NovelToon NovelToon
Late To Love

Late To Love

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Diam-Diam Cinta
Popularitas:261.4k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

Reyn Salqa Ranendra sudah mengagumi Regara Bumintara sedari duduk di bangku SMA. Lelah menyimpan perasaannya sendiri, dia mulai memberanikan diri untuk mendekati Regara. Bahkan sampai mengejar Regara dengan begitu ugal-ugalan. Namun, Regara tetap bersikap datar dan dingin kepada Reyn.

Sudah berada di fase lelah, akhirnya Reyn menyerah dan pergi tanpa meninggalkan jejak. Pada saat itulah Regara mulai merindukan kehadiran perempuan ceria yang tak bosan mengatakan cinta kepadanya.

Apakah Regara mulai jatuh cinta kepada Reyn? Dan akankah dia yang akan berbalik mengejar cinta Reyn?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9. Tak Mau Menyakiti

Bertemunya kembali Rega dengan Megan adalah hal yang tak Rega duga. Dia bahagia karena bisa bertemu dengan cinta monyetnya. Cinta yang dulu pernah ada kini hadir kembali. Apalagi Megan pun yang bersikap welcome kepada Rega.

"Aku gak nyangka bisa ketemu kamu lagi, Ga."

"Aku juga." Rona bahagia terpampang nyata.

"Bimbing aku ya, Ga. Soalnya di sini aku hanya mahasiswa pindahan."

"Tanpa kamu minta pasti aku akan melakukan itu."

Rega yang tanpa ekspresi dan datar kini lebih banyak bicara. Megan melihat banyak perubahan dari diri lelaki yang dulu pernah dekat dengannya.

Semakin hari Rega dan Megan semakin dekat. Bahkan Rega tak segan membawa Megan ke toko roti ibunya. Di mana pada waktu itu ada Reyn di sana.

"Ya ampun, awet banget ya toko roti ibu kamu."

"Alhamdulillah, Meg. Sekarang pun semakin ramai."

"Aku ikut senang."

Megan adalah definisi perempuan sempurna di mata Rega. Sikapnya yang begitu lembut, tutur katanya yang selalu santun membuat rasa cinta yang pernah ada semakin tumbuh.

"Aku perhatiin kamu banyak berubah sekarang," ujar Megan ketika mereka makan di sebuah kafe.

"Berubah gimana?" tanya Rega.

"Kamu lebih bisa mengungkapkan sesuatu. Gak kaya dulu."

Rega pun tertawa. Dan itu membuat Megan semakin terpesona pada lelaki yang semakin dewasa semakin tampan.

"Mungkin aku bergaulnya sama orang yang selalu mengungkapkan perasaannya."

Dahi Megan mengkerut. Dia menatap wajah Rega yang ketika mengatakan itu sorot matanya berbinar.

"Kalau boleh tahu siapa teman kamu itu? Hebat banget bisa merubah kamu."

"Reyn."

Sebuah nama yang membuat wajah Megan berubah. Terlihat jelas mata Rega sangat berbeda ketika menyebut nama Reyn.

"Dia murid les private ku. Dia itu sangat ceria bahkan aku jarang melihat wajah sendunya. Dia juga selalu berbicara sesuai hatinya. Dan tak segan untuk mengungkapkan apa yang dia rasakan."

Rega berbicara penuh kebanggaan. Senyumnya pun tak pernah pudar ketika menceritakan sosok Reyn pada Megan.

"Apa kamu dan dia dekat banget?"

"Setiap hari kami pasti selalu ketemu. Mama pun begitu menyayanginya."

"Kenapa kalian gak pacaran aja?"

Pertanyaan Megan membuat senyum Rega memudar. Wajah cemburu Megan dapat dia lihat. Rega menatap wajah Megan dengan begitu dalam.

"Aku dan dia hanya sebatas guru les dan murid. Juga sebatas teman."

"Itu menurut kamu. Bagaimana menurut dia?"

Rega kembali menjelaskan dengan kalimat yang penuh keseriusan.

"Dia tahu kok bagaimana perasaan aku ke dia."

Megan tersenyum tipis. Dia melihat ke arah tangannya yang ada di atas meja. Dia berharap Rega akan menyentuh punggung tangannya. Mengusapnya dengan lembut. Namun, social distancing Rega masih sama seperti dulu.

Beberapa kali Megan melihat Rega begitu dekat Reyn. Bahkan tak segan Rega menyentuh tangan Reyn meskipun untuk mencekalnya. Perlakuan Rega kepada Reyn sangat jauh berbeda. Setiap kali bersamanya, Rega sama sekali tak mau disentuh.

Setiap kali Rega mengatakan ada janji dengan Reyn, Megan akan berusaha mencari cara agar Rega tidak bisa menemui Reyn. Dia sudah menandai Regara Bumintara sebagai kekasihnya. Hingga satu kampus tahu jikalau Rega dan Megan pacaran.

"Tutorial gaet anak dosen dong," gurau salah satu teman kuliahnya.

Dahi Rega mengkerut. Dia tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh temannya tersebut. Baru saja hendak keluar dari kelas, ketiga sahabat Rega sudah menghadangnya di pintu depan. Mereka memasang wajah sinis.

"Pada kenapa sih?"

"Lu yang kenapa?" sergah Jamal.

Foto yang beredar di grup chatting kampus semua jurusan di angkatan mereka. Mata Rega melebar melihatnya.

"Ini kejadian tepat ketika lu ingkar janji sama Reyn. Sampe tuh anak dihukum karena gak ngerjain tugas." Dafa menambahkan.

"Enggak gitu ceritanya," kilah Rega.

"Mau seperti apapun ceritanya, kabar lu sama Megan pacaran udah tersebar. Akan sesakit hati apa Reyn kalau dia sampai tahu?"

Rega pun terdiam dan dia sudah berniat untuk menjelaskan semuanya kepada Reyn. Dia tak ingin Reyn sakit hati karena sebuah kesalah pahaman. Dia memang mencintai Megan, tapi dia belum menyatakan perasaannya karena dia tengah mencari momen yang pas agar cintanya tak menimbulkan sakit hati untuk Reyn.

.

Sikap Reyn pada pagi di mana Rega menunggunya sangatlah berbeda. Senyum cerianya tak nampak. Wajahnya pun terlihat sedikit tirus. Serta kalimat yang keluar dari mulu Reyn selalu menampar hatinya.

Reyn mencoba untuk menghindar, tapi tak Rega biarkan. Namun, Megan selalu menjadi pengganggu yang mengakibatkan Reyn pergi berlalu.

Rega pun tak diam begitu saja. Dia menunggu Reyn di depan kelas karena ini adalah cara aman dari Megan. Baru saja menyapa Reyn, dia dikejutkan dengan tubuh Reyn yang hampir tersungkur. Dia dengan sigap meraih tubuh Reyn dan menggendongnya menuju ruang kesehatan.

Niat hati ingin menemani Reyn sampai tersadar, tapi kedatangan Megan membuat ruang kesehatan sedikit bising. Apalagi dia terus merengek meminta ditemani mengambil hasil lab. Demi membuat Reyn nyaman, Rega pun terpaksa mengantar Megan dan meminta ketiga sahabatnya menjaga Reyn. Di sepanjang perjalanan pun dia selalu meminta kabar terbaru tentang kondisi Reyn.

Keesokan harinya, dia kembali menunggu Reyn. Dia juga meminta maaf karena tak menemani Reyn sampai sadar. Senyum penuh kedinginan dapat Rega lihat. Dia seperti kehilangan sosok Reyn yang dia kenal.

Sebuah kalimat dari Reyn membuat hati Rega sedikit bahagia. Dia mana Reyn ingin berbicara berdua dengannya. Tanpa berpikir panjang Rega menyetujui.

Rega sudah berada di warung tenda biru. Dia melihat jam tangannya. Lima belas menit lagi Reyn pasti datang karena kelasnya belum selesai. Mendengar suara langkah, membuat Rega menoleh. Mimik wajahnya berubah seketika. Dia kira Reyn, ternyata bukan.

"Kenapa kamu gak balas pesan aku? Gak jawab panggilan aku?"

Baru saja datang Megan sudah memberondong dengan banyak pertanyaan. Rega mulai jengah dengan sikap Megan yang tak memberikan dia ruang untuk bertemu sahabat-sahabatnya. Termasuk bertemu dengan Reyn.

"Antar aku pulang!"

Megan sudah menarik tangan Rega. Namun, Rega mengibaskan tangannya hingga genggaman tangan Megan terlepas. Sungguh Megan sangat terkejut.

"Tolong ya, Megan. Aku juga punya kehidupan yang lain. Di mana aku ingin nongkrong dengan sahabat aku. Ingin--"

"Bertemu dengan cewek centil itu, iya?"

Rega tak suka mendengar Reyn disebut cewek centil. Alhasil, suaranya pun meninggi.

"Jangan pernah merendahkan Reyn!"

"Kenapa? Kamu bilang gak suka! Tapi--"

Perkataan Megan terhenti dan dia menarik kerah baju Rega. Lalu, mencium bibir Rega. Mata Rega pun melebar dengan sempurna. Sekuat tenaga Rega melepaskan ciuman itu, tapi Megan begitu beringas hingga dia tak bisa berbuat apa-apa. Membalasnya pun tidak. Rega hanya bagai patung bernapas.

Rega tak tahu jikalau di belakangnya ada Reyn yang tengah membeku melihat dirinya dan Megan tengah berciuman. Kokopan Megan disudahi ketika Reyn sudah pergi. Senyum penuh kemenangan pun dia ukirkan.

"Gimana? Enak kan?"

Respon Rega di luar prediksi Megan. Lelaki itu mengambil tisu basah yang selalu dia taruh di saku celana. Dia mengelapnya berkali-kali, dan itu membuat Megan tercengang bukan main.

"MENJIJIKAN KAMU, MEGAN!"

...*** BERSAMBUNG ***...

Boleh dong dikomen ...

1
Indrijati Saptarita
koq kak fiiThaa buat cerita jadi begini...
bunda DF 💞
keren ka ceritanya,, tp kasih tau dong silsilah novelnya biar urutan bacanya
Mukmini Salasiyanti
Ember dah penuh, Thor😁
Mukmini Salasiyanti
isshhhh Author suka maksa deh
kyk Rega.....
😂
jgn merusljak ya, Thor
semungguuutttttt😃
Mukmini Salasiyanti
itu si Er...
atau si Rayy??
huhhh rega..
Poor, rega...
Mukmini Salasiyanti
aishhhhh
kata author nunggu tembus 50 comment
itu mah udah 63..
yaahh gk jd comment deh aqu..

😂🤣🤣
Mukmini Salasiyanti
yg mana yg lemes, Thor??
kaki atau..
kepala??
eh...
jgn jgn tangan ya, Thor..

hihiii becanda..... 😃🥰
Mukmini Salasiyanti
syokoriiinnnn
tapi....
itu SUDAH terjadi!!!
apa loe bisa kembalikan waktu, Ga??
Mukmini Salasiyanti
nah gitu dong, bung!
jantan dikit. lemah bgt!
tegas!
Mukmini Salasiyanti
alamakkk
kissing pulak..
kurang h*jar!!!
Mukmini Salasiyanti
😭😭😭😭😭
Mukmini Salasiyanti
makin rumit jln si Reyn..
jd sad deh....
Mukmini Salasiyanti
aaaa Abang tersayang...
syg bgt ma adiknya
Mukmini Salasiyanti
Ya Alloh
knp cerita anak2 muda ni gak ngebosenin yak??
sll seru dan mendebarkan.
aaa berasa muda....
Mukmini Salasiyanti
aihhhh
siapa itu ???
kukira wajah gadis Asia, Thor..
Asia Tenggara
Asia Tengah
Asia Timur
wkwkwk
😂😅
Mukmini Salasiyanti
Salken, Thor...

aaishhhh awal yg mendebarkan..
begitu akrabnya 3 bersaudara ini..
aaa pasti seru ya pny abg kandung..
Heni Linda Oriflame
haha....kelakuan bang er sama yayan bener2 bikin ngakak 😀😀
Chusnul Smilly
langsung lanjut dooonk🥰
Chusnul Smilly
😭😭😭😭gak kuat nahan air mata
Chusnul Smilly
ya allah kok makin kenceng aja nangisnya😭😭😭, gak sanggup buatan baca bab ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!