NovelToon NovelToon
Melihat Kematian Dari Cermin

Melihat Kematian Dari Cermin

Status: tamat
Genre:Misteri / Tamat / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Persahabatan / Mata Batin / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: ERiyy Alma

Nafisa, gadis istimewa yang terlahir dari seorang ibu yang memiliki kemampuan istimewa. Tumbuh menjadi gadis suram karena kemampuan aneh yang dimiliki.

Melihat tanda kematian lewat pantulan cermin, membuatnya enggan bercermin seumur hidupnya. Suatu ketika ia terpaksa harus berdamai dengan keadaannya sendiri, perlahan ia mulai berubah. Dengan bantuan sang sahabat, ia menolong orang-orang yang memiliki tanda kematian itu sendiri.

Simak kisah menarik Nafisa, kisah persahabatan dan cinta, juga perjuangan seorang gadis menerima takdirnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ERiyy Alma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cermin 19

“Nando!” teriak Arjuna, berlari menarik tubuh Nando yang berjalan asal di tengah jalan raya, pandangan lelaki itu kosong, kepergian sang kekasih benar-benar memukulnya. “Apa yang kamu lakukan di sini? ayo kita pergi,” kata Arjuna lagi.

Haikal dan Pandu membantu Arjuna membawa Nando menepi, lelaki itu masih diam. Mereka mendudukkan Nando pada sebuah kursi taman di depan rumah sakit, menanti kedatangan Fisa dan Nuria yang membantu orang tua Hana merapikan barang pribadi gadis itu.

Tak lama kemudian, Fisa dan Nuria muncul. Mereka baru saja memasukkan barang-barang pribadi Hana ke dalam mobil orang tuanya.

“Gimana Naf?”

“Sudah selesai, ibu Hana ada di mobil, beliau sudah jauh lebih tenang meski terus saja menangis, ayahnya masih di dalam menyelesaikan administrasi, sebentar lagi jenazah dibawa pulang.”

“Kita ikut saja, aku ambil kendaraan dulu ya,” ucap Pandu yang disetujui teman-teman lain. Lelaki itu berlari menuju parkiran, membawa kendaraan menuju taman untuk menjemput teman-temannya.

Minggu kelabu, dimana mereka harus kehilangan seorang teman. Anak-anak muda itu duduk menunduk, wajah muram mereka menggambarkan isi hati masing-masing.

“Aku sudah kirim kabar ke grup chat kelas, pak Salman juga sudah komen tadi, beliau sudah meneruskan pesan ke grup chat guru, besok suasana sekolah pasti heboh, aku tak menyangka Hana pergi secepat ini, sebentar lagi kami lulus dan dia…” Haikal tak dapat meneruskan kalimatnya, ia memang tak begitu dekat dengan Hana, tapi semua orang tahu betapa baiknya sang juara kelas itu.

Tak pernah pelit mengajari teman-temannya yang sedang kesulitan, bahkan Haikal pernah beberapa kali dibantu Hana menjawab soal saat ujian berlangsung. Karena itu dia menangis, tiba-tiba teringat saat Hana membagi jawaban untuknya kala itu.

Arjuna memberi kode agar Haikal diam, pasalnya pandangan Nando masih kosong, lelaki itu duduk di sampingnya bagai mayat hidup. Tak ada emosi yang terpancar dari raut wajahnya, seolah-olah kesadarannya tersedot habis.

“Fis, kamu tadi senyum sama siapa? aku melihatmu, apakah kamu bisa melihat arwah Hana?” bisik Nuria di samping telinga temannya itu. Fisa memandangnya, mengangguk samar.

Nafas Nuria tercekat, ia mengajak Fisa menjauh dari teman-temannya, dan bertanya, “bagaimana Hana?”

Bibir Fisa bergetar, gadis itu berusaha membuat senyuman di wajah, menunduk memilin pakaian dengan jari jemari, sambil berupaya menormalkan detak jantungnya sendiri. “Sebenarnya, aku melihatnya. Aku melihat, ruh Hana keluar dari jasadnya, di-dia… dia tersenyum padaku,” ucapnya terisak, upaya tetap tenang pun gagal, bahunya naik turun menahan kesedihan dalam hati.

Nuria segera memeluk temannya, menenangkan Fisa dengan mengusap pelan pundak gadis itu.

“Setelah itu, datang sebuah sinar yang menjemput Hana, Hana melambaikan tangan padaku, dia tak bicara apapun tapi wajahnya terlihat bahagia, dia sudah tak sakit lagi Nuria, dia sudah sembuh, tapi dia pergi.” Fisa menangis tergugu, tanpa mereka sadari Arjuna dan Nando kini tepat berada di belakangnya, Arjuna hendak mengantar Nando menemani jenazah kekasihnya dalam perjalanan pulang.

“A-apa yang kalian katakan ini? apa maksudnya?” tanya lelaki itu. Fisa dan Nuria terkejut, mereka tak menyangka Nando tiba-tiba muncul dan mendengar percakapan keduanya.

Arjuna pun salah tingkah, ia hanya ingin mengajak dua gadis itu turut serta tanpa menyadari mereka justru tengah membicarakan sosok arwah Hana yang tak sengaja dilihat Fisa.

“Kamu, teman Hana.” Nando berusaha mengingat nama Fisa, lalu melanjutkan kalimatnya yang terjeda, “Fisa kan? kamu indigo? kamu bisa melihat arwah Hana? di mana dia sekarang? di mana Hana! cepat katakan padaku, bawa aku bertemu dengannya dan sampaikan pesanku untuknya,” teriak Nando histeris.

Hal itu memancing rasa penasaran Haikal dan Pandu yang baru saja memarkir kendaraan mereka di samping taman, dua lelaki itu tak sengaja mendengar fakta Fisa indigo dan bisa melihat arwah Hana, mereka tentu saja terkejut, tapi tetap memilih diam.

“Tenanglah Nando, tenang dulu,” ujar Arjuna mencoba menenangkan Nando yang terus mendekati Fisa, Pandu bergegas membantu sang sahabat menenangkan lelaki itu. Sementara itu Fisa hanya bisa menangis pilu menyaksikan Nando yang begitu terpukul.

Arjuna meminta bantuan Pandu untuk membawa Nando menuju ambulans yang telah siap di depan rumah sakit, jenazah Hana sudah ada di sana bersama orang tuanya. Fisa dan yang lain turut mendekat, Arjuna membantu Nando duduk di samping jenazah Hana, atas permintaannya sendiri. Dan saat itulah Fisa kembali terkejut melihat arwah Hana duduk menunduk di samping tubuhnya sendiri, seolah menanti kedatangan sang kekasih.

Tanpa sadar Fisa menggenggam erat tangan Arjuna, arwah Hana tak lagi tersenyum seperti tadi, kali ini arwah itu terlihat berbeda. Auranya pun tak lagi sama, Fisa heran sebab tadi melihat arwah Hana pergi bersama cahaya, tapi sekarang justru duduk menunduk di samping tubuhnya. Terlihat suram dan sedikit menyeramkan, Fisa tak mengerti kenapa bisa berubah begini.

“Kami akan pergi dengan mobil pribadi, kalian mau ikut? atau sudah ada kendaraan sendiri?” tanya ayah Hana.

“Kami sudah ada kendaraan Om,” jawab Pandu mewakili yang lain.

“Baiklah, terima kasih. Kalian boleh langsung pulang, tapi kalau mau ikut kami juga silahkan, jenazah putriku akan segera dimakamkan, kami sudah menelepon keluarga dan meminta mengurus semuanya di rumah,” imbuh lelaki paruh baya itu lagi.

“Insya Allah kami ikut Om.” Kali ini Arjuna yang bicara, ia merangkul Fisa yang memilih menunduk.

“Baiklah, kita berjumpa di rumah. Biarkan saja Nando menemani Hana, itu keinginannya.”

Arjuna dan yang lain mengangguk mengerti, setelah itu pintu ambulans ditutup dan kendaraan itu mulai melaju di jalan raya dengan suara khasnya. Diikuti kendaraan pribadi orang tua Hana, dan kendaraan Pandu yang membawa teman-teman Hana, termasuk Fisa.

***

Keadaan di rumah duka sangat ramai, sanak saudara dan tetangga berkumpul, sebagian dari mereka membantu di dapur dan sebagian lain berkumpul di ruang tamu untuk mengaji di depan jenazah Hana. Tampak Nando bersama teman-teman lain duduk di barisan pertama, mereka turut membacakan surat yasin dan tahlil untuk temannya itu.

Jenazah baru saja selesai disholati, saat ini tengah bersiap untuk diantar ke pemakaman. Nuria melirik temannya yang terlihat aneh, Fisa seperti ketakutan sejak pulang dari rumah sakit. Gadis itu bahkan enggan mengangkat kepala, menunduk dalam memandang sebuah buku yasin di tangan.

“Hey, kamu kenapa Fis? kamu sakit?” tanyanya.

Fisa menggeleng, tersenyum tipis meminta Nuria kembali fokus mengaji saja. Nuria mengikuti perintahnya tanpa bertanya lagi.

Setelah itu beberapa lelaki datang mendekat, mereka bersiap membawa jenazah ke makam. Memindahkan jenazah di atas keranda, setelah itu seorang kyai memimpin doa dan memberikan sambutan sebentar mewakili keluarga, meminta maaf atas nama jenazah selama masa hidupnya, dan meminta kesaksian warga bahwa gadis bernama Hana adalah putri yang shalihah selama ini.

Dalam proses ini, Fisa dan yang lain tak berhenti menangis, hingga mata mereka bengkak. Lalu bersama-sama mengantar jenazah Hana sampai di tempat peristirahatan terakhirnya. Mereka menyaksikan tubuh temannya yang terbungkus kain kafan perlahan dimasukkan ke dalam liang lahat, diposisikan menghadap kiblat, lalu dilepaskan tali pengikat.

Selanjutnya ditutup dengan papan kayu, dan diatasnya ditimbun tanah. Kemudian sebuah papan bertuliskan nama Hana di tancapkan sebagai penanda. Prosesi pemakaman berlangsung dengan lancar, Fisa masih bisa melihat arwah Hana mondar mandir di sekitar, tapi arwah itu kini seolah tak mengenalnya, tak lagi tersenyum padanya seperti saat di rumah sakit tadi.

Fisa bahkan merinding saat ini, karena itu ia berpura-pura tak melihat keberadaan arwah. Hingga saat mereka pergi meninggalkan pemakaman, Arwah Hana masih tertinggal di sana, berdiri tepat di samping makam.

...

1
Heri Wibowo
mungkin Husein cemburu melihat anaknya dekat dengan cowok
ERiyy Alma: Biasa Kak, bapak-bapak posesif ama putrinya. 🤭
total 1 replies
ERiyy Alma
Haloha readers tercinta, mohon maaf untuk hari ini author belum bisa update karena ada acara keluarga mendadak. Insya Allah next ya... makasih 🙏
Heri Wibowo
beruntung Arjuna diasuh di dalam keluarga penyayang.
Heri Wibowo
lanjut kak
Heri Wibowo
lanjut kakak
Heri Wibowo
lanjut kak.
Heri Wibowo
lanjut kakak.
Heri Wibowo
lanjut kak.
Heri Wibowo
takdir kematian sudah ditetapkan, tidak ada satu manusia pun bisa menghindarinya.
ERiyy Alma
Maaf ya agak telat, sudah update dari semalam sebenarnya. Tapi entahlah kenapa bisa baru muncul. 🤭🙏
Heri Wibowo
Terima kasih double update-nya kakak
ERiyy Alma: sama-sama... 😊
total 1 replies
Heri Wibowo
Alhamdulillah Ana bisa diselamatkan
ERiyy Alma
Maaf, untuk bab selanjutnya mungkin agak molor ya. Karena hari ini acara author padat sekali. Tapi, insya Allah next bisa langsung dua bab. hehe 🙏🤭
Heri Wibowo
lanjut kakak.
Heri Wibowo
ditunggu update selanjutnya kakak
Heri Wibowo: oke kakak
ERiyy Alma: Tunggu ya Kak, insya Allah nanti kalau udah longgar bakal update normal, sehari 2x kayak biasa. Beberapa hari ini memang lagi ada acara, jadi padet jadwalnya. Hehe..😅🙏
total 2 replies
Werewolf hayho
Jadi itu yg bkin Alena nakal, hmz..
Heri Wibowo
dibalik kenakalan Alena di sekolah ternyata dia sering mendapatkan kekerasan dari ayahnya
Heri Wibowo
Apa mungkin Hana bisa diselamatkan ya
Heri Wibowo
Iyah gantung, lanjut kakak.
Heri Wibowo
nggak apa-apa Kak yang penting update setiap hari
ERiyy Alma: insya Allah diusahakan Kak... 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!