Dia terlahir dengan dantian cacat. Meski demikian tekadnya kuat untuk menjadi yang terkuat. Sayangnya, ia diremehkan oleh anggota Klan-nya sendiri.
Dengan latihan fisik dan tehnik pernafasan Alam yang diajarkan oleh kakeknya, ia tumbuh menjadi Naga yang ditakuti langit dan bumi, membuat para tetua ingin menyingkirkannya.
Kemudian para tetua memutuskan mengirimnya ke Benua Qingyun untuk menjalani kontrak pernikahan.
Di sinilah kisah legenda dimulai ....
***Season Dua***
Xiao Yue secara tidak sengaja mencapai Ranah Tidak Diketahui, sehingga ia naik ke Domain Dewa meninggalkan Fang Yuan dan Putrinya.
Apa yang akan dilakukan oleh Fang Yuan? Akankah ia akan menuju Domain Dewa juga untuk membawa Xiao Yue kembali ke Dunia atau membawa Putrinya ke Domain Dewa dan hidup bersama dengan Xiao Yue di sana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bang Regar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jurus Dasar
Xiao Yue langsung berhenti berlatih Pedang dan berlari ke arah Paviliun Xiao Zitai. Dia takut kakeknya akan memarahi Fang Yuan, karena saat pernikahannya kemarin kakeknya tak mau menghadirinya.
Dia kecewa saat mendengar calon suami Xiao Yue itu ternyata tidak bisa berkultivasi, walaupun ia berasal dari keluarga kaya, karena memberi hadiah pernikahan berupa Pill Duanzao dan Pedang Roh Kelas Surga.
“Cepat pergi! Atau perlu kutendang keluar!” bentak Penatua sepuh itu pada Fang Yuan yang langsung buru-buru berlari ke arah pintu keluar. Namun, ia tiba-tiba melihat Xiao Yue datang dengan tergesa-gesa.
“Yuan gege! Apa kamu baik-baik saja?” tanyanya khawatir.
“Ya, aku baik-baik saja! Kenapa kamu datang kemari? Apakah ingin meminjam salinan ilmu beladiri juga?” tanya Fang Yuan—merasa Xiao Yue tidak seperti ingin memasuki Paviliun Xiao Zitai.
Xiao Yue tersenyum, walaupun tidak terlihat akibat penutup wajahnya. Namun, sudut matanya yang menyipit menandakan ia sedang tersenyum saat ini.
“Aku mendengar Yuan gege memasuki Paviliun Xiao Zitai, jadi aku langsung kemari; takut kakek akan mengusir dan menghajarmu. Karena ia paling tidak suka Klan lain menirukan gerakan beladiri Klan Xiao.” Xiao Yue memberikan penjelasan.
“Yah, padahal aku ingin mencari ilmu beladiri yang berhubungan dengan Roh beladiri bertipe Api untuk dipelajari,” sahut Fang Yuan kecewa.
Xiao Yue terkejut mendengarnya, ia bingung kenapa Fang Yuan mencari ilmu beladiri? Bukankah dia tidak bisa berkultivasi.
“Yuan gege! Apakah kamu serius ingin mempelajari ilmu beladiri yang berhubungan dengan Roh beladiri bertipe Api? Bukannya kamu—”
Fang Yuan menutup mulut Xiao Yue dengan jari tangannya dan berbisik ke telinga Xiao Yue. Penatua sepuh yang duduk di dalam Paviliun Xiao Zitai mengerutkan keningnya saat melihat cucu kesayangannya itu malah tampak mesra dengan murid sampah dari Klan lain. Darahnya langsung mendidih dan ingin memukul pemuda itu, tetapi ia teringat bahwa Xiao Yue telah menikah dengan Pemuda dari Klan Fang.
“Jangan-jangan dia Pemuda sampah yang menjadi suami Yue‘er-ku itu? Cih, sialan!” umpat Penatua sepuh itu.
“Yuan gege memiliki Dantian Phoenix?” bisik Xiao Yue setelah mendengar penjelasan dari Fang Yuan dan tak menyangka suaminya itu juga meminta dia untuk menghancurkan Dantian Batu-nya dengan menggunakan teknik Akupuntur Yin Rembulan nanti malam.
Fang Yuan mengangguk dan berpikir mungkin ia pergi ke Paviliun Shanghui saja. Mungkin di sana ada ilmu beladiri bertipe Api, tetapi tiba-tiba Xiao Yue menarik tangannya memasuki Paviliun Xiao Zitai, sehingga membuat Fang Yuan terkejut.
Penatua itu menatap jijik pada Fang Yuan dan menoleh ke arah Xiao Yue dengan senyuman hangat.
“Ada apa cucuku? Kau tampak murung sekali!” sapa Penatua sepuh itu.
“Cucu?” Fang Yuan terkejut mendengarnya, untung saja ia tidak memukuli kakek tua ini. Dia tadi tetap bersikap sabar, karena merasa tak sopan melawan kakek-kakek hanya karena tersinggung oleh ucapannya.
“Kakek tega mengusir suamiku, padahal ia cuma ingin mempelajari sebuah jurus dari Klan Xiao kita. Lagi pula ia sudah menjadi bagian keluarga Xiao, kenapa harus dipersulit?” Xiao Yue memarahi kakeknya itu.
“Sampah ini suamimu?” Kakeknya memicingkan mata saat menatap Fang Yuan. “Sudah lemah, sok-sokan menjadi sosok misterius lagi!” Dia mengejek penampilan Fang Yuan.
“Kakek!” teriak Xiao Yue. “Yuan gege tidak seperti yang Kakek bayangkan, dia—” Namun, tiba-tiba Fang Yuan menutup mulutnya, karena tak ingin informasi mengenai Dantian Phoenix itu tersebar. Lagi pula itu belum pasti, bisa saja tak ada Dantian Phoenix dalam Dantian Batu-nya itu.
“Ah, maaf kakek, seharusnya aku tak kemari. Maafkan sikap Xiao Yue ini,” sela Fang Yuan menarik tangan Xiao Yue yang cemberut keluar Paviliun Xiao Zitai.
Kakek Xiao Yue itu merasa aneh melihat tingkah Xiao Yue yang malah tersinggung saat ia menghina penampilan Fang Yuan. Dia berpikir mungkin Fang Yuan telah meniduri cucunya itu sehingga Xiao Yue menjadi kucing rumahan, takluk digenggamannya.
“Kalian mau ke mana? Cepat pilih satu gulungan dan jangan mengganggu murid lain yang sedang belajar di dalam sana!” seru Penatua sepuh itu acuh tak acuh—memejamkan matanya lagi.
Xiao Yue tersenyum mendengarnya dan langsung membawa Fang Yuan menuju rak gulungan ilmu beladiri bertipe Api.
“Silahkan dipilih Yuan gege, mana menurutmu paling cocok untuk digunakan!” seru Xiao Yue tetap menunggunya memilih gulungan ilmu beladiri itu.
“Jurus tinju api neraka!”
“Jurus pagoda api!”
“Jurus tapak api!”
“Jurus Pedang Tujuh Naga!”
Belum ada jurus yang menarik perhatian Fang Yuan, padahal jurus-jurus yang dibacanya itu adalah Kelas Mistik.
“Ini?” Fang Yuan senang melihatnya. “Sepuluh metode dasar berkultivasi bagi Roh beladiri bertipe Api!”
“Eh, itu cuma Kelas Kuning, kenapa tidak mengambil yang Kelas Mistik saja?” Xiao Yue kebingungan dengan pilihan Fang Yuan itu.
“Kan, belajar itu mulai dari bawah! Kalau dasarnya saja tak tahu, bagaimana mau mempelajari jurus hebat?” sahut Fang Yuan sudah memutuskan pilihannya jatuh pada gulungan itu.
“Hmm, tapi aku dulu malah mempelajari jurus kelas Bumi!” sela Xiao Yue.
“Eh, bumi!” Fang Yuan terkejut, bagaimana bisa Klan Xiao memiliki jurus sehebat itu. Biasanya hanya Klan besar saja yang memilikinya, bahkan Klan Fang saja yang lebih besar dari Klan Xiao cuma memiliki jurus kelas Mistik saja yang paling kuat.
“Jangan keras-keras bicaranya, nanti kakek marah!” bisik Xiao Yue. “Sebenarnya itu adalah jurus rahasia dari leluhur Klan Xiao. Selama ini tidak pernah terlihat, karena sudah lama Klan Xiao tidak memiliki Roh beladiri bertipe Es,” bisiknya lagi.
Fang Yuan akhirnya mengerti, Xiao Yue mendapatkan jurus kelas Bumi karena ia keturunan langsung dari leluhur Klan Xiao. Dia juga berpikiran, bila menjadi anak Patriark Klan Fang mungkin akan mendapatkan jurus rahasia juga. Namun, ia hanya pelengkap di Klan Fang, jadi tak mungkin bisa bermimpi terlalu jauh.
“Baiklah Yue‘er!” seru Fang Yuan. “Kamu bisa berlatih kembali dan jangan lupa nanti malam datang ke gua di bukit belakang. Aku akan menunggumu di sana.”
Xiao Yue mengangguk, berarti ia harus membeli jarum akupuntur lebih dulu sebelum pergi ke bukit belakang kediaman Klan Xiao. Dia tidak mengatakannya pada Fang Yuan, karena yakin suaminya itu akan mengajaknya ke Paviliun Shanghui—untuk saat ini ia masih malu bila bergandengan di luar Klan Xiao, pasti akan menjadi bahan gunjingan nantinya.
Fang Yuan menyerahkan gulungan ilmu beladiri yang diambilnya pada Penatua sepuh.
“Cuma jurus dasar?” Penatua sepuh geleng-geleng kepala melihatnya dan langsung membuat salinan gulungan ilmu beladiri itu. “Setelah kamu menguasai jurus ini, segeralah hancurkan salinannya agar tidak jatuh ke tangan Klan lain,” kata Penatua sepuh melempar gulungan itu, untung saja Fang Yuan dengan sigap menangkapnya.
Fang Yuan menangkupkan tinjunya dan berkata, “Aku akan mengingat nasehat dari kakek!”
“Kakek?” Penatua sepuh terkejut. Dia tak sudi menjadikan Fang Yuan sebagai cucunya. “Sudah pergi sana! Lama-lama bikin wajahku tambah keriput saja!” gerutu Penatua sepuh dan Fang Yuan hanya bisa menghela nafas panjang—meninggalkan Paviliun Xiao Zitai bersama Xiao Yue.
aneh nih otor nya..
salah mulu ngitungnya
jaman asu ra enak kok ada air mineral...
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/