Alya Revalina merupakan teman sekolah Rangga Setyawan semasa pendidikan SMA. Rangga selalu mengganggu Alya, Ia melakukan hal Itu sebab Rangga sangat menyukai Alya. Namun Alya yang bersikap datar membuat rangga merasa marah. pernah suatu hari, ketika mendekati kelulusan, Rangga memaksa Alya untuk datang ke rumahnya, Hal tidak terduga terjadi. Rangga memaksa Alya untuk melakukan hubungan intim namun Alya menolak. Meskipun Alya menolak, hal tersebut tetap terjadi. Hubungan terlarang itupun terjadi. Semenjak kejadian tersebut Alya pun hilang tanpa jejak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Samuel Christian Sitinjak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kehilangan
Rangga mencoba beranjak dari tempat tidurnya. Namun matanya kini terbelalak melihat bercak merah dan noda putih diatas spray tempat tidur.
Dia sangat terkejut melihat hal itu. Ia kemudian beranjak dengan langkah kaki yang tergesa-gesa. Mencari keberadaan Alya namun ia tidak dapat menemukan keberadaan gadis itu.
Apa mungkin aku melakukan hal itu kepada Alya?. Batin Rangga merasa was-was.
Rangga masih bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi tadi malam. Tiba-tiba Rangga teringat akan sesuatu.
Ia baru sadar bahwa kamar tidurnya itu ia lengkapi cctv. Ia kemudian membuka sebuah komputer yang menyimpan file cctv tersebut.
Rangga mulai memutar rekaman video cctv yang merekam kejadian tadi malam dikamarnya. Namun betapa terkejutnya Rangga saat mengetahui apa yang ia telah lakukan kepada Alya.
Dasar bajingan kau Rangga! Apa yang telah kau lakukan pada Alya? kau benar-benar jahat. Batin Rangga mengumpat dirinya sendiri.
Rangga semakin merasa bersalah saat ia melihat Alya menangis sesenggukan akibat perbuatannya. Ia juga melihat semua pergerakan Alya.
"Maafkan aku Al, aku telah berbuat senonoh kepadamu. Aku tidak ada keinginan sedikitpun untuk menodaimu. Sungguh aku menyesal telah melakukan ini Al kepadamu," gumam Rangga.
Semenjak kejadian malam itu, Rangga tidak dapat lagi berkomunikasi dengan Alya. Gadis itu telah memblokir semua nomor dan sosial media Rangga. Alya bahkan menutup semua komunikasi.
Meski Rangga sudah berusaha mencari keberadaan Alya, semuanya nihil. Ia tidak dapat menemukan keberadaan Alya.
.............
Rangga tersadar dari lamunannya.
Jika saja waktu bisa diulang, aku tidak akan melakukan perbuatan itu kepadamu Alya. Batin Rangga.
"Tapi tenang saja Al, aku tidak akan pernah berhenti mencoba agar aku dapat maaf darimu," Gumam Rangga.
Disisi lain, dalam perjalanan pulang ke kantor, Arief dan Alya berbincang-bincang didalam mobil.
"Al, abang mau bertanya sesuatu kepadamu," kata Arief.
"Iya bang, apa itu? Tanyakan saja!," kata Alya.
"Awal kita memasuki kantor Rangga tadi sepertinya kamu dan dia terlihat saling mengenal," tanya Arief.
"Tidak kok bang, aku tidak mengenalnya," kata Alya berbohong.
"Masa ia? tapi ketika kalian memperkenalkan diri satu sama lain tatapan kalian seperti tidak asing," kata Arief.
"Tidak bang, aku tidak mengenalnya. Mungkin itu perasaan abang saja," kata Alya.
"Tidak, abang merasa aneh dengan kalian berdua. Saat kamu presentasi juga, Rangga tadi memperhatikanmu dengan perhatian penuh. Dia juga senyum-senyum sendiri. Abang yakin dia tidak fokus memperhatikan presentasimu, tapi dia malah fokus melihatmu," kata Arief.
"Aku juga tidak tahu kalau mengenai hal itu bang. Yang jelas aku tidak mengenalnya dan baru pertama kali bertemu dengannya tadi," kata Alya kembali berbohong.
Kenapa bang Rangga sampai memperhatikanku seperti itu?. Batin Alya bertanya.
"Dan satu lagi Al, kamu tadi sempat izin ke kamar mandi, tidak lama kemudian Rangga juga izin ke kamar mandi. Jangan-jangan kalian tadi menyempatkan waktu untuk bertemu ya?," Arief Rangga mengintrogasi.
"Apa? tidak kok bang, aku tidak bertemu dengannya. Mungkin itu hanya kebetulan saja," kata Alya.
"Baiklah, kalau kamu tidak mau jujur, abang akan mencari tahu sendiri," kata Arief.
Alya hanya tersenyum membalas Arief.
Sebelum pulang, Rangga masih menyibukkan diri dikantor untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan kantor.
"Sayang, ayo kita dinner nanti malam!," tulis Tania mengirim pesan.
Baru saja kemarin bertemu, kenapa sekarang ingin bertemu lagi?. Batin Rangga.
"Lain kali saja ya sayang, aku sangat lelah dengan pekerjaanku hari ini. Aku ingin istirahat malam ini," tulis Rangga menjawab.
Biasanya Rangga tidak pernah menolak kalau ku ajak makan malam. Kenapa dia sekarang menolak?. Batin Tania.
"Ayolah sayang, kita sudah lama tidak dinner. Terakhir, kita dinner sekitar 3 minggu yang lalu," tulis Tania.
"Sebenarnya aku sedang tidak ingin kemana-mana, tapi Tania pasti akan berpikir negatif kepadaku. Tunggu! Biasanya aku tidak menolak kalau Tania mengajakku untuk dinner. Apa mungkin karena aku terlalu memikirkan Alya? ada apa denganku? kenapa aku menjadi seperti ini, tidak memperdulikan Tania? Astaga Rangga, bertindaklah dengan benar," Gumam Rangga merasa gusar.
"Baiklah sayang, tapi hanya dinner ya, selepas itu kita pulang," Tulis Rangga.
"Iya sayang. Maaf ya, aku banyak meminta," tulis Tania.
"Ia tidak apa-apa sayang," tulis Rangga.
Apa mungkin aku terjebak dalam dua perasaan? jujur saja, semenjak bertemu Alya, aku hanya menghabiskan waktuku untuk memikirkan dia. Batin Rangga.
Rangga meminta supirnya untuk menyiapkan mobil. Ia telah menyelesaikan pekerjaan kantor dan hendak pulang.
Sebelum pulang, Dinda meminta izin memasuki ruang kerja Rangga. Rangga pun memberi ia izin.
"Ada apa Din? Ini sudah mendekati jam pulang kerja, kenapa kamu menemuiku? Apa ada pekerjaan yang belum diselesaikan?," tanya Rangga.
"Tidak pak, saya hanya ingin memberi tahu sesuatu," kata Dinda
"Apa itu?," tanya Rangga.
"Ini pak! saya menemukan ini diruang pertemuan tadi!," kata Dinda sembari menunjukkan sebuah kalung berlian berbentuk buah pir kepada Rangga.
Rangga mengambil kalung tersebut dari tangan Dinda dan memperlihatkannya.
"Ini kan..?," gumam Rangga.
Inikan kalung yang ku berikan kepada Alya. Aku yakin, ini adalah kalung yang ku beri kepadanya sebagai hadiah ketika dia berulang tahun kala itu. Batin Rangga.
"Pak, kenapa bapak terdiam?," tanya Dinda.
"Iya? Tidak apa-apa. Kamu dapat kalung ini posisinya dimana?," tanya Rangga menyelidiki.
"Saya menemukannya diruang pertemuan tepat didekat kursi tempat ibu Alya duduk pak," kata Dinda.
Tidak salah lagi, ini kalung milik Alya. Aku tidak menyangka Al, kamu masih menyimpan kalung pemberianku ini. Batin Rangga terharu .
"Begini saja Din, tolong kamu cari tahu nomor pribadi bu Alya. Saya sendiri yang akan menanyakan perihal kalung ini kepadanya," kata Rangga.
"Baik pak, saya akan mencari tahu. Kalau begitu saya izin keluar pak," kata Dinda.
Rangga membalas dengan anggukan.
Rangga menyimpan kalung tersebut dalam sebuah wadah khusus dan memasukkannya dalam saku celana. Rangga meninggalkan ruang kerjanya dan kembali pulang.
Apa yang ditebak oleh Rangga ternyata benar. Alya memang kehilangan kalungnya. Alya menyadari hal itu ketika ia sedang berada dikamar mandi yang berada dikantor.
Ketika dia hendak membenahi kancing bajunya, ia merasa ada yang hilang. Dia lalu menyadari bahwa kalung yang ia gunakan dilehernya tidak ada.
"Kemana kalung itu perginya? astaga, apa kalung itu terlepas dari leherku?," Gumam Alya dengan penuh rasa khawatir.
Bagi Alya, kalung itu sangat berharga. Kalung itu adalah kado istimewa dari Rangga. Kalung itu diberikan kepadanya saat ia ulang tahun. Meskipun Rangga selalu mengganggu dan membuatnya tidak nyaman saat dibangku sekolah, tapi Lelaki tampan itu selalu menjaganya dibangku sekolah.