NovelToon NovelToon
Dendam Sang Putri

Dendam Sang Putri

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Transmigrasi ke Dalam Novel / Raja Tentara/Dewa Perang / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:19.3k
Nilai: 5
Nama Author: Nuah

“Bang*sat! Aku tak sudi seperti ini!” Teriakan seorang wanita menggema dalam sebuah rungan sunyi yang lembab.


Kedua bola matanya nampak mengeluarkan darah, bau amis menyengat sebagai bumbu pelengkap bertapa mengerikannya tempat tersebut.


Sang Bintang Fajar kini nampak berlumuran darah, dialah Iris. Seorang Putri dari keluarga Kaisar yang saat ini menjabat.


Dia menikah atas dasar cinta, namun cintanya tak semanis dongeng. Kini ‘cinta’ itu telah merampas segala yang dia miliki di dunia ini. Seluruh tubuhnya di pemuhi luka, tanpa mata, dengan lidah terpotong dan anak yang baru dia lahirkan, kini akan di bunuh.


Bagaimana jadinya bila Iris kembali ke masa dia masih bersama keluarganya? Simak kisah lengkapnya sekarang juga!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

“Anda kenapa?” Tanya Iris, tubuh Iris merinding kala itu saat tangan Black melingkari pahanya dengan wajah yang dia sembunyikan di perut Iris.

“Saya ba*jingan! Maafkan saya Yang Mulia.” Ucap Black mengutuk dirinya sendiri.

“Mengapa anda berkata demikian? Anda adalah sosok terhebat yang pernah saya temui selama ini, Tuan Duke lihat saya sejenak.” Iris mengangkat kepala Black hingga tampaklah kedua pipi Black yang memerah dan wajah bersemu nampak menggoda.

“Yang Mulia, otak saya sangat kotor saat menatap anda.” Iris tertegun, Iris sadar bila kecantikan dirinya di atas rata-rata. Namun dia juga paham saat ini Black tengah menahan sesuatu yang sulit dijelaskan.

“Selaras dengan berjalannya waktu semuanya akan mengalir bagaikan air. Tuan Duke, maaf bila saat ini saya belum dapat mencintai anda dengan benar. Saya juga tak berharap anda menyerah, mungkin benar bila saya egois. Tapi, bisakah anda memberi saya kesempatan untuk berusaha mencintai anda?” Tanya Iris, Black mengangguk patuh.

Rasa dendam di hati Iris belum sepenuhnya hilang, di tambah saat ini dia harus bergelut dengan banyak hal. Dunia telah memberi kesempatan kedua bagi Iris, Iris tak ingin menggunakan kesempatan kedua itu hanya untuk dirinya sendiri. Iris ingin memperbaiki nasib orang-orang di sekelilingnya, Iris ingin membuat semuanya lebih baik.

“Tenangkan diri anda dulu, mau saya bantu?” Tanya Iris, Black mengangguk lagi patuh.

Cup!

Satu kecupan sampai di bibir Black, kecupan kedua juga meluncur dengan cepat. Sedangkan kecupan ketiga berjalan sangat lama, keduanya masih kaku karena tak tau harus berbuat apa.

Namun bibir Iris yang terasa manis bagi Black mulai membuat Black hampir kehilangan kendali, namun Iris bertindak cepat. Dia mendorong tubuh Black untuk bersandar ke sofa.

Plak!

Seorang pelayan senior yang telah lama bekerja di kediaman itu tak sengaja melihatnya dan berlalu begitu saja, sulitnya jadi pelayan adalah seperti itu. Dia bisa melihat namun harus pura-pura tak melihat apapun.

“Kepala Pelayan, perintahkan seluruh pelayan agar tidak mendekat ke ruang tamu. Tanpa terkecuali!” Ucap wanita yang hampir paruh baya itu.

“Hem?” Kepala Pelayan nampak mengintip sedikit dan sigap, dia memerintahkan pelayan dan Kesatria untuk tidak mendekat ke dekat ruang Tamu. Bahkan pintu ruangan itu kini dijaga oleh dua orang Kesatria yang terpercaya.

Sedangkan di dalam ruang tamu tersebut wajah Black sudah memerah seperti kepiting rebus, rasa ingin lagi dan lagi membuat hati Black kian menjadi gila.

Deg!

Jantung Black berhenti sejenak, burung yang maha perkasa itu disentuh oleh Iris untuk pertama  kalinya. Black tak berani menyentuh Iris tanpa izin, namun apa ini sinyal?

“I-iris,” De*sah Black tak karuan, Iris menatap mata Black yang telah sayu dan menghentikan ciumannya.

“Saya tak dapat lebih dari tangan, apa boleh?” Tanya Iris, kedua pipinya juga saat ini telah memerah.

Black mengangguk, hasratnya telah sampai di ubun-ubun. Black tak mau perduli bagaimana caranya, namun kali ini dia harus puas.

“B-Black, kenapa milik mu besar sekali?” Tanya Iris dengan wajah merona, tangannya terus mengikuti instingnya untuk turun naik di atas jamur duniawi.

“Anda suka?” Tanya Black, Iris tak menjawab namun keduanya langsung berciuman sebelum bentuk jamur itu kian mengeras dan 20 mili cairan keluar berwarna keputihan membasahi tangan Iris, dibarengi dengan ere*an dari Black yang meracau terus memanggil nama Iris.

(ANJ*AY! BANG**KE LU BLACK!)

Keduanya saling bersitatap, ada perasaan malu yang masuk dalam otak Black. Dia malu melihat kejanta*nananya yang kini nampak telah terkapar oleh tangan Iris. Sedangkan Iris hanya terkekeh geli, namun pandangan Iris kini tertuju pada perut Black yang nampak penuh luka dari pedang.

“Apa ini sakit?” Tanya Iris menyentuh salah satu luka tersebut, Black menggelengkan kepalanya.

“Saya akan ke kamar dulu, mau ikut?” Tanya Black, Iris mendapatkan sinyal tidak menyenangkan.

“Jangan lakukan hal lebih lagi untuk sementara Black.” Ucap Iris waspada, Black terkekeh dan mengangguk.

“Saya berjanji, untuk sementara.” Tambah Black, Iris mengangguk. Black kembali mengenakan celananya dan menggandeng tangan Iris dengan pakaian acak-acakan. Sepanjang perjalanan tak ada pelayan atau Kesatria yang mereka temui, namun Kepala Pelayan selalu mengikuti mereka diam-diam dan tersenyum-senyum tak jelas.

Mereka sampai di kamar Black, sangat jauh dari nuansa bangsawan yang selalu menjadi agung itu. Kamar itu sama persis seperti kamar di Akademi, Iris mulai menatap satu demi satu perabotan di sana yang meski sederhana namun nampak bersih dan rapi.

“Saya mandi dulu, saya tak tahu apa ada yang menarik perhatian anda di sini. Namun saya harap anda dapat berdiam di kamar ini untuk beberapa saat.” Ucap Black memasuki sebuah pintu yang mungkin itu pintu kamar mandi.

Iris menatap satu demi satu buku di sana, sebuah legenda menarik perhatian Iris dimana kebangkitan sang Dewa Perang dan Dewi Penyembuh. Iris mulai membaca dengan seksama, sedangkan Black yang masuk ke dalam kamar mandi.

“Ba*jingan! Aku kenapa seperti ini?” Ucap Black menggerutu pada dirinya sendiri, dia menutup wajahnya dengan tangan dan matanya kini menatap cairan putih yang mengenai celananya.

“Argh! Aku ini benar-benar gila!” Gerutunya, selama dua kehidupan Black tidak pernah masuk pada godaan setan semacam itu. Namun berbeda saat dirinya bersitatap dengan Iris, dia ingin lebih dan lebih. Dia ingin memiliki Iris seutuhnya, dia ingin menggapai Iris dengan tangannya dan merengkuhnya dan bisa melihat senyuman hangat itu setiap hari.

Senyuman Iris seolah memberi kekuatan lebih untuk Black melangkah, Black selalu ingin mendekap Iris. Tubuh mungilnya itu seolah begitu rapuh dan perlu perlindungan, dia ingin ada untuk Iris dan Black juga berharap agar Iris dapat ada untuk Black.

“Haaah,” Black menghela nafas berat, terlalu banyak hal yang telah dia lakukan. Berjuang untuk Negara, berjuang untuk dirinya sendiri dan untuk para Prajurit dan Ksatria. Sudah lelah pundak Black memikul beban itu, namun Black masih ingin berjuang.

“Selama Baj*ingan itu belum mati aku belum bisa bernafas lega, aku harus memusnahkan seluruh halangan yang mungkin akan merintangi mereka. Menebus dosa? Haaah, yang benar saja?” Gumam Black mulai membuka helaian pakaiannya.

Dalam kisah aslinya, Andrew sebagai sosok berdosa sebagai pengguna sihir hitam dengan darah abadi akan mrlakukan perjalanan panjang untuk menebus dosa. 

Cintanya dengan Lilia seolah menjadi abadi dalam hatinya, berulang kali Lilia beringkanasi dan Andrew masih hidup. Hingga akhirnya darah Andrew yang abdi di minumkan pada Lilia, dan merekapun hidup abadi dengan cinta abadi selamanya.

Akhirnya mereka akan happy ending, tapi kenapa harus diawali dengan penyiksaan pada orang yang baik. Tidak lebih baiklah bila Iris menjalani hidupnya seperti biasanya, memang ada cara agar Andrew menyerah namun sejauh penelitian yang pernah Black lakukan di dunia ini.

Seorang Penyihir hitam tidak akan memiliki kel*amin, baik itu laki-laki atau perempuan. Mereka harus menjual kem*aluannya untuk dimiliki Iblis, dan mereka tidak akan dapat menikmati panasnya ranjang yang sesungguhnya.

Lalu bagaimana bisa Andrew memiliki anak? Sedangkan dalam buku aslinya saja diketahui bila Iris hamil dan memiliki anak bersama Andrew. Bahkan adegan panas tanpa sensor dipaparkan dalam Novel tersebut.

“Pasti ada yang terlewat, tapi apa?” Gerutu Black menjambak rambutnya sendiri.

1
Ani
apakah jika Alice memakan buah dewa tersebut. Alice bisa hamil.. semoga saja
Ani
semoga rencana Black and Aslan yang berhasil
Ani
setidaknya Ailish selamat dari pembunuhan
Ani
gitu toh ceritanya, begitu besar harga yang harus dibayar ya.... semoga setelah ini hanya kebahagiaan lah yang menghampiri mereka...
Shai'er
buah dewa 🤔🤔🤔
Shai'er
seperti itu🥺🥺🥺
Shai'er
😒😒😒😒😒
Shai'er
😱😱😱😱😱😱
Shai'er
🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Shai'er
inikah yang dirumorkan pasangan cinta sejati 🤧🤧🤧
Shai'er
😱😱😱😱😱
Shai'er
tidak ada yang gratis, semu ada bayarannya 🤧🤧🤧
Shai'er
sahhhhhhhh🥳🥳🥳🥳🥳🥳
Shai'er
sahhhhhhhh🥳🥳🥳
Shai'er
💪💪💪💪💪
Shai'er
waspada
Shai'er
loh.... bukannya udah bebas 🤔
Shai'er
lha...
Shai'er
🤣🤣🤣🤣🤣
Shai'er
gas lagi 🤭🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!