Seorang wanita bernama Arabella Gwenevieve berusia 22 tahun.. Hidupnya begitu kelam setelah dijual oleh kedua orang tuanya dan menikah dengan seorang pria yang dijodohkan dengannya.. Namun pernikahan tersebut hanya berlangsung selama beberapa bulan dan suaminya kembali mencampakkannya.. Hidupnya berubah setelah bertemu dengan seorang mafia yang sangat kejam dan di takuti di kota tersebut..
penasaran seperti apa kisahnya?
Ikuti Kisah nya terus.. jgn lupa like and vote sebanyak banyaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yaya genza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Arabella berjalan sambil menangis. Dua anak buah pria itu berjalan di kiri dan kanan mereka.
"Menembak sekali saja, kau akan menyesal.! "
Charles menahan nafas di tempatnya, waspada dalam diam. Lalu ia bergerak dengan cepat m e n e m b a k kepala pria yang menyandera arabella.
D a r a h memuncrat, mengenai wajah arabella. Dua p e l u r u lain me l u b a n g i kepala pria lainnya. Mereka langsung jatuh terkapar di lantai.
Arabella menjerit histeris. Charles langsung muncul beberapa detik kemudian, dan berdiri di hadapan arabella yang shock.
Ekspresi wajah charles sangat marah ketika melihat ke arah d a d a arabella yang terbuka karena blouse nya sobek. Arabella linglung, lalu charles meraih tangannya dengan kasar.
"Kau akan ikut denganku mulai sekarang.! " Ucap charles kasar.
"K..Kau p e m b u n u h.! " Ucap arabella ketakutan. Alis charles terangkat sengit.
"Itu bukan hal yang baru bagiku, nona. " Ucap charles. Membuat arabella sangat ketakutan. Benar benar ketakutan pada charles.
"Tidak.! Aku tidak akan ikut denganmu.! Kau p e m b u n u h! Tidak.! " Ucap arabella histeris.
"Kau yang akan m a t i jika aku tidak menembak mereka, gadis sialan.! " Ucap charles marah.
Arabella berusaha melarikan diri, namun charles segera menangkapnya. Lalu ia mengangkat tubuh arabella seperti mengangkat sekarung beras.
"Bereskan sisanya.! " Perintah charles pada anak buahnya.
Arabella tidak dapat berpikir, satu satunya yang ia inginkan hanyalah melarikan diri. Namun ia tidak bisa pergi kemanapun saat charles aldridge mengangkatnya dengan mudah seperti membawa sekarung beras.
Tubuh arabella terasa lemah. Pikirannya berkecamuk antara ketakutan, kebencian dan keputus asaan.
D a r a h segar yang berceceran di lantai rumahnya masih terasa di hidungnya. Arabella merasakan mual yang begitu hebat, lalu muntah di punggung charles.
Charles menggeram, lalu menurunkan arabella. Pria itu membuka jas yang ia pakai lalu melemparnya begitu saja. Ia membiarkan arabella membungkuk di atas rumput dan muntah disana.
Setelah arabella muntah muntah, charles kembali meraih tangannya. Mencengkeram pergelangan tangannya dengan kuat.
"Lepaskan aku.! Kau pe m bu nuh.! " Ucap arabella memberontak.
"Diam brengsek! " Bentak charles.
"Apa yang akan kau lakukan padaku.? Apa kau juga akan mem b u nu h ku.? Lepaskan aku..! " Teriak arabella sambil tersengal sengal kelelahan. Ia masih mencoba melawan meskipun tubuhnya nyaris lumpuh.
Charles tak mengindahkan teriakan arabella. Dengan langkah cepat dan tegap, ia bergegas membawa arabella menuju mobil hitam besar yang menunggu di ujung jalan.
Beberapa anak buah charles berdiri di dekat mobil dengan wajah tegang, memperhatikan sekitar untuk memastikan tidak ada ancaman lanjutan.
Ketika charles membuka pintu mobil, arabella memberontak sekuat tenaga, memukul dada charles dan berusaha untuk melarikan diri.
"Aku tidak mau ikut denganmu.! Lebih baik aku m a t i.! " Teriak arabella. Charles menggeram, memaksa arabella masuk ke dalam mobil.
"Diam.! Kau akan m a t i jika terus berada disini. Kau pikir mereka tidak akan kembali mencarimu.?! " Ucap charles.
Air mata arabella mengalir deras, leher dan d a d a nya terasa perih.
"Aku tidak peduli.! Aku tidak butuh bantuanmu.! Kau tidak berbeda dari mereka.! Kau hanya ingin menggunakan aku.! " Ucap arabella lantang.
Charles menarik nafas panjang, berusaha menahan amarah. Wajahnya yang biasa tenang dan dingin, kini dipenuhi kegelapan. Ia menatap arabella dengan tatapan yang sulit diartikan, antara marah dan frustasi.
"Aku tidak peduli dengan apa yang kau pikirkan. Kau akan ikut denganku. Suka atau tidak suka.! " Ucap charles kemudian.
Sepanjang perjalanan, suasana di dalam mobil dipenuhi keheningan yang mencekam.
Arabella duduk di sudut kursi belakang, tubuhnya meringkuk seperti anak kecil yang ketakutan. Rambutnya kusut, wajahnya pucat pasi, ia bahkan tidak peduli dengan luka di lehernya meskipun darah masih menetes.
Sesekali arabella mencuri pandang ke arah charles yang duduk di sampingnya, yang menatap keluar jendela dengan tatapan yang tajam ke jalanan gelap. Cahaya lampu jalan yang redup menyinari wajah charles. Menonjolkan rahangnya yang tegas, dan sorot matanya yang dingin.
Arabella tak dapat menyembunyikan ketakutannya. Meskipun charles telah menyelamatkannya, namun pria itu adalah sosok yang tidak bisa ia percayai.
Ia tau charles ada pria kejam yang terkenal di dunia gelap. Desas desus tentang kekejamannya sudah banyak ia dengar dari cessia, dan malam ini ia melihatnya sendiri. Bagaimana charles melubangi kepala orang lain semudah ia melubangi papan kayu.
Entah kenapa pria itu selalu muncul disaat arabella sedang dalam masalah. Niatnya masih menjadi misteri.
"Tuan aldridge. " Arabella akhirnya memberanikan diri berbicara, suaranya bergetar.
"Apa yang kau inginkan dariku.? " Tanya arabella.
"Berhenti menanyakan hal itu. " Ucap charles dengan suara berat dan dinginnya.
Setelah perjalanan yang serasa seabad, akhirnya mobil berhenti di sebuah rumah besar yang berada di sebuah daerah elit, di sudut kota manhattan.
Itu bukanlah sebuah rumah, melainkan mansion milik charles. Mansion itu bergaya klasik, seperti rumah rumah di era romawi kuno yang sangat megah dengan ciri khasnya di cat warna putih, dengan pagar tembok tinggi yang melindungi setiap sudutnya.
Charles keluar dari mobil, berdiri di luar, sementara sopir membukakan pintu untuk arabella.
"Keluar.! " Katanya dengan nada datar.
Arabella ragu ragu. Ia menatap charles dengan penuh kebencian dan ketakutan.
"Aku tidak akan pergi ke sana. " Ucap arabella.
Charles mengangkat alisnya, tak terkesan sama sekali dengan pembangkangan arabella.
"Kau tidak punya pilihan. Jika kau tetap disini, orang orang itu akan mencarimu lagi dan kau akan di p e r k o s a bergilir oleh anggota kelompok itu. Mereka tidak akan berhenti sebelum mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan darimu.! " Ucap charles.
"Bagaimana denganmu? Apakah kau akan berhenti.? " Tanya arabella menatap charles. Mata biru charles berkilat kilat.
"Tidak." Jawabnya singkat.
"Aku tidak akan pergi kesana. Lepaskan aku, biarkan aku pergi.! " Ucap arabella
Orang orang charles memegangi arabella, membawanya masuk. Nyaris seperti diseret.
"Panggilkan dokter.! Gadis itu terluka." Ucap charles pada pelayannya.
Begitu masuk, arabella langsung disambut oleh suasana yang hangat dan nyaman. Sangat sesuai dengan ekspektasi.
Mansion itu dipenuhi dengan furnitur mewah, dengan lampu lampu gantung kristal yang menggantung di langit langit. Namun suasana itu tidak bisa menghapus rasa sakit yang dirasakan arabella dari luka ditubuhnya. Atau ketakutan yang ditorehkan charles pada kepalanya.
D a r a h orang orang itu menempel di tubuh arabella, di rambut, di dada dan di wajahnya. Arabella mual dan ingin muntah. Mustahil arabella melawan, bahkan untuk berdiri saja arabella sudah tidak sanggup.
Orang orang itu membawa arabella ke sebuah kamar, lalu mendudukkan nya di kursi, arabella duduk lemas tak berdaya. Lalu charles berjalan mendekatinya.
"Bekerja sama lah arabella. Akui bahwa kau tidak berdaya. Bahwa kau lemah. Bahwa kau membutuhkan ku. " Ucap charles.
"Kenapa kau melakukan ini.? Apa yang sebenarnya kau inginkan dariku.? " Akhirnya arabella bertanya. Suaranya hampir seperti bisikan. Charles menatapnya dalam dalam.
"Entah lah. Aku sendiri tak tau. " Jawab charles datar.
HAPPY READING♥
Jangan Lupa Like, Komen, Subscribe Sayangku♥