apa jadinya jika pewaris tunggal keluarga konglomerat terobsesi kepada anak dari pembantu dirumahnya sendiri?
terbiasa bermain bersama dari kecil membuat Alvarez Abigail William mencintai diam diam anak seorang pembantu dirumahnya sendiri.
Viola Calista gadis cantik pemilik kornea mata berwarna biru itu sebenarnya selalu menolak saat berdekatan dengan sang tuan muda, karena sikap Alva sang tuan muda yang tak segan segan memaksanya untuk melakukan apapun yang Alva mau, tapi viola tidak bisa melakukan apapun karena statusnya hanya seorang pembantu.
akankah cinta Alva terbalaskan, ataukan viola akan pergi menjauh darinya karena perbedaan status sosial yang begitu tinggi diantara mereka?
yuk ikutin cinta penuh lika liku Alva dan viola
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanswii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
sampai dirumah, mama saras dari tadi masih menangis, dia sungguh kecewa terhadap sang papa yang masih saja tidak berubah, papa Thomas berusaha menenangkan sang istri, mama saras hawatir Alvarez akan semakin menjauhkan dari keluarganya karena kejadian tadi.
"rez, maafin kakek ya", ucap mama saras saat Alvarez baru saja masuk kedalam rumah.
Alvarez tersenyum hangat menghadap kearah sang mama yang masih sesenggukan.
"mama jangan nangis, aku paling tidak suka orang orang yang aku sayang menangis", ucap lembut Alvarez sambil mengusap air mata sang mama, dengan segera sang mama memeluk tubuh anak semata wayangnya itu,
"mama gak pernah memaksakan apapun terhadap kamu rez, kamu berhak menjalani kehidupan kamu sendiri, mama gak mau kamu merasakan apa yang dulu mama dan papa rasain, cukup kami berdua yang merasakan mama gak rela kau kamu juga merasakan hal menyakitkan itu", ucap sang mama masih memeluk erat Alvarez.
"makasih ma karena tidak pernah menuntun Arez apapun", ucapan Alvarez tulus,
tatapan papa Thomas dan Alvarez bertemu, papa Thomas memberi kode pada Alvarez dan langsung dipahami oleh Alvarez.
"ya udah sekarang kita istrahat Udah malam, kasihan anak kita seharian ini pasti uring uringan uringan karena ditinggal sang pujaan hati camping,", ucap papa Thomas mencairkan suasana,
mama saras tersenyum dengan Alvarez hanya mendengus kesal,
"ya sudah kamu istirahat ya sayang, Udah malam", ucap mama saras yang diangguki Alvarez,
"mama juga istirahat", ucap Alvarez setelahnya mencium pipi sang mama dan beranjak menuju kamarnya.
"udah gak usah dipikirin, Alvarez anak kita, yang berhak Atasnya selain dirinya sendiri adalah kita, orang lain tidak ada yang berhak sekalipun iku kedua orang tua kita", ucap papa Thomas merangkul bahu mama saras dan mengajaknya kekamar,
"maafin papa aku ya mas", ucap mama saras, yang hanya dijawab senyuman oleh papa Thomas.
Papa Thomas sudah sangat tahu tabiat sang mertua yang dipikirannya hanya bisnis bisnis dan bisnis, padahal usianya sudah senja, usia yang seharusnya sudah dinikmati apa yang dia punya dengan menghabiskan masa tua bersama keluarganya tapi tidak bagi kakek Hadi.
Dia seolah masih saja ikut campur urusan perusahaan dan bisnis keluarga yang sudah dijalankan oleh sang anak tertua dan menantu termudanya, yang bahkan bisnis mereka sudah mengalami banyak peningkatan, dan semakin luas cakupannya, tapi seolah tidak ada puasnya, kakek Hadi masih terus saja ingin lebih berkembang dan berkembang.
Alvarez merebahkan diri diatas ranjang king size nya, pikirannya tertuju pada sang pujaan hati, entah sedang apa dia sekarang.
sejak tadi ponselnya tidak bisa dihubungi, kata orang yang dia tugaskan untuk memantau viola, katanya gadis itu sibuk bersama teman temannya, keadaanya baik baik saja setidaknya itu cukup bagi Alvarez.
Untuk pembicaraannya bersama sang kakek tadi Alvarez sama sekali memikirkannya, karena dia sejak awal sudah tahu tentang itu, sudah sering sang kakek meminta Alvarez untuk bersikap baik pada Monica, dan juga mau dekat Monica tapi Alvarez sama sekali tidak menggubrisnya.
jangankan dekat, melihat saja Alvarez muak, sebenarnya mungkin kalau monica tidak melibatkan keluarga untuk usahanya mendekati Alvarez mungkin Alvarez tidak akan sebegitu benci padanya, tapi ternyata Monica licik, dia memanfaatkan kedekatan keluarganya dengan keluarga Alvarez agar bisa menjodohkan mereka.
hingga bunyi pintu diketuk membuyarkan lamunan Alvarez, tahu kalau itu sang papa Alvarez langsung mempersilahkan masuk.
"ada apa pa?", tanya Alvarez pada sang papa yang kini duduk disisi ranjangnya.
"kamu harus lebih memperhatikan viola rez", ucap papa Thomas yang kini sudah memakai piyama tidurnya,
"kenapa pa?", tanya Alvarez tak paham,
"kakek kamu sudah mengetahui perihal kamu yang sangat dekat dengan viola, dulu waktu kalian sama sama masih kecil, kakek kamu sempat melarang papa dan mama untuk menjauhkan kamu dan viola katanya takut kalian akan Saling jatuh cinta dan akan sulit dipisahkan, karena menurutnya kalau kamu bersama dengan viola kalian tidak akan memiliki masa depan karena viola yang hanya anak seorang pembantu", ucap papa Thomas menerawang masa lalu,
Alvarez mengepalkan tangannya erat, tak terima atas penilaian sang kakek tua yang sangat matre itu,
"tua Bangka itu memang sangat materialistis pa, dia kira semua bisa diukur dengan uang, lagian tanpa harta dari dia sepeserpun Alvarez bisa memiliki usaha Alvarez sendiri, dia tidak berhak ikut campur atas hidup Alvarez", ucapan Alvarez,
"bagaiman pun dia kakekmu nak, jangan bicara seperti itu didepan mamamu ya, dia pasti sedih anaknya membenci kakeknya sendiri, meskipun mamamu juga sebenarnya tidak menyukai tabiat dari kakekmu itu", nasihat papa Thomas sambil mengelus punggung sang putra,
"menurut papa apa dia akan menggunakan vio untuk membujuk Alva Agara menyetujui perjodohan bodoh itu?", tanya Alvarez,
"bisa lebih dari itu rez, papa tahu watak dan tabiat kakekmu, dia akan melakukan segala cara untuk mencapai apa yang dia inginkan, papa hanya hawatir kakek kamu akan mengancam vio dan keluarganya, bahkan yang paling parah kakekmu akan menyuruh vio beserta keluarganya untuk pergi dari kehidupan kamu rez", ucap papa Thomas gusar, hawatir apa yang dia pikirkan terjadi.
"kalau sampai itu terjadi Alva akan membuat gadis sialan itu yang akan meminta kakek untuk mengembalikan viola ke sisi Alvarez", ucap Alvarez penuh penekanan.
Papa Thomas sebenarnya agak bingung dan hawatir juga karena watak Alvarez dan kakeknya itu sama sama keras, papa Thomas hawatir kalau Alvarez akan melukai sang kakek atau gadis itu jika sesuatu yang buruk terjadi pada viola gadis yang sangat dicintai Alvarez.
"papa hanya minta sama kamu rez, jangan pernah bertindak gegabah Dengan melukai siapapun, jangan mengotori tangan kamu, papa percaya anak papa tidak akan pernah mengecewakan papa sama mama", nasihat papa Thomas sambil menepuk bahu sang anak dan setelahnya dia keluar dari kamar Alvarez.
kini pikiran Alvarez kembali tertuju pada sang gadis pujaan hatinya, sepertinya memang yang terbaik adalah tidak ada yang tahu kalau viola adalah kesayangannya, lebih baik tidak ada yang tahu kalau viola dekat dengannya, karena itu bisa membahayakan viola.
Meskipun viola memiliki skill beladiri yang mumpuni, tapi viola tetap saja seorang perempuan, pasti dia akan kalah juga kalau dikeroyok, .
apalagi setelah kejadian Viola yang
Membuat patah tangan salah satu ketua geng motor yang bisa dibilang bahaya, bisa saja salah satu dari anak geng motor itu mengintai viola.
Belum lagi masalah dia yang dituduh merebut Alaric si cowok menyebalkan bagi alvarez itu, dia dengar kalau cewek yang berseteru dengan viola itu agak freak, dia akan melakukan apapun pada siapa aja yang ingin mendekati si cowok menyebalkan itu.
Alvarez mengirimkan pesan pada orang suruhannya agar lebih mengawasi Viola lagi, dia tidak ingin apapun terjadi pada viola gadis kesayangannya.
permasalahan d bikin panjang bukannya seru bacanya malah jenuh orang bacanya
lanjut thor
kenapa ga d persingkat bahwa kakeknya dalang dr semua yg menimpa viola
lama" jenuh setiap buka bab baru pasti itu lagi itu lagi masalahnya ..
berbelit belit