dua benda itu akan selalu jadi salah satu bagian favorit nya diwajah renata.

    Oh, bahkan dengan memandang saja, ia sudah ingin dua bagian itu beradu lagi dengan miliknya. dicec*p oleh l*dahnya. ditenggelamkan dalam ci*man panasnya.

     “ Ehm. ” renata berdehem. well, melihat tatapan Darren yang jatuh ke bibirnya, entah kenapa malah membuat ia gelisah.

    Br*ngsek! apa lelaki baj*ngan ini tak mendengar apa yang barusan dikatakannya?

     Demi apa! ia sekarang malah memegang bibirnya sendiri dengan menggoda. Renata jadi menarik nafas panjang. “ Darren, apa kau mendengarku? bebaskan orang-orang ku juga! aku juga ingin memastikan semua lengkap! Kau sudah mendapatkan keinginanmu! ”

    Dengan bertopang dagu. Darren pun memindahkan pandangan nya ke Renata.

    Tatapan br*ngsek yang malah membakar dada.

Tak langsung menjawab, ia hanya menyunggingkan senyum tipis. lalu, nafasnya mulai terdengar. Dan.. “ Pfftt. ha ha ha, bebaskan katamu? ” Darren tergelak lagi.

Renata langsung mengerut kan alis. bukannya dijawab, lelaki br\*ngsek ini malah tertawa.

“ Heeeeh. baiklah. baiklah. ” Darren mengatur kembali nafas beratnya. “ Kuakui, kau cukup menghibur pagiku, Renata. ” ia menghentikan tawanya dan memandang Renata dari atas sampai bawah. bibir tegasnya sedikit terbuka. mengeluarkan hawa panas penuh g\*irah.“ Kau juga terlihat seksi dengan bathdrobe milikku. aku juga penasaran jika kau memakai kemeja ku juga, tanpa celana. ”

“ Br\*ngsek! jawab pertanyaan ku! ” geram Renata lagi. Ia ingin ini cepat berlalu. Juga tak suka sensasi berdebar dan menggelisahkan yang Darren buat denga tatapan panasnya.

Tak begitu menanggapi teriakan Renata, lelaki itu malah mengerling ke arah pelayan yang masih berdiri disana. “ Rosita, bawakan sarapan untuknya. makana lunak mungkin bisa membantu meredam emosi dan mulut buasnya. ”

Rosita sedikit tersenyum. “ Baik tuan, Darren. ” ia menunduk dan undur diri.

Sungguh, tingkah Darren benar-benar membuat Renata semakin emosi.

“ Aku tidak mau sarapan! aku ingin aku kau mengembalikan ku dan juga membebaskan orang-orang ku! sekarang juga! ”

Darren tersenyum. “ Renata..., siapa yang biang kita sudah selesai? hm? ” alis itu terangkat serius. rona wajah Darren kembali berubah tegas.

Seketika itu juga dahi Renata mengeryit dalam.

“ apa kau sudah gila? Tentu saja kita sudah selesai! apa lagi yang kau mau? Perjanjiannya hanya malam ini! ”

\* Ekhm, tidak! tidak! ” telunjuk perkasa Darren mengibas didepan wajah tampan nan br\*ngseknya.“ Perjanjian nya adalah aku sampai puas. ”tubuh yang besar dan gagah itu malah maju mendekat.

Darren mencondong, bersandar di meja, dan makin merapat pada Renata. meja yang Darren gunakan saat ini pun, bukanlah yang besar, hingga ia cukup menatap mafia cantik itu dari dekat. “ Dan aku... ” desahnya dengan nafas tertahan. serak, berg\*irah.“ Sama sekali belum puas! ”

Bara didada Renata benar-benar terbakar dan bertumpuk naik. Ia refleks mengangkat tangannya untuk menyambar wajah itu. namun, tentu saja Darren langsung menangkap nya.

“ Eeerrgghh! ” Renata menggeram dan mencoba menarik tangannya yang kini di cengkeraman darren sangat erat. Tenaga nya tetap saja kalah dengan kekuatan lelaki itu.

“ Jaga sikapmu, renat! kita sama sekali belum selesai! kau tahu...? semalam aku benar-benar menahan diri, karena mengasihani mu yang masih perawan. ” bibirnya tersungging. “ Seharusnya kau bersyukur aku masih mengasihani mu. ”

“ Br\*ngsek! sudah ku bilang! aku tidak butuh belas kasihanmu! kenapa kau tak menuntas kan saja semuanya? dan lepaskan orang-orang ku! ”

“ Sungguh? kau ingin aku begitu? ” alis Darren terangkat makin meledek. “ Seperti itu saja, kau sudah menangis, bagaimana jika aku bersungguh-sungguh? ”

Seperti itu saja katanya? Apa maksud Darren dengan seperti itu? Tidakkah dia tahu Renata benar-benar merasa seantero tubuhnya remuk karena aksi b\*jingan nya semalam? dan sekarang...?

“ Argh! B\*jingan! ini diluar kesepakatan! ”

“ Sama sekali tidak, renata! aku yang mengembalikanmu saat aku sudah puas. Bukankah aku sudah bilang begitu? ”

“ Laki-laki bi\*dab! kau menjebak ku! ” murka Renata.

“ Ha ha ha. aku memang bi\*dab, renata. dan ku pastikan ronde-ronde berikutnya kau tak akan bisa berjalan. ”

DEG DEG!

TO BE CONTINUED

1
Nani Naya
kalau sama sama menikmati apakah itu termasuk pe...kaosan😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!