Season 1~
Seorang wanita yang dikhianati sang suami. Memiliki wanita kedua dalam hatinya. Membagi cinta dan kasih sayang.
Akankah dua cinta dalam satu hati akan bertahan?
Dendam, penghianatan dan penyesalan.
Kisah masa lalu yang selalu mengiringi perjalanan hidupnya.
Pemeran utama bukan wanita lemah. Dia licik dan tak berperasaan.
Kimberly lebih mengerikan dari yang di ketahui orang. Bahkan suaminya sendiri.
Ia seperti malaikat maut berwajah polos yang memegang senjata api di balik punggungnya.
Akankah takdir membuatnya bertahan atau melepaskan?! Lalu akankah ia menemukan kebahagiaan setelah melewati hujan badai?!
🌸
Season 2~
Setelah merasakan pengkhianatan mantan suaminya, Kim merasakan hatinya beku.
Sikapnya semakin dingin dan tak tersentuh.
Namun lelaki tak tahu malu itu mampu mengetarkan sudut hatinya yang kosong.
“Oh Mr Mafia.”
Akankah Kimberly berbahagia setelah ini ataukah kisah Wanita Kedua akan terulang kembali?!
Alur lambat,santai, tidak buru-buru! Yang suka cerita dengan ritme cepat, cerita ini bukan pilihan. Namun kalian bisa coba baca aja dulu, siapa tau malah ketagihan ✌😂
Follow IG me @mhemeyyy_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mei-Yin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wanita Kedua 33
Follow IG me @mhemeyyy
⤵
Alex pulang dalam keadaan yang tak baik-baik saja, lelaki itu sedang sangat frustasi dengan hidupnya yang kini berantakan.
Lelaki itu memukul dashboard mobil berulang kali untuk melampiaskan amarahnya.
Teringat akan obrolannya dengan Livy, ibu mertuanya.
Sepulang kantor Alex memilih mengunjungi rumah sederhana dimana tempat tinggal istri keduanya, sudah lama ia tak melihat kondisi istri keduanya tersebut secara langsung.
Namun saat ia masuk ke dalam rumah, lelaki itu di kejutkan dengan keadaan Viola.
"Ada apa ini?!"
"Sayang, aku mau ikut denganmu, huhuhu, aku takut." Viola langsung berlari menghampiri Alex yang masih berdiri mematung.
Lelaki itu tak tahu apa yang sedang terjadi, ia masih diam mengamati sekitar.
"Huhuhuhuhu, mereka jahat Alex."
"Hiks hiks!"
Wanita itu terus berteriak dan menangis dengan penampilan yang snagta berantakan.
"Ada apa denganmu?! Disini tidak akan ada yang menyakitimu."
"Mereka menghinaku, huhuhu. Aku takut, kamu suamiku kan, mencintaiku kan? Ayo kita pergi dari sini." ucap Viola semakin membuat Alex mengerutkan kening.
Livy memberi kode Alex untuk diam sebentar, tak lama Livy datang dan mendekati mereka, tiba-tiba wanita itu menyuntikan sesuatu ke tubuh Viola. Alex melotot dengan apa yang di lakukan mertuanya.
Tak butuh waktu lama, Viola langsung terkulai lemas di dekapan Alex.
"Pindahkan ke kamar."
Dengan cekatan Alex mengangkat tubuh Viola menuju kamar yang jauh dari kata rapi, lebih mirip kamar yang habis terkena gelombang.
Setelah Viola di baringkan di ranjang, Alex melangkah keluar menemui ibu mertuanya.
"Ada apa dengan Viola?!"
"Dia mengalami tekanan dan menyebabkannya depresi, setiap dia mengamuk Mama akan memberikannya obat penenang yang akan membuatnya tertidur."
Deg!
"Kenapa bisa seperti ini?!"
"Harusnya Mama yang tanya, kamu hanya mengurus masalah berita itu saja tidak bisa, kamu tahu ini gara-gara berita sialan itu, Viola tertekan setiap kali mendengar gunjingan tersebut. Pertama dia hanya mengalami peningkatan emosi namun lama-kelamaan dia menjadi seperti ini." ucap Livy di hadapan Alex, wanita itu menatap Alex tajam.
"Ini tidak sederhana Mama, bukan hanya berita itu yang tak bisa aku atasi, perusahaanku bahkan dalam keadaan yang sulit." jawab Alex sambil mengepalkan tangan.
Livy menegang mendengar penuturan menantunya. Apakah ia akan jatuh miskin setelah ini? Tidak, tidak ia tak mau menjadi miskin lagi.
"Aku akan menyuruh Alan mencari dokter terbaik untuk menyembuhkan Viola."
"Ini sudah hampir tiga bulan, kenapa berita itu masih saja panas? Bukankah itu aneh?"
"Aku tahu Mama, inilah yang sedang aku cari. Mama tolong jaga Viola dan Velyn."
Setelah berbicara panjang lebar dengan ibu mertuanya, Alex masuk ke kamar menemui Viola yang masih terbaring dengan mata tertutup.
Dalam tidurnya wanita itu bergerak tidak tenang, ada buliran keringat dingin yang membasahi dahinya. Sepertinya Viola sedang mengalami mimpi buruk.
Setelah mengecek keadaan anak dan istrinya, Viola pamit dari rumah sederhana itu, tak lupa ia juga meninggalkan cek kosong untuk mertuanya.
*****
Pukul 10 malam, Alex sampai di mansion. Langkah kakinya langsung menuju kamar utama, di lihatnya istri pertamanya masih duduk di kepala ranjang dengan laptop di pangkuannya.
Kim tak melirik sedikitpun, ia mengabaikan Alex.
Alex langsung mengambil pakaian ganti dan juga langsung masuk ke kamar mandi.
Dua puluh menit kemudian lelaki tersebut keluar dari kamar mandi hanya berbalutkan handuk yang menutupi pinggangnya. Bagian dadanya terekspos jelas, dada bidang dengan perut kotak-kotak yang menggoda.
Namun Kim sudah tidak tergoda lagi, bahkan ia enggan memandang. Dulu tubuh Alex memang menggoda untuk di peluk, namun saat ini ia tak ingin ada kontak fisik dengan suaminya, ia jijik ketika tubuh lelaki yang biasa ia peluk tengah bercumbu dengan wanita lain.
Pemandangan seperti ini sudah biasa bagi keduanya, Namun bagi Kim, ia sudah tak berhasrat lagi dengan lelaki yang masih berstatus suaminya. Berbeda dengan Alex yang harus menahan gairahnya ketika berada di dekat Kim.
Tanpa harus berpakaian sexy, wanita itu selalu terlihat menggoda untuk di sentuh.
Alex masih terus memandang Kim dari pantulan kaca yang ada di hadapannya.
Merasa di perhatikan, Kim langsung berucap sinis. Tanpa menoleh. "Keluar kalau kau sudah selesai." usir Kim dingin.
"Aku ingin bicara serius."
"Hmm!"
"Apa maksudmu dengan membeli saham Greyson dengan nilai yang fantastis? Apa tujuanmu Kim?"
"Bukan urusanmu, tidak ada larangan aku membeli saham disana. Aku tidak memakai uangmu, aku hanya sedikit ingin membuang uangku yang terlalu banyak." sombong Kim menjawab, mengingatkan lagi bahwa dialah owner Dimitry Inc.
"Kenapa kau berubah?!"
"Berkacalah untuk dirimu sendiri."
"Maaf untuk kesalahanku, tidak bisakah kita hidup dengan damai? Mari kita hidup baik sama-sama."
"Ck! Tidak akan ada kedamaian dalam rumah tangga yang sudah retak, tak akan ada kebahagiaan jika satu hati telah terbagi, tak ada yang namanya istana dengan dua nyonya." sentak Kim emosi.
Ucapan Alex terdengar lucu di telinga Kim, damai? Ck! Kalau saja kau tak berbuat curang semua akan berjalan dengan damai dan bahagia.
"Berbicaralah dengan baik Kim, jangan egois dengan mementingkan perasaanmu sendiri?"
Kim menatap tajam suaminya dengan sorot mata dingin. "Kalau aku hanya mementingkan egoku, aku tak akan bertahan disini. Kau bilang aku egois sedangkan sebutan apa yang pantas untukmu? Kau bahkan tak memikirkan perasaanku dan anak-anak."
"Mengertilah Kim, jangan berlaku seperti ini terus menerus."
"Aku muak setiap kali harus bertengkar denganmu."
Alex memilih menahan emosi dengan mengepalkan tangan, ia tak ingin lepas kendali lagi dan membuat hubungannya dengan Kim semakin memburuk.
Beginilah jika mereka harus bicara, setiap pembicaraan yang tejadi akan berujung pertengkaran.
Kim yang selalu memancing emosinya dengan kata-kata yang tajam selalu membuat Alex tak bisa menyangkal.
"Jelaskan tujuanmu membeli saham di perusahaan? Apa yang kau rencanakan?" tanya Alex penuh selidik.
Kim menutup laptopnya dan menatap Alex sekilas. "Hanya ingin membuang uangku, aku bingung harus menghabiskannya dengan cara apa. Aku tak memelihara lelaki lain, jadi uangku akan terus bertambah setiap harinya." jawab Kim santai, namun di telinga Alex itu adalah sebuah sindiran.
Kim merebahkan tubuhnya di ranjang, menarik selimut dan membelakangi Alex yang masih berdiri diam di tempatnya.
"Keluarlah dan panggil Malla kemari untuk membersihkan jejakmu yang masih tersisa. Aku tidak ingin tertular penyakit bodoh dan gila dari kalian pasangan laknat."
🌸🌸🌸🌸🌸
JANGAN LUPA LIKE • KOMENT • DAN BERIKAN VOTE! •