Rian seorang remaja miskin secara tidak sengaja mendapatkan sebuah botol antik yang mengurung mahluk gaib yang di kutuk oleh gurunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di keluarkan dari sekolah
Sedangkan di rumah Aini, pak Salim menghubungi seseorang,
" ya baik pak nanti akan saya usahakan, anak itu pasti akan di keluarkan dari sekolahnya " ucap seseorang di sebrang telpon. Pak salim menutup telepon nya, ia baru saja menelepon kepala sekolah mengeluarkan Rian dari sekolah, ia tak mau Aini bersama Rian, seorang pemuda miskin ingin Mendapatkan anak nya , itu ga mungkin. Pak salim ingin menjauhkan Aini dengan Rian
Tadi ia menelepon kepala sekolah tempat dimana Aini dan Rian sekolah, sebagai donatur tetap ia bisa meminta tolong kepada kepala sekolah itu untuk mencabut beasiswa dan mengeluarkan Rian dari sekolah.
Jarak antara sekolah dan rumah rian lumayan jauh, namun Rian biasa berjalan kaki , biasanya butuh waktu 30 menit bagi Rian untuk sampai ke sekolah nya , Rian tak menyadari setelah berlatih teknik yang diajarkan Ajia kecepatan langkah , kecepatan berpikir dan daya tahan tubuh nya meningkat drastis. Jarak yang biasa di tempuh 30 menit hanya di tempuh 18 menit, saat masuk ke dalam kelasnya baru beberapa yang hadir, Rian duduk dengan tenang di bangku nya, beberapa teman yang melihat Rian duduk tenang bingung, biasanya bila Rian datang ada saja yang di lakukan nya, dari menyusun bangku sampai tinggi, mengusili cewek cewek cantik, atau bernyanyi sambil menepuk nepuk meja.
" Eh yan loe sehat??" Tanya Dewi teman sekelas nya
" sehat kenapa emang ??" Dewi yang di tanya balik dan di tatap lembut disertai senyuman malah jadi salah tingkah
" anjir kok nambah ganteng aja " Dewi berkata dalam hati
" ga kenapa napa kok" ujar Dewi agak gugup. Setelah latihan ada aura samar yang terpancar dari wajahnya membuat orang yang melihat nya merasa tenang dan nyaman
Bell masuk berdering nyaring menandakan pelajaran akan segera di mulai. Rian dengan santai mengeluarkan buku tulis dan pulpen nya
Tok tok tok
Pak Waluyo guru tu masuk setelah mengetuk pintu
" saudara Rian di tunggu di ruang kepala sekolah " ucap pak waluyo pada rian , Rian yang mendengar nya agak bingung,
" baik pak " Rian berdiri dan mengikuti pak Waluyo.
" Assalamualaikum " ucap Rian saat masuk di ruang kepala sekolah
" Waalaikum salam, duduk yan" kepala sekolah tersenyum masam, ia tak menyangka bila yang ingin di keluarkan adalah siswa beasiswa, dan sering menjadi tim inti di pertandingan bola basket, dan walau tak selalu menjadi juara Rian selalu masuk 10 besar. Namun apa daya dia telah berjanji pada pak Salim akan mengeluarkan Rian
" maaf pak boleh saya tahu kenapa saya di panggil " Tanya Rian sopan
" sebelumnya saya minta maaf , demi kelancaran mengajar di sekolah dengan berat hati bapak mengeluarkan kamu dari sekolah " ucap pak Adnan kepala sekolah
Degh ,
Rian kaget dia merasa tidak melakukan kesalahan kenapa dia di keluarkan.
" boleh saya tahu apa kesalahan saya " tanya Rian lagi
" bapak minta maaf , kamu ga salah apa apa, hanya saja seorang donatur tetap ingin kamu keluar, sekali lagi bapak minta maaf, tapi bapak juga sudah merekomendasikan ke satu sekolah hanya saja tidak ada beasiswa di sana" tutur pak Adnan
" terima kasih pak, bila itu sudah keputusan sekolah, saya harap bapak tidak menyesal , dan untuk sekolahan yang bapak tawarkan maaf, saya bisa nyari sendiri, permisi" Rian keluar dengan langkah gontai hati nya terasa sakit , merasa tidak adil, dan ia merasa tak pernah menyinggung donatur yang ia tak ketahui siapa orangnya, yang ia tahu ada 3 donatur tetap yang menyumbang cukup besar, orang tuanya Raden Roro, orang tuanya Aini , dan orang tuanya Cici . Tak satupun ia dekat dengan mereka hanya sebatas kenal saja.
Tok tok tok
Rian masuk ke kelas dan meminta sedikit waktu pada guru yang mengajar
" Assalamualaikum teman-teman, saya Rian secara pribadi meminta maaf apabila saya ada salah, baik yang saya sengaja maupun yang tidak sengaja, mulai hari ini saya tidak bersekolah di sini, terimakasih" Rian mengambil buku dan tasnya
" tunggu Rian" sang guru menahan Rian" Kenapa kamu tidak bersekolah lagi , ini sudah kelas 3 sebentar lagi kamu lulus " tegur pak guru
" maaf pak bukan saya ga mau sekolah tapi sekolahan ini yang tak menerima saya" ucap Rian pelan
" Maksud kamu??"
" saya di keluarkan pak, saya tidak melakukan kesalahan hanya saja saya menyinggung sang donatur yang di anggap raja oleh kepala sekolah " sindir Rian, pak guru yang mendengar itu merasa geram, ia tahu dengan jelas siapa Rian, mungkin bila ia tak sekolah sambil bekerja ia akan menjadi juara satu sekolahan
" kamu beristirahat saja dulu , bapak akan berbicara dengan guru yang lain" ucap pak guru
" terima kasih pak, tapi ga perlu , saya tetap akan keluar, kalau bapak mau membantu tolong cari tahu siapa donatur yang ingin saya keluar dari sekolah ini, maaf pak saya permisi, teman-teman saya harap kita masih berteman walau kita tidak satu sekolah dan satu kelas lagi," mendengar kata kata Rian semua teman pada berhambur memeluk Rian, mereka merasa kehilangan, walau jahil Rian selalu mau membantu teman dan orangnya supel.
" yan gw nanti malem kerumah loe" ucap umar teman sebangku nya. Rian hanya mengangguk pelan, disalami satu persatu teman nya " belajar yang bener yah, mungkin kalau ga ada biang kerok kaya gw kalian lebih serius belajar nya" canda Rian, ia berusaha tegar ia tak mau terlihat lemah.
Ia melangkah keluar melihat sekeliling untuk terakhir kalinya, ia berjanji akan membuat sekolahan ini menyesal telah Mengeluarkan nya. Saat di gerbang ia pun berpamitan dengan satpam sekolah, pak Parto hanya mengelus dada mendengar cerita Rian .