Cinta Arumi

"Jika nenek dan adiknya menerima keberadaanmu, tdak menjamin ibunya juga akan membuka tangannya untukmu. Akan selalu ada satu orang yang menjadi penguji. Itu lah arti hidup yang sesungguhnya".

Wejangan dari bibi pagi ini ketika Arumi menghubunginya untuk sekedar mengadu apa yang dirasakannya dirumah yang terasa asing ini. Memang benar, Arumi sudah cukup bersyukur ada yang menerimanya dengan baik.

***

Terlihat hiruk pikuk ibukota menyambut pagi dihari senin yang masih terasa berat untuk meninggalkan kenangan dari tempat tidur. Para siswa dengan seragam sekolahnya mulai berdatangan memadati jalanan kota, ada yang berjalan kaki menuju sekolah, ada pula yang menunggu di halte, dan ada yang mengendarai kendaraan pribadi atau diantar.

Banyak cara dan gaya hidup menambah keindahan bumi yang di pijaki oleh berbagai mahkluk hidup.

Bu anya seperti biasa dengan gaya elegan nya memasuki ruangan kelas yang terasa tidak seperti biasanya. Arumi, sera, dan Ardian tidak menunjukkan wajah pada hari ini saat absensi, membuat mereka semua keheranan.

Dua gadis yang tidak pernah akur itu bersamaan tidak hadir, sedangkan Ardian sudah biasa tidak hadir, berbeda dengan Sera yang biasa selalu hadir.

***

Sedangkan kini pasangan Ardian dan Rumi sedang melangsungkan pernikahan rahasia yang hanya dihadiri oleh keluarga ini serta petinggi perusahaan.

Tata cara dan sistem kepemimpinan yang bisa saja akan diisi oleh pekerja profesional jika tidak ada yang memenuhi syarat diantara pemegang saham. Namun berhubung karena dari awal, perusahaan merupakan perusahaan keluarga, semakin berkembang mengakibatkan semakin banyak orang luar yang bergabung. Terkadang hal itu memicu banyaknya perbedaan pendapat.

Istilah nya adalah sang pewaris sudah harus seseorang yang sudah menikah, itu adalah peraturan yang dibuat mendiang atmaja. Peraturan itu bukan hanya sekedar peraturan, ada cinta dan tanggung jawab yang akan berjalan beriringan memperkuat fondasi sebuah hubungan yang akan berkaitan nanti nya dengan cara kerja yang baik.

Semakin lama Arumi berada di situasi bisnis ini, semakin kepalanya berdenyut. namun ada satu hal yang Arumi pahami, kesulitan setiap orang itu berbeda-beda.

Para orang kaya tidak selalu berbahagia dengan apa yang sudah mereka miliki. Banyak tenaga dan pikiran yang terkuras untuk menggapai semua itu. Terlebih lagi hari ini, Arumi melihat sosok berbeda dari seorang Ardian yang biasanya hanya tidur diruang seni.

Ardian tampak berbeda dengan setelan jasnya, dipadukan dengan setelan formal dan warna senada dari pakaian yang dikenakan oleh Arumi.

Ia yang hanya berperan sebagai pendamping, terkadang mencuri-curi pandang pada Ardian yang tengah sibuk berbincang bersama para petinggi perusahaan.

Arumi yang sudah mulai kebosanan memilih untuk keluar, berniat mencari udara segar tanpa sengaja tertabrak oleh orang yang sedang buru-buru keluar dari toilet. Siapa sangka pembawaan nya yang tidak cuek mampu menghalau rasa bosan yang dialami oleh Rumi.

Ia memperkenalkan diri nya, mengaku sepupu dari yang punya acara. Ia bahkan bertanya "apa Arumi mengenal Ardian? " Arumi akan menjawab namun sebuah tangan menariknya perlahan mundur.

Ardian yang ternyata menyadari tidak adanya Arumi segera keluar guna mencari Arumi. Namun ia malah melihat rangga Sepupunya sedang berbincang hangat dengan Arumi.

Mereka lalu berpelukan sebagai tanda persaudaraan. Ardian penasaran kapan ia kembali ke tanah air, dan mengapa tidak mengabarinya?

Rangga bahkan tertawa, "bagaimana aku mengabarimu, ponsel mu saja tidak aktif". Ardian yang menyadari itu lalu menepuk jidatnya. oh iya rupanya ia sengaja mematikan ponselnya, mengundang tawa dari sepupu sekaligus teman dekatnya.

Disela obrolan mereka, Ardian memperkenalkan Arumi sebagai istrinya. "ooohh akhirnya kamu menikah juga dengan cintamu" Arga yang belum mengenal kekasih Ardian tentu saja merasa bahwa wanita dihadapan nya ini lah orang yang sering diceritakan oleh Ardian.

Arumi yang mendengarnya mengalihkan pandanganya pura-pura tidak dengar apa-apa. Sedangkan Ardian berubah masam, teringat sera yang memilih karirnya dibanding dirinya.

***

Ditempat lain, sera sedang sibuk mondar-mandir sambil menghubungi sebuah nomor namun tidak tersambung. Ia ingin secepatnya mengabarkan berita bahagia ini.

Setelah beberapa kali mencoba, kini panggilannya tersambung. "kita harus bertemu" ucap sera

bersambung...