Elena Andrade gadis 19 tahun tumbuh diantara keluarga konglomerat yang penuh konflik....
Sang ayah menikah lagi dengan sahabat baik mendiam sang ibu,membuat Elena sering bertengkar dengan ayah nya itu,karna tidak terima sang ayah menikah dengan sahabat masa kecil ibu nya sendiri....
bagaimana kisah nya?
yuk mampir dan baca....
(boca harap minggir)🚩
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 03
(Di sekolah)
Setelah bebebapa jam kemudian,jam kelas pun selesai dan kini waktu nya pulang.dalam perjalanan Elena tiba-tiba mendapatkan pangilan telfon,dengan cepat Elena mengeluarkan ponsel nya lalu menjawab panggilan tersebut....
"Halo," sahut Elena menjawab pangilan tersebut.
"Sayang,nongkrong yuk," ajak Ricky dari seberang ponsel.
"Hhhmm..." Elena mencoba berpikir dengan keras,karna saat ini Paman nya akan selalu standby di mansion setiap malam,dan bagaimana bisa dia keluar dan bertemu dengan Ricky.
"Ayolah sayang,semua teman ku membawa pasangan mereka,masa aku harus sendirian jadi obat nyamuk," rengek Ricky.
"Haaah...baiklah,aku akan mencari cara," Elena menghela nafas berat dan menyetujui nya.
"Ok,nanti ku jemput ya," tutur Ricky senang.
"Tidak!"
Suara keras Elena membuat kedua pengawal nya menoleh kebelakan dengan wajah kaget.
"Ada apa Nona?" tanya salah satu nya.
"Tidak apa-apa,aku sedang bicara dengan sahabatku," jawab Elena dingin.
"Baik,maaf," ujar pengawal nya,lalu kembali fokus menyetir.
"Nanti biarkan aku yang mencari cara," lanjut sambil berbisik di ponsel,takutnya di dengar oleh kedua pengawal nya yang sedang duduk di kursi depan kemudi.
"Baiklah Sayang,i love you," ucap Ricky.
"I love you to," balas Elena sambil berbisik,lalu mematikan ponsel,dan menatap kedua pengawal nya.
"Hhhmm...hari ini Om ku sibuk tidak?" tanya Elena.
"Sepertinya sibuk,karna ada proyek besar yang harus di tangani oleh Tuan," jawab salah satu pengawal yang sedang fokus mengemudi mobil.
"Memang nya ada apa Nona? Apakah Nona membutuhkan sesuatu?" tanya pengawal itu lagi.
"Ah...tidak apa-apa,tadi teman ku telfon,katanya kami ada belajar kelompok," elak Elena berbohong.
"Baiklah,aku akan menelfon Tuan," ujar nya mengeluarkan ponsel dari saku celana nya.
"Tidak! Tidak,perlu," cegah Elena dengan cepat,seketika membuat mereka berdua kebingunan.
"Maksudku,Om ku kan sedang sibuk,pasti dia akan marah kalau kalian menggagu nya hanya karna urusan sepele,jadi.bagaimana kalau kalian yang mengantarku kesana?" Elena melanjutkan ucapan nya sambil berusaha terlihat tenang.
"Baiklah,kemana kami harus mengantar Nona?" tanya nya.
"Ini,ke alamat rumah sahabatku," perintah Elena memberika alamat milik Tina kepada mereka berdua.
"Baik,Nona,"
Pengawal itu pun langsung membanting setir dan mengubah arah.dalam perjalanan tak lupa Elena mengirim pesan kepada Tina,agar tidak menimbulkan kecurigaan mereka,akhirnya mereka pun tibah di kediaman Tina....
"Kalian tidak pulang?" tanya Elena setelah turun dari mobil.
"Ah...tidak apa-apa,kami disini saja menungu sampai Nona selesai belajar," jawab salah satu nya sambil menahan lapar.
"Haihhh...aku masih lama," desis Elena merogo isi tas nya,lalu mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalam dompet.
"Ini,pakai ini untuk pergi makan,aku akan disini menungu kalian," lanjut Elena menyodorkan beberapa uang kertas kepada mereka.
Mereka pun menatap satu sama lain dengan ragu."Tapi Nona-"
"Ambil saja,kalau kalian tidak makan,bagaimana bisa menjagaku," Elena tetap memaksa.
Mereka pun berpikir sejenak.ada benar nya juga ucapan Elena,karna kalau mereka lapar,mereka tidak mempunyai kekuatan untuk menjaga Elena yang notabene putri konglomerat itu....
"Baiklah,terima kasih Nona," ucap nya lalu meraih uang itu dari tangan Elena.
"Bagus,aku masuk dulu," pamit Elena berbalik dan berjalan masuk ke dalam rumah Tina.
Setelah memastikan Elena masuk ke dalam rumah dengan aman,mereka pun memutar mobil dan pergi dari sana....
"Huffff...akhirnya mereka pergi," gumam Elena mengela nafas lega sambil mengintip mereka dari cela pintu rumah.
"Hei!" tegur Tina menepuk bahu Elena dari belakan.
"Kyaaaa!" teriak Elena kaget setengan mati.
"Hahahaha! Kamu ini kenapa sih? Udah kayak orang lagi ingin mencuri saja," ejek Tina tertawa terbahak-bahak.
Bug...pukulan keras Elena layangkan di bahu Tina,seketika membuat Tina meringis....
"Akkhhh!"
"Mampus.siapa suruh kamu suka ngagetin orang," gerutu Elena mendengus kesal.
"Cih! Dasar baperan," desis Tina ikut cemberut kesal.
"Sebenarnya ada apa sih? Jangan bilang kamu diam-diam mau kabur?" tanya Tina menatap Elena penuh curiga.
"Aku mau pergi nongkrong dengan Ricky sebentar lagi,maka nya aku berbohong," jawab Elena santai,sambil mengirim pesan kepada taxi online.
Tina langsung terdiam berdiri menatap Elena dengan tatapan cemburu,karna sebenarnya dia juga suka dengan Ricky,apalagi Ricky adalah seorang pemuda tampan,ketua basket bola,di tambah lagi dia dari keluarga kaya raya juga,membuat Tina ingin sekali memiliki Ricky karna dia juga ingin hidup glamor seperti Elena....
"Kamu kenapa?" tanya Elena tiba-tiba menyadarkan Tina dari lamunan nya.
"Ah! Tidak,aku hanya memikirkan sesuatu," Elak Tina sambil menahan rasa gugup.
"Oh...kalau begitu aku pergi dulu,taxi nya sudah tibah," pamit Elena hendak berbalik dan pergi.
"Tunggu!" Tina dengan cepat mencegah Elena yang hampir keluar dari pintu rumah.
"Apa apa lagi?" tanya Elena memutar badan,lalu menatap Tina.
"Hhhmm...begini,boleh tidak aku ikut," Tina dengan hati-hati menawarkan diri.
Elena pun berpikir sejenak,lalu."Ok,ayo," ajak Elena setuju.
Tina pun mengangguk dengan senang lalu berlari kecil menuju kamar nya,lalu beberapa menit kemudian Tina kembali keluar dari dalam kamar dengan dandanan yang rapi,namun Elena tidak menaru curiga sama sekali,dan mereka berdua pun masuk ke dalam taxi dan pergi....
Mathew harus lebih hati² lagi dalam bertindak agar tidak ketahuan nathan
hoo yg lagi happy karena cintanya gk bertepuk sebelah tangan
duh dasar om nakal