Queen yang baru saja mengalami kecelakaan terbangun di tubuh seorang wanita bernama Shazia. Wanita yang membawa wanita lain ke dalam rumah tangganya sendiri dan menyebabkan hubungan nya dengan sang suami merenggang dan diambang perceraian.
"Dalam kamus ku, tidak ada tempat untuk wanita lain! Istri sah selalu jadi yang pertama!"
Mampukan Shazia mengembalikan cinta sang suami dan keselamatan rumah tangga nya?
Ikuti perjalanan Shazia mewujudkan keluarga kecilnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keputusan
Rania mencuri-curi pendengaran. Dia begitu penasaran dengan apa yang dimaksud oleh Dominic. Dia melangkah mundur, tanpa diketahui oleh Dominic, karena tatapan pria itu masih tertuju pada sang istri yang melangkah bersama dengan eyang nya.
"Mungkin inilah kesempatan yang tepat. Karena setelah itu..... Kita tidak terikat apapun lagi." Mulut Rania langsung membulat mendengar nya, senyum di wajahnya langsung terbit.
"Perpisahan? Kak Dominic mengatakan ingin perpisahan? Wah, aku tidak sabar untuk itu... Aaaaa...." Rania bersembunyi di balik pilar dan tertawa senang membayangkan nya.
Rania kembali menoleh, mencuri-curi pandang. Dominic tampak berbalik menuju pintu utama, leher Rania langsung memanjang karena itu. Dia sangat penasaran apa akan diambil oleh Dominic.
Tak lama Dominic kembali dengan sesuatu di tangannya, dan tangan satunya tampak sedang menelpon. "Iya, aku akan segera mengirimkan nya setelah ditandatangani. Segera proses, aku tidak mau berlama-lama."
"Kau yakin Dominic?"
"Tiga tahun untuk aku menyadari nya. Aku sangat yakin."
"Tapi bagaimana jika Shazia berubah?"
"Berubah? Berubah apa? Dia sangat alergi menjadi istri yang baik untukku, jangankan seorang istri, dia bahkan tidak mencintai ku. Aku seperti pria bodoh selama ini. Mencintai seorang wanita yang sama sekali tidak pernah menatap ku. Untuk apa terikat dengan hubungan yang tidak sehat seperti ini? Aku sangat lelah, aku menyerah...." Dominic menatap ke arah langit sejenak dari balik jendela kaca yang besar itu.
"Bagaimana kau akan mengatakan pada keluarga mu? Keluarga Shazia dan juga eyang mu."
"Aku akan mengatakannya, tidak perlu lagi ada yang ditutup-tutupi. Itu hanya semakin membuat harapan kosong."
"Apa memang tidak ada lagi cintamu untuk Shazia Dom?"
"Bunga nya sudah layu, bahkan sudah mati. Tidak ada lagi yang bisa disirami."
"Baiklah, aku hanya bisa mendukung keputusan mu."
"Baik, sampai jumpa."
"Hmmm, sampai jumpa." Dominic menyimpan ponselnya dan menatap kembali surat perceraian di tangannya. Dia sudah memantapkan hati nya, dia tidak perlu lagi bersabar dan bertahan dalam pernikahan tidak sehat ini.
***************
"Shazia, pelayan akan membantu mu."
"Tidak eyang, itu tidak perlu. Aku bisa, aku bisa sendiri. Apa eyang tidak percaya? Bagaimana kalau eyang duduk manis disini dan melihat ku memasak nya." Jelas Shazia dengan senyum terkembang.
"Sungguh?"
"Tentu saja, eyang bisa lihat nanti." Shazia mengambil apron dan memakainya,dia tidak ingin dress indah ini terkena bahan puding karamel.
Eyang duduk dan mulai mengamati Shazia. Terlihat Shazia begitu cekatan. Mata yang sudah senja dibantu oleh kacamata itu tak mengedipkan matanya melihat setiap hal yang dilakukan oleh Shazia. Begitu rapi, begitu lihai dan juga multitasking seperti kebanyakan wanita yang sudah terampil.
'Apa eyang? Memasak?'
'Iya, Dominic sangat suka sayuran. Kau bisa mengolah sayuran menjadi makanan yang mudah dan sehat. Contohnya sayur rebus dengan tambahan saos mayones.'
'Tidak eyang.... Maksud ku... Itu tidak perlu. Maksud ku, aku tidak punya baju ganti. Ini pakaian yang tidak cocok untuk memasak eyang.'
'Jangan khawatir, eyang punya pakaian untuk itu.'
'Eyang kami harus pulang, karena aku akan ada pemotretan besok pagi. Jadi kami akan pamit.'
'Kalian tidak menginap? Dominic bilang kalian akan menginap.' Shazia menatap Dominic dengan isyarat membantu nya.
'Eyang aku....'
'Dominic mungkin lupa eyang. Tidak masalah, lain waktu kami akan menginap.' Wanita dengan rambut yang sudah memutih itu teringat dan membandingkan dengan kunjungan sebelumnya.
"Eyang, apa eyang butuh sesuatu?" Tanya seorang pelayan yang memperlihatkan eyang.
"An, apa kau memperhatikan ada yang berbeda dari Shazia?"
"Iya eyang, aku melihatnya. Nyonya Shazia begitu terampil dalam memasak. Dia juga tersenyum manis, sangat cantik. Aura nyonya Shazia tampak berbeda eyang." Jelas pelayan yang diangguki oleh eyang.
"Kau benar."
"Hubungan pernikahan tuan Dominic dan nyonya Shazia tampaknya semakin membaik eyang. Bukankah itu bagus eyang?"
"Semoga saja. Itu benar..."
*****************
"Dominic, ayo makanlah."
"Eyang masak banyak sekali."
"Karena eyang sangat bahagia melihat kedatangan kalian, dan jangan lupa istrimu juga memasak. Dia memasak dengan sangat baik." Dominic menatap Shazia sekilas.
"Kau tampak terkejut, dan tidak sabar sepertinya... Kalau begitu cobalah puding karamel buatan istrimu. Anggap saja makanan pembuka nya."
"Cobalah suamiku... Dan kita buktikan siapa pemenang nya. Kau atau aku." Jelas Shazia menyajikan puding karamel itu dihadapan suaminya.
Bersambung......
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiah nya ya terimakasih banyak 🥰 🥰
Dan author ucapkan selamat hari ibu, kepada setiap ibu yang begitu hebat. Setiap hari adalah hari ibu, tapi diantara hari-hari itu, haruslah ada yang istimewa. Selamat hari ibu untuk ibu yang terhebat dan tak tergantikan 🎉🎉🎉🎉🎉
makasih banyak🥰🥰🥰
sehat selalu💙💙💙