NovelToon NovelToon
Indigo X Zombie Apocalypse

Indigo X Zombie Apocalypse

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Zombie / Hari Kiamat / Hantu / Roh Supernatural / Penyelamat
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mobs Jinsei

Kisah tentang tiga anak indigo yang berjuang demi hidup mereka di dalam kiamat zombie yang tiba tiba melanda dunia. Mereka mengandalkan kemampuan indigo mereka dan para hantu yang melindungi mereka selama mereka bertahan di tempat mereka, sebuah rumah angker di tengah kota.

Tapi pada akhirnya mereka harus meninggalkan rumah angker mereka bersama para hantu yang ikut bersama mereka. Mereka berpetualang di dunia baru yang sudah berubah total dan menghadapi berbagai musuh, mulai dari arwah arwah penasaran gentayangan, zombie zombie yang siap menyantap mereka dan terakhir para penyintas jahat yang mereka temui.

Genre : horror, komedi, drama, survival, fiksi, misteri, petualangan.

Mohon tinggalkan jejak jika berkenan dan kalau suka mohon beri like, terima kasih sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 34

Melihat Reno yang terdiam dan gemetar di sebelahnya, Dewi menoleh melihat Felis, dia langsung memegang tangan Felis dan merangkul Reno di sebelahnya, Reno yang kaget menoleh melihat Dewi,

“Wi, lo mau ngapa...”

“Sst diem....sini,” Dewi memotong ucapan Reno.

Dewi menarik tubuh Reno dan menempelkan keningnya ke kening Reno, dia minta supaya Reno memejamkan mata kemudian merangkul dirinya dan kemudian dia juga memejamkan mata. Seluruh mimpi yang di alami Reno dan apa yang ingin di beritahu Felis kepada Reno, mengalir ke dalam pikiran Dewi. Tubuh Dewi mulai gemetar dan dia mendorong Reno menjauh dari dirinya untuk melepaskan keningnya,

“Gue ngerti....lo ga usah cerita,” ujar Dewi sambil berbisik kepada Reno yang wajahnya masih berada tepat di depannya.

“Bener bener mengerikan,” ujar Reno.

“Kalau begitu....tolong jaga gue dan Felis sebentar disini, gue harus liat apa yang mau Felis katakan,” ujar Dewi.

“Ok, gue di sini,” ujar Reno.

Dewi mengangkat tangan Felis yang terbaring tidur, kemudian dia menempelkan tangan Felis ke keningnya, tiba tiba “blugh,” Dewi terlungkup di sisi ranjang dan tertidur di atas tangan Felis yang masih belum bangun. “Sreek,” tirai di buka,

“Oi Ren, lo juga harus perik...”

“Ssst...jangan ganggu dulu Man,” ujar Reno menoleh melihat Hilman yang membuka tirai.

“Oh..sori sori, ntar lo juga harus periksa ya,” ujar Hilman berbisik.

“Iya, ntar aja,” balas Reno berbisik.

Hilman kembali menutup tirainya dan meninggalkan Reno di dalam bersama Dewi dan Felis yang tertidur, Reno menoleh melihat Dewi yang masih menggenggam tangannya, dia berbalik dan mengelus rambut Dewi yang tertidur di sebelahnya.

******

“Tap...tap...tap,” Dewi berjalan di dalam kabut yang memenuhi kegelapan, tiba tiba kabut berpencar dan menghilang. Dewi berada di dalam penjara tepat di depan pintu bangsal,

“Oh...semua yang di liat Reno belum terjadi ya,” ujar Dewi dalam hati.

Tiba tiba, tangannya di pegang seseorang, Dewi melihat siapa yang memegangnya, ternyata Felis sedang berdiri di sebelahnya dan mendongak melihat wajahnya, Dewi langsung jonkok di depan Felis dan memegang kedua pundaknya,

“Apa yang mau kamu katakan Felis ?” tanya Dewi.

Felis tersenyum, dia langsung mengajak Dewi berjalan ke arah gedung di belakang. Ketika berdiri, Dewi sempat menoleh ke dalam bangsal, dia melihat Yohan, Dion, Dedy dan Faizal sedang berbicara di dalam dan wajah mereka nampak serius, namun karena Felis terus memaksa dan menarik tangannya, Dewi tidak menghiraukan ke empatnya, dia berjalan mengikuti Felis yang menariknya dan berjalan duluan. Ketika sampai di gedung belakang, pintu masuk ke gedung tertutup, Felis menoleh melihat Dewi dan menunjuk pintunya,

“Buka ?” tanya Dewi.

Felis mengangguk dan menoleh melihat ke arah pintu, Dewi melepaskan tangan Felis, kedua tangannya mendorong kedua daun pintu yang nampak seperti gerbang itu. Ketika pintu terbuka sedikit, “prang,” terdengar suara piring pecah di dalam,

“Lepas ga ?” teriak seorang gadis.

“Hei apa yang kamu lakukan, kita semua di sini sedang sibuk, tolong jangan main main,” Dewi bisa mengenali suara bu Ratna yang berteriak marah.

Dewi kembali mendorong pintunya supaya dia bisa melihat ke dalam, begitu terbuka, dia melihat kerumunan orang di depannya, Felis langsung berlari masuk ke dalam dan menerobos kerumunan, Dewi yang melihat Felis menerobos langsung mengikutinya. Ketika sampai di depan kerumunan, Dewi kaget melihat Ervan yang sedang berdiri di depan Meta di halangi oleh bu Ratna yang sepertinya melindungi Meta, ketika menoleh ke bawah, Dewi melihat pecahan piring dengan makanan berserakan di dalam.

Dia juga melihat Toni yang sepertinya sedang membujuk Ervan yang terlihat sedang ngotot di depan Meta sampai menunjuk wajah Meta yang terlihat hampir menangis. Terlihat juga bu Ratna berdebat dengan Ervan dan bu Ratna terlihat sangat geram, “brak,” terdengar pintu di belakang terbuka, Ajeng masuk ke dalam menerobos kerumunan dan langsung menengahi keduanya. Melihat Ajeng berdiri di sebelahnya, Ervan terlihat bicara kepada Ajeng sambil sedikit merayunya, tapi Ajeng langsung menunjuk wajah Ervan dan Ervan terlihat sangat kecewa.

Ervan berbalik pergi kemudian Toni mengejarnya, dia keluar dari pintu samping. Setelah itu, Ajeng membubarkan kerumunan dan semua orang kembali bekerja seperti biasa. Dewi menoleh melihat Felis yang menggandengnya,

“Lalu apa hubungannya dengan mimpi Reno, Fel ?” tanya Dewi.

Felis mengangkat tangannya ke atas, semua langsung berjalan dengan cepat seperti movie yang di forward untuk menampilkan adegan tertentu. Tiba tiba semuanya berhenti dan kembali ke sedia kala, “kyaaaaaaa,” terdengar teriakan di depan, Dewi langsung menoleh ke arah pintu, Dewi langsung kaget karena melihat dua zombie wanita dan dua zombie pria berjalan masuk ke dalam gedung, salah satu zombie pria itu mengenakan seragam tni. Keempat zombie itu langsung mengejar siapa saja di depan mereka dan menerkamnya.

Kepanikan pun terjadi di dalam, banyak orang yang tergigit langsung menjadi zombie dan menggigit orang yang belum tergigit dalam waktu sangat cepat. Dewi bisa melihat Meta yang sudah tergigit, sedang menggigit bu Ratna dan kemudian menyantap ibu ibu yang lain bersama bu Ratna. Dewi langsung menutup mulutnya dengan tangan, tangan sebelahnya lagi menggenggam erat tangan Felis di sebelahnya. Kemudian dia menoleh melihat sekeliling, terlihat Faizal dan beberapa tentara termasuk Ajeng masuk ke dalam. Mereka mencoba mengendalikan situasi namun tidak berhasil dan akhirnya malah menjadi korban.

Tak lama kemudian, Dewi juga melihat para relawan seperti Anton, Hilman, Vina, Indah dan beberapa pria juga wanita yang ber pos di rumah sakit datang membawa senjata karena di panggil oleh Indah, mereka mulai menembaki zombie zombie di dalam. Mereka berhasil mendorong mundur para zombie sampai Meta mendekati Vina yang tidak bisa menembaknya kemudian malah memeluknya dan akhirnya Meta menggigit Vina, setelah itu satu persatu mulai berubah menjadi zombie dan menyerang yang lain. Di belakang mereka terlihat Yohan, Dedy dan Dion yang terlambat melarikan diri dan akhirnya juga menjadi zombie.

Ketika Dewi sedang tertegun tidak bergerak, tiba tiba “crep,” tangannya di gigit, dia langsung menoleh melihat Felis yang sedang menggigitnya, “tap,” pundaknya di pegang seseorang, dia menoleh melihat Reno yang sudah berubah menjadi zombie, “creep,” “aaaaaah,” Reno menggigit pundaknya dan membuat Dewi berlutut karena sakit yang tidak tertahankan, di saat terakhirnya, Dewi menoleh ke pintu samping, dia melihat seorang zombie yang dia kenal dan zombie yang pertama masuk ke dalam gedung, ternyata zombie itu adalah Toni.

*****

“Aaaaaaah,”

Dewi terbangun dan berteriak, dia menoleh melihat Reno di sebelahnya yang langsung mendekap nya di dadanya. “Hik...hik...hik,” Dewi langsung menangis di dada Reno, kedua tangannya yang gemetar memeluk tubuh Reno dengan erat.

“Gue di sini Wi....gue di sini,” ujar Reno yang berusaha menenangkan dirinya.

Dewi menarik nafas panjang dan menghembuskannya untuk menenangkan dirinya, setelah itu, dia mendorong Reno dan melihat wajah Reno di depannya,

“Gue tau apa yang terjadi, kita harus cepat ke kantor mba Ajeng,” ujar Dewi.

“Ok, gue ngerti, tapi Felis ?” tanya Reno.

“Kita titip Felis sama Hilman dan Vina dulu sebentar, ayo cepet, udah mau sore, kejadiannya sore,” jawab Dewi

Keduanya langsung keluar dari ruang kesehatan, di depan mereka bertemu dengan Hilman dan Vina yang menunggu mereka. Keduanya menitipkan Felis kepada Hilman dan Vina, kemudian melesat ke dalam penjara untuk pergi ke kantor Ajeng.

1
Yulitasari Daniel
tetap sehat Thor agar bisa up terus
Fitri
jangan jangan pak yohan yang jahat
anggita
like👍☝iklan. moga novelnya lancar.
Mobs Jinsei: makasih kak dukungan nya /Pray/
total 1 replies
anggita
reno, dewi, podo" sama" 🤫
anggita
👋😡 pembukaan cerita marah nampar orang.
heyza. 617
bikin cerita kok setengah setengah buruan update
Mobs Jinsei: update tiap malam kak
total 1 replies
Aryanti endah
Luar biasa
Mobs Jinsei: makasih dukungan nya kak /Pray/
total 1 replies
FJ
padahal aku dah berpikir, emang bisa dibuka?
Mobs Jinsei: Tembus kak
total 1 replies
adib
wah genre baru... makasih thoe
Mobs Jinsei: sama sama kak, semoga suka
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!