Mempunyai suami kaya, tampan, dan juga setia, itu tentu menjadi dambaan oleh semua wanita. Riri Anastasya, ia begitu sangat beruntung di nikahi oleh seorang lelaki yang begitu sempurna, dari segi fisik maupun finansial.
Namun di dalam pernikahannya, Riri merasa bahwa suaminya menyembunyikan sesuatu darinya. Pernikahan yang awalnya berjalan mulus, damai, dan harmonis, menjadi porak-poranda, seketika berubah menjadi kata PERCERAIN, karena Samuel Malio Edwin suami Riri berselingkuh dengan salah satu sahabat istrinya sendiri.
Akankah Samuel memilih Riri, atau malah sebaliknya memilih sahabat istrinya tersebut.
Simak sama-sama yuk cerita mereka.
Jangan lupa tinggalkan jejak, seperti like, comment dan Vote, terimakasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi cahya rahma R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu Bukan Anakku Lagi
Samuel dan Adel baru saja tiba di kediaman tuan Wijaya, Adel baru pertama kalinya menginjakkan kaki di rumah milik orang tua Samuel, Adel bisa melihat bahwa rumah tersebut tak kalah bagusnya dengan rumah Samuel bersama Riri. Rumah yang begitu megah dengan arsitektur yang luar biasa.
Saat tiba di ruang tamu Adel melihat tuan Wijaya begitu sangat marah, sedangkan nyonya Amalia hanya berdiri di samping suaminya. Samuel dan Adel pun segera mendekat ke arah mereka. Saat Samuel mulai mendekat ke arah sang ayang tiba-tiba.
"Plakkk.. plakk.. " Tuan Wijaya yang kembali menampar pipi Samuel berkali-kali hingga Samuel pun kembali terjatuh ke lantai.
Nyonya Amalia dan Adel yang melihat Samuel kembali di tampar pun seketika terkejut.
"Maafkan Samuel yah, maafkan Samuel." Samuel yang bersimpu di kaki sang ayah.
"Plakkk!." satu tamparan pun kembali melayang di pipi Samuel. "Kamu bisa mendengar kan tadi mertuamu bilang apa, dia sudah tidak mau mempunyai menantu seperti dirimu lagi, dan bahkan saham yang mereka tanam di perusahaan kita akan di caput, itu karena apa, itu karena ulah bejat mu anak brengsek!." tuna Wijaya yang kembali melayangkan tangannya namun di cegah oleh istrinya.
"Stopp yah, stopp, berapa kali ayah akan menampar anak kita?." ucap nyonya Amalia sambil menangis.
Tuan Wijaya yang mendengar ucapan istrinya pun seketika menurunkan tangannya. "Apa yang membuatmu begini Sam, apa? ayah selalu mengajarimu untuk menjadi laki-laki yang baik, bertanggung jawab, dan tidak mudah goyah, namun sekarang apa, apa kau lupa saat kau belum menikahi Riri, kita tidak ada apa-apa nya dari keluarga Riri, bahkan sekecil kuku jarinya saja tidak ada, tapi kenapa kamu berbuat ulah, kamu tahu apa yang akan terjadi saat saham itu di cabut, kita bisa mengalami kebangkrutan, dan repotasi keluarga kita akan hancur, kau tahu itu bukan!." tuan Wijaya yang terlihat begitu marah, hingga matanya pun berwarna merah.
Samuel yang mendengar cacian dan makian ayahnya sendiri pun hanya diam bersimpu di kaki ayahnya.
"Apa karena kamu sudah merasa sukses dan kaya, hingga kamu lupa siapa dirimu dulu, apa itu yang membuatmu takabur, dan berani menyentuh wanita lain?." tanya tuan Wijaya lagi namun Samuel tetap saja diam.
"Samuel akan memperbaiki semuanya yah, Samuel janji."
"Bruakk!." Tuan Wijaya yang menendang tubuhnya anaknya begitu saja. "Apa yang akan kamu perbaiki, haa, apa? lihatlah selingkuhanmu sudah hamil, mertuamu sudah tidak mau menerimamu, apa lagi Riri, bagaimana kamu akan memperbaikinya, bagaimana?." Tuan Wijaya yang terus menerus berbicara dengan nada tinggi.
Samuel seketika terdiam, dirinya sendiri saja bingung harus bagaimana mengatasi semua keadaan ini.
"Apa yang ada di dalam otakmu Samuel, sampai Ayah merasa heran kepadamu, bagaimana bisa kamu berselingkuh dari Riri, apa kurangnya dia, wanita cerdas, kaya, cantik, putri dari bangsawan, apa kurangnya, wanita seperti apa lagi yang kamu cari, wanita seperti itu." Tuan Wijaya yang menatap ke arah Adel. "Seharusnya jika kamu ingin berselingkuh, pastikan selingkuhan kamu itu bibit, bebet, bobotnya lebih tinggi dari istrimu, bukan malah jauh di bawah rata-rata." ucap tuan Wijaya yang menyidir Adel.
"Pergilah dari rumah ini, dan mulai besuk jangan bekerja lagi di perusahaan keluarga kita." ucap tuan Wijaya seketika membuat Samuel, nyonya Amalia, dan Adel terkejut.
"Yah.. apa yang ayah katakan.? tanya nyonya Amalia menatap ke arah suaminya.
"Anak yang tidak pernah bersyukur dan berani berbuat ulah harus di hukum."
"Yah.. Samuel mohon yah, jangan pecat Samuel, biar Samuel yang akan mengurus semuanya, Samuel berjanji akan membawa perusahaan semakin baik." Samuel yang terus memohon kepada ayahnya.
"Dan satu lagi, ayah tidak akan merestui pernikahanmu bersama wanita itu, urus saja semuanya sendiri!." Tuan Wijaya yang akan pergi namun di cegah oleh Samuel.
"Tapi yah, Adel hamil anakku, bagaimana pun Samuel harus bertanggung jawab."
"Terserah, gugurkan saja kandungannya, aku tidak sudi mempunyai cucu haram!. ucap Tuan Wijaya lalu berjalan pergi masuk ke dalam kamar.
"Ayah.. tolong dengarkan Samuel dulu yah." Samuel yang terus memohon kepada ayahnya.
"Keluarlah dari rumah ini, kamu bukan anakku lagi, dan jangan pernah kembali jika kamu tidak bisa mendapatkan Riri, dan keluarganya lagi." Tuan Wijaya yang masuk ke dalam kamar lalu menutup pintu kamar secara kasar.
Samuel yang tidak di hiraukan oleh ayahnya seketika mendekat ke arah nyonya Amalia. "Bun.. Samuel minta maaf, Samuel tau Samuel salah, tapi ini sangat kejam untuk Samuel, jika Ayah memecat Samuel dan mengusir Samuel dari rumah ini." Samuel yang bersimpu di kaki sang bunda.
"Berdiri lah nak, Ayah pasti tidak bersungguh-sungguh berbicara seperti itu, ayahmu hanya marah, bunda akan berbicara kepadanya jika ayah mu sudah tenang." Nyonya Amalia yang mencoba menenangkan anaknya, walaupun di dalam hatinya juga merasa hancur akibat ulah anaknya tersebut.