Starla
"Hah...hah...hah..."
Nafasnya tengah ngos-ngosan setelah melepas benihnya tumpah ruah. Setara lari maraton mengitari stadion besar seperti GBK sebanyak 100 kali di siang bolong. Panas membara, bermandi keringat dan penuh emosi jiwa.
"SIAL !!" umpatnya.
"Siapa yang menaruh obat lak nat di minumanku? Huft !!"
Tembakan benihnya pun bersarang penuh ke dalam rahim wanita yang usianya tak beda jauh dengan dirinya. Wanita yang selama hampir dua jam berada di bawah kungkungannya akibat pengaruh obat perang_sang.
Dorongan zat afro*disiak yang terkandung dalam minumannya, entah ulah siapa yang menjebak dirinya. Benar-benar sial.
Hal ini membuat AKP. Brahma Satria Mahendra, putra kandung Irjen Pol. Arjuna Sabda Mahendra dengan Bening Putri Prasetyo, dengan terpaksa merenggut kesucian seorang wanita yang sebelumnya ia kenal bernama Starla hanya sepintas lalu, tepatnya beberapa hari sebelum kejadian malam naas ini. Keduanya pernah sekali bertemu di stasiun perihal mengembalikan dompet yang terjatuh.
Ia tak menyangka ternyata di zaman sekarang ini masih ada gadis pera*wan yang tinggal di kota besar. Sebab sepanjang yang ia tahu dari pergaulan terutama kehidupan teman-teman di sekitarnya, hari gini cari pera*wan itu langka. Ibarat kata seperti mencari jarum kecil dalam tumpukan jerami. Keberuntungan atau musibah, dirinya pun tak tahu.
Ya, Brahma sadar bahwa dirinya yang pertama bagi Starla. Ia melihat noda darah suci itu di atas sprei putih setelah dirinya merudapaksa Starla. Tentu sebagai laki-laki ia menyadari hal ini saat pertama kali menyatu dengan Starla.
Entah bagaimana nantinya Brahma menghadapi masalah baru yang tanpa sengaja hadir di hidupnya ?
Brahma adalah putra mahkota kesayangan kedua orang tuanya. Arjuna baru saja sebulan yang lalu purnabakti dari tugas dan jabatannya di kepolisian. Sedangkan Brahma sendiri baru saja naik pangkat dari Inspektur Polisi Satu (Iptu) dengan lambang 2 balok emas menjadi Ajun Komisaris Polisi (AKP) dengan lambang 3 balok emas.
Setelah dua jam lebih melepaskan segala kedutan yang tengah melanda di sekujur tubuhnya, rasa kantuk pun menghampirinya. Akan tetapi tubuhnya jauh lebih rileks.
Pertama kali melepas keperjakaannya, namun bukan pada wanita yang ia cintai. Lebih mirisnya dengan campur tangan obat. Tanpa sadar Brahma memeluk wanita yang tengah tertidur di sebelahnya akibat kelelahan setelah berbagi keringat dengannya.
Sedangkan di tempat lain, seseorang tengah mengumpat dan uring-uringan tidak jelas karena misinya gagal total. Ia berharap bisa menghabiskan malam indah dengan Brahma lalu berujung laki-laki yang ia cintai itu bertanggung jawab padanya dengan cara menikahinya.
Sejak lama ia sudah menyukai putra kandung Arjuna dan Bening tersebut. Bahkan sebelum Brahma menjadi polisi. Namun rencana manusia hanya sebatas rencana. Takdir Tuhan berkata lain. Sasaran mendadak hilang, otomatis misinya pun gagal.
"Sial !" umpat seorang gadis.
☘️☘️
Jabatan dan kredibilitasnya tengah dipertaruhkan. Bahkan nama baik keluarga besarnya. Dirinya pun tak mau sembarangan mengambil wanita malam yang biasa menjajakan tubuhnya ke banyak pria. Tentu saja Brahma juga tak mau tertular virus mematikan dan sebagainya.
Pucuk dicinta ulam pun tiba. Saat Brahma berada di area parkiran cafe hendak menuju mobilnya, ekor matanya melihat Starla sedang berjalan gontai dalam kondisi menundukkan kepalanya. Brahma sempat bingung di jam yang sudah larut malam begini, mengapa Starla berada di area yang cukup berisiko seperti ini?
Ya, lokasi mereka berdua saat ini tepatnya di area sebuah cafe yang bersebelahan dengan klub malam. Di mana cafe dan klub malam ini keduanya sangat ternama di daerah itu. Black Meong adalah nama klub malam tersebut. Tanpa Brahma ketahui jika Starla adalah salah satu karyawati pengantar minuman di klub malam itu.
Starla juga dikenal sebagai primadona di Black Meong. Bagi orang yang melihat Starla di sana, pasti berpikiran jika wanita itu bekerja sebagai wanita malam alias P S K. Padahal faktanya tidak seperti itu.
Don't judge a book by its cover adalah sebuah pepatah yang bermakna jangan menilai sesuatu atau seseorang hanya berdasarkan apa yang kamu lihat dari luarnya atau hanya dari apa yang kamu rasakan tanpa kamu sadari sepenuhnya.
Alhasil Brahma tanpa basa-basi membuang jauh keraguannya itu, ia langsung menarik keras lengan Starla dan membawanya masuk secara paksa ke dalam mobil pribadinya.
"Ka_mu," gumam Starla yang cukup terkejut melihat Brahma menariknya dengan cepat.
"Please, tolong aku." Brahma berusaha sekuat tenaga menahan rasa dorongan obat yang sudah terlanjur masuk ke dalam tubuhnya. Starla sudah berada di dalam mobilnya. Brahma langsung menekan pedal gas mobilnya dan pergi dari sana tanpa meminta persetujuan dari Starla.
"Hah, tolong apaan? Kan dompetmu sudah aku kembalikan beberapa hari yang lalu,"
"Nanti aku jelasin," jawab Brahma singkat.
Beruntung malam ini Brahma tidak menggunakan seragam dinasnya. Ia hanya memakai baju casual. Brahma juga masih bisa mengemudikan mobil miliknya dengan baik hingga tiba selamat di sebuah hotel. Tak mungkin membawa Starla ke rumah dinasnya. Alhasil hotel berbintang cukup ternama menjadi pilihannya kala terdesak seperti ini. Kebetulan lokasi hotel tak jauh dari tempat mereka bertemu tadi.
Awalnya Starla ingin menolak untuk masuk ke dalam hotel. Namun dirinya yang terbiasa hidup di dunia malam, ia akhirnya tersadar bahwa Brahma sedang tidak baik-baik saja. Mungkin saja ada orang yang berniat jahat dengan menjebak Brahma, pikirnya.
Starla tahu bahwa Brahma seorang polisi dengan jabatan Kapolsek, statusnya belum menikah sesuai KTP yang dilihatnya dari dompet laki-laki ini beberapa hari yang lalu. Alhasil dengan sesadar-sadarnya, Starla membantu Brahma dengan merelakan kesuciannya. Dan terjadilah sesuatu yang memang ditakdirkan terjadi pada mereka berdua.
Starla membuka matanya. Ia melihat Brahma yang tertidur pulas di sampingnya dalam kondisi memeluknya. Keduanya dalam kondisi polos tanpa sehelai benang pun di bawah selimut yang sama.
"Aku tak begitu mengenalmu. Baru sekali kita bertemu tapi kau sudah mengambil sesuatu yang berharga dariku. Ya, walaupun aku sadar karena memang aku yang merelakan untukmu. Aku yakin kamu dan keluargamu orang baik. Jika pun kamu dan keluargamu bukan orang baik, aku tak menyesal melakukan ini. Semoga ini bisa menjadi kebaikan paling berharga dalam hidupku untuk menolong sesama manusia di sisa umurku," batin Starla.
Ia menatap langit-langit kamar hotel dengan kecamuk rasa.
"Mungkin dengan begini, Mami enggak menjualku pada lelaki hidung b3lang yang enggak jelas bentukannya seperti Pak Wiryo. Sudah tua bukannya tobat, malah hobi nambah bini muda. Dijejer kayak deretan baju di etalase toko saja. Tiap hari ganti, yang ada malah makan ati terus ngenes sing dadi bojone. Makin memperpendek umurku saja!" keluh Starla dalam hati.
Bersambung...
🍁🍁🍁
*ngenes\=tekanan batin (menyedihkan).
*sing dadi bojone\=yang jadi istrinya/pasangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Novano Asih
Aku selesai baca David Rara pindah ke Brahma,apa Starla punya penyakit kok bilangnya hidupnya tdk akan lama
2024-11-10
2
Mayora
eh sama dgn ayahnya ya
2024-11-06
1
Agustina Ema
yg ngasih obat Alea ni psti..
2024-11-22
0