Setelah divonis 20 tahun penjara, yaaa mau tidak mau, Sobarna 30 Tahun, harus rela berpisah dengan isteri tercintanya, Larsih 28 tahun yang baru saja melahirkan anak pertamanya. Sedikit beruntung, Sobarna divonis penjara setelah anak perempuannya lahir, dan baru usia 1 bulan. bahkan yang ngasih nama pada anak perempuannya itu Sobarna sendiri sebagai ayah kandungnya, yaa walaupun nama anaknya agak sedikit berbeda dengan nama-nama bayi di kampungnya itu.
Nama bayi perempuan yang malang itu, adalah Berkah Rahayu.
Siapapun pasti mengira, betapa berat dan sengsaranya seorang isteri yang ditinggal suaminya, bukan ditinggalkan untuk mencari nafkah, melainkan ditinggal demi menjalani hukuman.
Apalagi Larsih. wanita sebatang kara yang dinikahi Sobarna.
Dengan penuh keprihatinan. Terpaksa Larsih harus mampu berjuang membesarkan putri kesayangannya itu. Dan diuji kesetiaan sebagai seorang Isteri yang masih bersuami yang Sah.
Simak yah alur ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abah NasMuf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 30. Masih POV Gardi
Setelah keduanya sepakat, si Ngko masuk ke dalam ruko nya. Tidak berapa lama, Ia datang dengan membawa tumpukan uang kertas yang masih diikat dengan kertas dari sebuah Bank. Jujur saja melihat tumpukkan uang yang tak sedikit itu, hatiku pun menjadi berdegup. Ingin rasanya merebut uang yang tak sedikit itu yang masih rapih menumpuk di atas kaca etalase.
"Ini uangnya. silahkan dihitung lagi. Satu ikatnya 10 juta yah." kata si Ngko keturunan Cina itu sambil menyerahkan tumpukan uang.
Laki-laki gendut itu langsung menerima nya dengan tangan yang kelihatan sedikit gemetaran. Dengan wajah yang berbinar, setelah berpamitan dan berucap terima kasih pada pemilik toko, laki-laki gendut itu pun kemudian langsung pergi meninggalkan toko perhiasan tersebut dan menghampiri temannya yang sedang menunggu di sebuah warung kopi tak jauh dari bangunan toko perhiasan yang berjejeran di sekitarnya.
"Sudah ada yang cocok, Kang?" tiba-tiba ada suara yang mengagetkanku lagi. Suara yang sama sewaktu Aku baru datang ke toko perhiasan. Aku gugup juga, namun segera ku kuasai keadaan diriku.
"Oowh... bba.. Barusan calon tunanganku kirim pesan, katanya besok saja. Mungkin Aku ke sini lagi besok pagi aja, bareng dengan nya, takutnya ukuran jarinya tak sesuai. Biar bisa pilih-pilih langsung juga." Jawabku beralasan.
"Oowh iya. Tidak apa-apa Kang. Besok lagi aja nggak apa-apa. Ditunggu kedatangannya lagi yah. Kalau bareng sama orang nya malahan lebih bagus dan pastinya akan puas, bisa memilih yang couple an juga." Ucap si pelayan toko perhiasan itu dengan sopan nya.
"Maaf yah, Teh. Belum jadi beli, hehehe" kupasang senyuman kuda padanya.
"Santai saja, Kang. Justru Saya berterima kasih atas kedatangan nya ke toko kami." Katanya lagi dengan senyum manisnya.
Setelah berpamitan, Aku pun segera mendekati kedua laki-laki yang sudah kuintai dari tadi. Keduanya kini sudah berada di dalam warung kedai kopi. Dan Aku pun dengan tetap menjaga jarak, agar keduanya tidak merasa curiga pura-pura memesan segelas kopi hitam pada pemilik warung dan meminta sebatang rokok.
"Gimana, Bos, berhasil?" Tanya teman si gendut setelah duduk bersisian.
"Hahahaha...berhasil lah...ternyata memakai gaya dan sikap yang tadi Lu katakan ke Gue, hasilnya jitu and okey banget, Det. Hahaha." Tawa si gendut terdengar renyah dan nyaring menandakan rasa senang gembira dengan apa yang telah dilakukannya. Kebetulan suasana warung kedai kopi sedang tidak banyak pengunjung sehingga tidak mendatangkan perhatian orang lain.
"Waaaah mantap Bos. Kita jadi bersenang-senang dan berpesta dong. Hahahaha" Temannya si Gendut ikut menimpali.
"Iya dooong... Nih Lu lihat berapa duit yang ada dalam tas. Nih lihat." Si Gendut membuka tas dan melihatkan isi tas pada temannya.
"Anjaaaaay.... gileeee Boooss.. kita langsung bisa booking cewek-cewek cantik dooong. Kita juga bisa pesta minum-minum.juga nih.!! Hahahaha.!!"
"Iya laaaah. Hahaha. Sekalian kita booking empat cewek sekaligus Det. Ini duit biar nggak bulukan hahahah. O iya. Det. Gimana kalau nanti malam, kita dugem di Bar (####), ceweknya bagus-bagus dan mulus-mulus loh. Gue pernah dua kali ke sana. Sebelum Lu ikut dengan Gue."
"Okewww Booos....Aku mah ngikut aja deh..hahaha. "
Kedua lelaki itu asyik sekali dengan obrolannya hingga tak menyadari, Aku telah menyadap semuanya apa yang diobrolkannya.
Beberapa saat kemudian, setelah Aku membayar kopi dan yang lainnya, Aku segera meninggalkan warung kedai kopi tersebut. Setelah agak jauh dari tempat tadi, Aku merogoh saku celana ku. Dan mengambil ponselku.
"Hallo... Mirna.. ada job bagus buat Kalian nih. Empat orang dengan Lu Yah..."
"(........)"
"Nanti Aku kirimkan foto keduanya, ambil saja semua uang dan perhiasan milik keduanya. Gue juga ikut pantau Kalian. Oke...!?"
"(.............)"
"Oke. Jangan sampai gagal. Kali ini bayaran nya gede loh. Gue berani bayar Lu 40 % dari pendapatan."
"(......)"
"Oke. Gue tak mau tahu. Yang penting Lu kondisikan temen Geng Lu yah.!"
Nut. Nut. Panggilan langsung kuputus. Aku tak mau berlama-lama, takut ada orang lain yang mencurigaiku.
Adalah Mirna. Dia salah satu Cewek PL di sebuah club malam dan karaoke yang sudah ku kenali beberapa tahun lama nya, saat Aku datang ke Club di mana Dia bekerja. Awalnya hanya sebatas kenal biasa saja. Pada suatu hari, Aku dapati Mirna sedang disiksa di tempat parkiran bawah tanah gedung club tersebut. oleh beberapa laki-laki kekar. Ternyata Mirna terjerat Utang pada seseorang rentenir, akibat korban dari permainan Judol nya.
Mirna hampir saja mati dicekik karena tak mampu membayar hutang hutangnya itu. beruntung Aku datang dan memukul beberapa orang yang menyiksanya. Dengan berbekal pistol mainan dan ilmu bela diriku, akhirnya orang-orang itu minta ampun dan tidak akan menggangu Mirna lagi.
Kemudian dengan rasa iba ku pada cewek itu. Aku larikan dia ke rumah sakit yang tidak jauh dari bangunan club tersebut.
Hingga beberapa hari, Mirna dirawat di sana. Dan yang menanggung biaya pun ku tekankan pada orang orang yang telah menyiksanya.
Setelah sembuh, Mirna merasa sangat berhutang nyawa padaku. Dia rela segala apapun Ia berikan ke padaku. Bahkan hingga suatu saat, Mirna juga menyatakan rasa cintanya padaku. Namun sayangnya, Aku tak begitu tertarik padanya.
Aku memilih hanya sebatas teman biasa. Aku merasa lebih nyaman seperti ini dari pada ada ikatan hubungan cinta. Dan setelah Aku jelasin pada Mirna tentang perasaanku nampaknya Ia juga sangat mengerti. Bagiku Mirna tak jauh dari seorang bawahanku saja yang mau di surah suruh. Dan Mirna pun tak keberatan ketika Aku menyuruhnya itu ini, termasuk untuk memuaskan hasrat nafsuku. Tentunya Dia berfikir itung-itung balas budi karena Aku telah menolongnya.
***
Pada malam harinya, Mirna dan temannya sudah bisa mendekati lelaki gendut dan teman nya itu. Sekitar jam 9 malam, Mirna ngasih kabar padaku bahwa Ia dan teman-teman nya sudah dibooking sama lelaki gendut itu bahkan untuk selama dua hari. Dan Aku pun langsung menuju ke lokasi, untuk memantau dari jauh.
Saat Aku di Club, ternyata Aku bertemu dengan lelaki gendut itu saat dia ke toilet. Dan ternyata dugaan ku benar, lelaki gendut itu ternyata teman lama Aku dulu. Bahkan, Ia lebih dulu menyapaku dan mengajak untuk berpesta. Namanya Rastim, yang dikenal dengan panggilan gendut ireng. Mungkin karena Dia berperawakan gemuk berkulit hitam. Walau memang Dia teman lama ku, namun Aku tak peduli, yang Aku inginkan adalah Uang nya yang banyak itu. Lagian sudah kepalang tanggung Aku dan Mirna sudah merencanakan akan menggasak Uang si Gendut ireng.
*****
Setelah menjalankan aksinya, Mirna dan ketiga teman nya kemudian pergi meninggalkan kamar hotel. Dan Aku pun sebenarnya mengetahui saat Mirna meninggalkan Aku, juga meninggalkan Si Gendut dan teman nya. Namun Aku pura-pura tidur saja agar keduanya tidak mencurigaiku. Dan ketika si Gendut itu bangun, barulah menyadari kalau Uang nya telah digondol oleh Mirna dan teman-teman nya. Juga agar keduanya tidak curiga, dompet Aku pun diambilnya juga oleh si Mirna. Tentunya hal ini sesuai dengan yang direncanakan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
harta paling indah itu isteri sholehah
aku rindu komen sampeyan.
author baik... aku suka. hehehe