Follow IG @thalindalena
Add fb Thalinda Lena
"Tidak mau sekolah kalau Daddy tidak mau melamar Bu Guru!!!" Gadis kecil itu melipat kedua tangan di depan dada, seraya memalingkan wajahnya tidak lupa bibirnya cemberut lima senti meter.
Logan menggaruk pelipisnya yang tidak gatal. Pusing menghadapi putri kecilnya kalau sudah tantrum begini. Anaknya pikir melamar Bu Guru seperti membeli cabai di super market?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Otak Udang!
Malam hari telah tiba.
Keira dan Mia sudah di kamar setelah makan malam bersama.
“Mia, gosok gigi dulu, Sayang,” ajak Keira pada Mia yang sudah berbaring di atas tempat tidur.
“Siap, Mom!” sahut Mia, segera turun dari tempat tidur, dan menuju kamar mandi.
Keira tersenyum melihat gadis kecil itu berdiri di atas kursi, tepat di sampingnya sambil menggosok gigi.
“Sebelum tidur harus gosok gigi, agar tidak ada kuman atau bakteri yang bersarang di dalam mulut.” Keira mengingatkan Mia.
“Biasanya di rumah ada Bibi pelayan yang akan membantuku gosok gigi, he he.”
“Harus belajar mandiri ya. Mia ‘kan sudah TK.” Keira mengacak pucuk kepala Mia dengan gemas, lalu menggendong gadis kecil itu menuju tempat tidur.
“Siap, Bu Guru cantik. Eh, Mommy cantik.” Mia menjawab dengan penuh semangat lalu memeluk Keira dengan erat ketika mereka sudah di atas tempat tidur.
Keira tersenyum lalu mencium pipi Mia dengan gemas dan penuh kasih sayang. “Ayo, tidur, besok kau harus masuk ke sekolah.”
Mia mengangguk sambil menguap lebar, “hu’um.” Lalu menenggelamkan wajahnya ke dada Keira, mencari kenyamanan dan kehangatan di sana.
Keira dengan penuh kasih sayang mengusap-usap punggung Mia sampai pulas.
Pagi harinya.
Dokter mengatakan kalau kondisi Logan sudah membaik dan pagi ini ia di perbolehkan pulang.
“Terima kasih banyak, Dokter dan suster,” ucap Logan pada dokter dan perawat yang merawatnya.
“Ingat, jangan makan kerang lagi.” Dokter kembali mengingatkan.
Logan tersenyum lalu mengangguk, lalu pamit pergi diikuti Lara dari belakang.
“Mommy sampai sekarang masih tidak habis pikir, kenapa kau bisa memakan kerang? Sedangkan kau sendiri tahu kalau alergi kerang,” ucap Lara sambil terus berjalan di koridor rumah sakit.
Logan menghentikan langkahnya, menatap ibunya dengan serius. “Tadinya aku berharap bisa dekat dengan Keira, tapi ternyata usahaku gagal,” jawaban Logan membuat Lara sangat syok.
“Logan! Kau membahayakan dirimu sendiri demi dia?” Lara mengejar putranya yang sudah berjalan mendahului.
“Mom! Jangan berbicara keras seperti itu!” tegur Logan, tidak suka dengan kalimat yang di lontarkan ibunya.
“Oh My ... kau sampai bertindak sejauh ini tapi kau masih belum menyadari kalau kau mencintainya? Otak udang!” maki Lara pada putranya dengan perasaan jengkel luar biasa.
“Mom, aku tidak sebodoh itu!”
“Nyatanya kau memang bodoh!” dumel Lara, semakin jengkel.
Sampai di pakiran ibu dan anak itu masih saja berdebat.
"Mommy pulang saja dulu naik taksi atau minta sopir untuk menjemput," kata Logan pada ibunya yang sudah membuka pintu mobil.
"Wah! Anak durhaka, kau menyuruh Mommy pulang sendiri?" omel Lara, seraya menatap pintu mobil kembali dengan keras, lalu berkacak pinggang.
"Mom, tolong pengertiannya, aku harus pergi ke sekolah Mia untuk memastikan kalau dia baik-baik saja," jawaban Logan membuat Lara menyipitkan mata, menatap curiga.
"Alasan! Bilang saja ingin bertemu dengan Bu Guru Cantik!" sahut Lara, mengikuti gaya bicara Mia saat menyebut 'Bu Guru Cantik'.
"Tepat!" jawab Logan tersenyum karena ibunya bisa membaca pikirannya.
Lara memutar kedua matanya malas, lalu beranjak dari sana, menghubungi sopirnya agar menjemputnya.
Logan mengendarai mobilnya menuju sekolah Mia. Karena jam pelajaran di mulai jadi dia tidak bisa masuk ke area sekolah tersebut. Mau tidak mau, ia menunggu sampai jam sekolah selesai.
demi menuruti keinginan konyol Milena.. kamu kehilangan kasih sayang anak. udah gitu memusuhi orang yang membesarkan anak mu..
😆😆😆
Aston, mending elu jujur deh ttg kesalahan elu dan memohon maaf karena kesalahan elu itu daripada menyembunyikan masalah itu hingga suatu saat baik ortu/Mia tau dari orang lain malah lebih menyakitkan. sadarlah Aston karena gak selamanya yg elu sembunyikan ada tetap aman.