Gairah Liar Sang CEO Gembel

Setelah Raka tau kemana Zoya pergi, Raka bekerja lembur tanpa henti, dan membuat Alex kewalahan karena harus lembur setiap hari.

Sementara itu terminal kedatangan di bandara internasional.

"Tante Rara..."teriak seorang bocah kecil pada Rara dengan berlari dan memeluk Rara.

"hai gemoy nya Tante Rara, apa kabar kamu sayang."

"baik Tante,"kata bocah kecil yang ada di gendongan Rara.

"bagaimana perjalanannya, capek tidak."

"tidak Tante, Alvin tidur terus di pesawat."

"oh begitu, Alvin tidur sendiri atau di pangku mami."

"hehehe di pangku mami Tante, kalau gak di pangku mami, kalau Alvin jatuh bagaimana."

"oh pintarnya keponakan Tante ini ya."

"hai Ra, maaf menunggu lama ya."

"enggak kok Zo, gak lama juga."

"Alvin ayo turun dari gendongan Tante Rara."

"biar aku menggendongnya sebentar Zo, lagi pula aku masih kangen dengan si gemoy ku ini."kata Rara sambil mencium pipi Alvin.

"geli Tante Rara."kata bocah empat tahun bernama Alvin.

"apa kabar Tante Lis Om bas, ternyata kalian ikut juga kemari."kata Rara sambil menjabat tang Luisa dan Bastian.

"kami baik Ra."jawab Luisa sambil tersenyum.

"kami harus ikut Ra, karena Tante kamu ini tidak mau jauh dari Alvin, makanya kami ikut kemari."kata Bastian sambil tersenyum dan melihat Luisa.

"itu benar Ra, kalau Tante jauh dari si kecil ini, rasanya sesak dada Tante Ra."

"iya Tante, karena si kecil ini selalu membuat orang yang melihatnya menjadi gemas."kata Rara sambil mencubit pipi Alvin.

"aduh, Tante jangan cubit pipi Alvin Tante."

"habis kamu menggemaskan sih, Ohya sekarang kita ke mobil saja dulu, nanti baru ngobrol lagi Om Tante. Ayo Zo"kata Rara sambil melangkah menuju ke mobilnya.

"Al turun dari gendongan Tante Rara, Alvin sama nenek saja."

"iya nek."kata bocah Alvin yang segera turun dari gendongan Rara dan di gandeng oleh Luisa.

"Zo, bagaimana apa sudah ada panggilan interview dari perusahan di sini."kata Zoya sambil membantu mendorong troli barang.

"belum, tapi aku akan mulai membangun restoran di sini Ra."

"oh begitu, apa sudah ada tempat yang cocok untuk melakukan itu."

"sepertinya aku akan membuka restoran itu di tanah yang pernah aku beli dulu itu Ra."

"tapi itu cukup jauh dari kota Zo, apa tidak apa-apa."

"tidak masalah, lagi pula tempat itu dekat dengan tempat wisata kan, apa lagi itu tempat yang asri. Bisa double fungsi, berwisata sambil kulineran sehat."

"kamu benar Ra, Ohya aku dengar juga di dekat tanah kamu itu, ada rumah yang di jual murah,"

"benarkah, itu boleh juga."

"tapi rumahnya masih model jaman dulu Zo, perlu di renovasi, bagaimana."

"gak masalah, rumah itu bisa di renovasi juga kan.+

"kamu benar juga Zo, oh ya Zo. Sambil menunggu ada panggilan interview dan juga pembangunan restoran kamu itu selesai, bagaimana kalau kamu membantuku."

"memangnya anak konglomerat seperti kamu butuh bantuanku."

"tetap butuh lah Zoya, aku kan manusia juga."

"memangnya apa yang bisa aku bantu Ra."

"kita masuk mobil dulu, nanti baru kita bicarakan oke."

"baiklah. Ayo Al masuk dalam mobil."

"iya mami,"kata Alvin dan langsung menuruti kata Zoya.

Alvin anak yang pintar, dan bisa di bilang cukup jenius. Alvin juga sudah tau, bahwa ayahnya seorang gelandangan.

Dan tujuan Zoya kembali ke Indonesia untuk mencari ayah Alvin. Agar Alvin bisa mengenalnya dengan baik.

Zoya melahirkan Alvin empat tahun yang lalu, dan setelah melahirkan Alvin berat badan Zoya menyusut dengan cepat.

Setelah itu Zoya rajin lari di taman, sambil menggendong Alvin, dan membuat tubuhnya yang dulu gendut menjadi langsing dan cantik.

Zoya juga kuliah lagi, untuk mewujudkan mimpinya untuk menjadi seorang chef ahli gizi.

Dan Zoya juga kursus memasak pada seorang chef terkenal yang di kenalkan oleh Bastian.

"Ra, kamu butuh bantuan apa dariku Ra."

"aku memiliki Tante yang membutuhkan seorang chef ahli gizi Zo."

"memangnya apa yang terjadi pada Tante kamu itu Ra."

"Tanteku itu baru pulang dari rumah sakit karena anoreksia dan bulimia Zo."

"sejak kapan Tante kamu mengalami hal itu Ra."

"sudah cukup lama, tapi makin parah beberapa bulan terakhir ini, sudah banyak dokter menanganinya, tapi hasilnya selalu nihil."

"apa ada alasan kenapa Tante kamu seperti itu."

"mungkin alasan terbesarnya itu, karena anaknya marah dengan dia Zo dan meninggalkan dia kembali mengikuti ayahnya."

"memangnya Tante kamu sudah cerai."

"sudah, karena mantan suami tanteku itu seorang Casanova."

"oh begitu, baiklah aku akan membantu kamu, kapan kita bertemu dengan Tante kamu itu."

"bagaimana kalau nanti malam, kebetulan rumah tanteku tidak jauh dari rumah kalian Zo."

"benarkah itu Ra."

"iya, kamu cukup jalan kaki sudah sampai."

"memangnya dia tinggal di area perumahan yang sama dengan kami.."

"iya, tempat tinggal kalian hanya di pisahkan dengan taman yang ada di area perumahan itu Zo."

"baiklah, nanti malam kita kesana, dan aku akan mengamati seperti apa pola makan dari Tante kamu itu."

"terima kasih ya Zo."

"sama-sama, ma, pa nanti titip Alvin sebentar ya, kami akan mengunjungi tantenya Rara."

"iya, lagi pula Alvin sepertinya kelelahan, sehingga membuatnya tertidur sekarang."

"oh begitu, baiklah setelah sampai di rumah, ayo kita mengunjungi Tante kamu itu."

"oke."

Rara segera memacu mobilnya menuju ke area perumahan elite.

Zoya segera menggendong Alvin menuju ke kamarnya. Karena perumahan yang di siapkan oleh Rara itu sudah memiliki fasilitas lengkap, hanya tinggal menempati.

Sebenarnya Zoya ingin tinggal di apartemen saja, tapi Rara membantingnya mendapatkan rumah itu dengan harga di bawah pasaran, karena perumahan itu di bangun oleh keluarganya.

"ma, Zoya pergi dulu sebentar, tolong jaga kan Alvin ya ma."

"ya sudah sana pergilah, mama akan menyiapkan makan malam untuk papa kamu juga."

"tante Lis Rara bawa Zoya dulu ya."

"iya, hati-hati kalian ya."

"iya Tante."jawab Rara sambil melangkah keluar dari rumah Zoya.

"Ra kita jalan saja ya, aku biar tau rumah Tante kamu itu."

"baiklah, ayo lagi pula dekat kok."kata Rara sambil berjalan menuju ke rumah tantenya.

"Ra, apa Tante kamu tinggal sendirian di sini."

"tidak, dia tinggal sama pembantunya dan pak satpam suami mbok Darmi."

"bukan itu maksudku Rara, tapi apa tidak ada keluarga yang menemani dia di sini."

"tidak ada, anaknya sejak lima tahun yang lalu sudah tidak tinggal bersama dia lagi."

"apa alasan anaknya pergi dari sini Ra."

"untuk menghindari mantan istrinya yang jahat itu."

"apa dia tidak pernah kembali."

"pernah, tapi hanya sehari atau dua hari saja di sini, dan saat sepupuku itu pulang, Tante akan baik-baik saja."

"oh begitu, sepertinya aku sudah mengerti apa penyebab Tante kamu ini mengalami anoreksia dan bulimia Ra."

"benarkah, nah ini taman yang aku bilang, itu rumah kamu dan itu rumah tanteku."

"Rara, kenapa berbelit-belit sih, bilang saja rumah kami berhadapan."

"iya tapi tetap di pisahkan oleh taman Zoya."

"dasar kamu ini."

"sudahlah ayo kita masuk ke rumah tanteku."

"baiklah."kata Zoya yang langsung masuk ke sebuah rumah mewah.

"selamat malam Tante."kata Rara.

"selamat malam, oh Rara apa kabar kamu sayang."

"baik Tante, Ohya kenalkan ini teman Rara namanya Zoya."

"hello Tante, saya Zoya Orlando."

"Sinta Dewi, kamu cantik sekali sayang."kata wanita yang bernama Sinta

"Tante Sinta bisa saja."

"Ohya Tante, mulai besok Zoya akan bekerja sebagai chef untuk Tante."

"Ra kenapa kamu repot, Tante tidak perlu itu, ada mbok Darmi yang memasakkan Tante Rara."

"dia ini beda Tante. Dia ini seorang chef ahli gizi dari luar negeri, dan dia akan membuat Tante sehat lagi seperti dulu."

"benarkah."