Membunuh istri seorang Mafia???
Begitulah yang terjadi pada Disha si reporter Indonesia saat berada di kapal pesiar. Dia terjebak dalam situasi sulit ketika dia terpergok memegang sebuah pistol dengan jasad wanita di depannya yang merupakan istri tercinta dari seorang mafia bernama Noir Mortelev.
Mafia Rusia yang terkenal akan hati dingin, dan kejam. Mortelev adalah salah satu diantara para Mafia yang berdarah dingin, dan Noir merupakan keturunan dari Mortelev sendiri.
Kejadian di kapal pesiar sungguh membuat Disha hampir mati di tangan Noir saat pria itu ingin membunuhnya setelah mengetahui kematian istrinya, namun dia bersumpah akan membunuhnya secara perlahan lewat siksaan batin dan jeratan pernikahan.
“Akan aku berikan neraka untukmu sebagai balasan kematian istri dan anakku yang belum lahir. You understand!”
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AM'sLL — BAB 29
TAWARAN YANG BAGUS
Cklek!
Yelena menoleh dan segera menghampiri Ganev yang baru saja masuk ke kamar. Namun melihat ekspresi wajah pria itu membuat Yelena terheran, sebisa mungkin wanita itu tersenyum.
“Aku pikir kau tidak Pulang.” Ucap Yelena sehingga Ganev menatapnya lekat tanpa senyuman.
“Jika aku tidak pulang, kemana lagi aku harus tinggal? Noir sudah menjual rumah peninggalan keluargaku.” Ujar Ganev sedikit kesal bila mengingat hal itu.
Yelena terdiam dan sedikit merendahkan pandangannya ke bawah.
“Ganev! Aku tidak ingin berburuk sangka, tapi— ”
“Tapi apa?” tanya pria itu menatap sang istri yang terlihat gelisah serta ragu-ragu ingin mengatakan sesuatu.
Saat Yelena menatap pria berjas hitam itu, seketika Yelena kembali tersenyum tipis. “Apa kau masih mencintaiku? Kau tahukan, pernikahan ini karena perjodohan yang Noir lakukan!” ujar Yelena dengan tak enak hati bila mengatakan hal seperti itu kepada Ganev.
Sudah 2 tahun pria itu menemaninya bersama. Noir memiliki alasan lain menikahkan Yelena dan Ganev saat itu, tapi tidak ada yang tahu kelakukan Ganev yang memendam kekesalannya terhadap Noir diam-diam.
“Apa yang kau katakan? Tentu saja aku senang, aku mencintaimu, jika tidak aku sudah meninggalkanmu kan?!” ucap Ganev menunjukkan kasih sayangnya kepada Yelena, namun anehnya wanita cantik berambut pirang itu merasa tidak senang hingga hanya menunjukkan senyum tipisnya saat Ganev menyentuh pipinya.
Pria berjas hitam tadi kembali berdiri usai menunjukkan keperduliannya kepada sang istri. “Sekarang, kita akan istirahat agar pikiranmu lebih rileks!” pinta Ganev berbalik dan hendak melangkah ke kamar mandi.
Namun, pria itu kembali menoleh ke istrinya. “Dan iya, jauhi Falco! Pria itu sangat berbahaya.” Pinta Ganev membuat Yelena berkerut alis.
Kepergian Ganev membuat istrinya menatap ke arahnya dengan heran. Kenapa harus menyuruhnya menjauhi Falco, dia dan Falco tidak ada hubungan tertentu. Hanya sekedar menyapa bila bertemu.
“Dia tidak seberbahaya itu.” Gumam Yelena tak terima hingga dia terdiam dengan tatapan datar.
...***...
Di dalam kamar yang sunyi dan sedikit dingin. Noir baru saja melangkah masuk, berhenti di dekat ranjang dimana seorang wanita terbaring di sana.
Dengan lekat pria bermata biru itu mengamati wajah Disha yang masih tidak sadarkan diri. (“Kenapa harus aku?”)
Pertanyaan Disha membuat Noir menatap serius dan lekat. Tentu, alasannya tidak berbeda jauh dari kejadian seperti Sandy. Kesalahan Disha adalah, ketika dia berada di lokasi kejadian, dan menembakkan peluru juga adik dari seorang pria autis yang dibohongi oleh musuh.
“Nasibmu tidak akan sama seperti Teodora.” Gumam Noir yang hendak menyentuh wajah istrinya hingga suara ketukan pintu membuat Noir menoleh dan mengurungkan niatnya.
“Masuk!” pintanya hingga Nevi memberi hormat.
Ya! Meski sudah lewat tengah malam, namun terkadang Nevi masih berkeliaran karena dia harus selalu memastikan keadaan di dalam Mansion disaat para pelayan lain istirahat.
“Maaf mengganggu Tuan. Ada seseorang yang ingin bertemu Anda.” Ucap Nevi yang kini menatap ke tuannya dengan sopan.
“Siapa?”
“Tuan Elbert Davidson.” Jawab Nevi yang langsung dimengerti oleh Noir, karena memang dia akan melakukan pertemuan dengan pria pengusaha bernama Elber itu untuk membicarakan soal pengembangan pasar ilegalnya di Washington.
“Bawa dia ke ruangan ku, aku akan datang.” Pinta Noir sehingga Nevi mengangguk lalu berjalan pergi meninggalkan Noir di kamar Disha.
Kamar yang berada sedikit jauh dari keberadaan ruangan Noir yang bercampur kamar pribadinya. Kamar pribadi yang tak pernah ada seorang yang berani menginjakkan kakinya di sana kecuali Teodora. Namun kini sudah tidak ada.
Noir kembali menatap ke istrinya, menunjukkan sesuatu yang sejak tadi dia bawa hingga ia menyentuh tangan kiri Disha, menempelkan benda kecil berbentuk berlian kecil ke cincin pernikahan yang Disha kenakan.
Usai melakukannya, Noir melangkah pergi meninggalkan Disha yang masih terbaring di atas kasur empuk.
Kepergian Noir, membuat Disha membuka matanya ketika dia sudah sadar lebih cepat. Tentu, dia masih tidak aman di sekitar sana, itu sebabnya Disha selalu waspada.
Wanita cantik berdarah Asia itu terduduk, menatap ke cincinnya dengan berkerut alis. “Apa yang dia lakukan?” gumam Disha terheran ketika dia tak tahu apa yang Noir lakukan ke cincinnya, karena tidak ada kecurigaan di benda berwarna emas itu.
Disha mulai terdiam, kepalanya benar-benar pusing saat dia mengingat tembakan yang dia lepaskan kepada seseorang untuk pertama kalinya. Sungguh! Dia benar-benar dikuasi kemarahan akan mendiang kakaknya.
“Bagaimana bisa mereka seperti itu? Aku tidak percaya ada kehidupan seperti ini.” Ujar wanita cantik itu merasa sedih dan kesal sendiri.
.
.
.
“Tuan Noir. Anda tidak perlu khawatir, kita sudah membagi kedudukan kita masing-masing. Anda menguntungkan saya dan saya akan memastikan pasar itu berjalan lancar.” Ujar Elbert si pria pengusaha gelap namun dia cukup berpengaruh.
Noir yang masih duduk sembari menghisap rokoknya, pria itu terlihat santai. “Hm, asal tidak ada kegaduhan, maka semuanya akan lancar. Dan aku harap kau mengerti Tuan Davidson.” Ucap Noir sehingga pria yang lebih tua darinya itu tersenyum tipis seraya mengangguk.
“Itu sudah pasti.” Balasnya.
Hingga keduanya terdiam. Sampai si Elbert kembali menatap ke Noir yang sibuk memandang ke arah lain.
“Beberapa hari lalu, aku mendengar kabar tentang kematian istri Anda dan pernikahan Anda— ”
“Semua orang bermasalah dengan itu dan mereka sok tahu.” Potong Noir dengan suara dingin dan seringaian kecil.
Ucapan itu sudah membuat Elbert terdiam dan enggan membicarakannya karena dia tak ingin memancing amarah Mortelev yang terkenal tanpa ampun.
Hingga selang beberapa menit kemudian, kedua pria tadi berjalan keluar ruangan.
“Senang berbincang santai dengan Anda. Banyak musuh Anda yang mengatakan bahwa berbicara dengan Noir Mortelev sangatlah fatal!” ujar Elbert terkekeh kecil dan Noir hanya menatap dengan seringaian miring nan tipis.
Saat hendak pergi, keduanya berpapasan dengan sosok wanita cantik dengan rambut tergelung berantakan dan pakaian sederhana, seperti celana juga kaos putih.
Disha saling memandang ke kedua pria yang juga menatapnya saat ini.
Dengan senyuman ramah, pria itu seolah menyapa Disha yang masih enggan tersenyum.
“Tuan Noir! Tiga hari lagi saya mengadakan pesta kecil untuk peluncuran terbaru istri saya di China. Saya sangat tersanjung jika Anda berkenan datang bersama istri Anda! Aku dengar di sana ada tempat yang cukup bagus!” jelas Elbert terus terang dalam bahasa Rusia.
Tentu saja Disha tidak tahu pembicaraan apa yang sedang kedua pria itu katakan.
Namun saat Noir menatapnya, Disha yakin itu bersangkutan dengannya. -‘Sekarang apalagi yang dia inginkan?’ batin Disha benar-benar malas hingga melirik sinis suaminya dan itu membuat Noir tersenyum miring.
“Akan saya pikirkan, terima kasih tawarannya.” Balas Noir hingga berjabat tangan dengan Elbert sampai Nevi tiba untuk mengantar pria pengusaha gelap tadi keluar dengan aman tanpa tersesat di rumah mewah Noir.
Kepergian mereka berdua membuat Disha ikut pergi namun Noir menghentikannya. “Apa kamu tidak tahu ini sudah malam?”
Seperti itulah cara Noir mengehentikan langkah Disha.
apakah noir akan mengetahui kehamilan yohana..
dan nantinya apakah yelena berjodoh dng falco..
kita tunggu sj yah 🙂😂😍😋🤭🤗