Sejak lahir, Jevan selalu di kelilingi oleh para perempuan. Ia tak pernah tahu dunia lain selain dunia yang di kenalkan oleh ibunya yang bekerja sebagai penari pertunjukan di sebuah kota yang terkenal dengan perjudian dan mendapat julukan The sin city.
Jevan terlihat sangat tampan sampai tak ada satupun perempuan yang mampu menolaknya, kecuali seorang gadis cuek yang berprofesi sebagai polisi. Jevan bertemu dengannya karena ia mengalami suatu hal yang tak lazim di hidupnya.
Peristiwa apakah yang telah di alami oleh Jevan? Ikuti ceritanya yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sitting Down Here, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 Mencari Francois LeVans
"Kenapa mommy tidak yakin?"
"Karena waktu itu ada dua pria yang waktunya hampir bersamaan datang dan keduanya... Well... "
"Keduanya apa, mommy?"
"Keduanya bukan orang sini, yang satu dari lain kota, satu lagi dari Perancis yang tak lain adalah Mr. Francois LeVans. Dan... Mmm... Keduanya tak memakai pelindung"
"Oh. Mungkinkah aku punya dua ayah?"
"Entahlah, aku tak tahu. Mommy dulu kan tak terlalu pintar di pelajaran biologi, lagipula mommy dulu lebih sering berlatih Gimnastik ketimbang belajar"
"Tak apa, mommy. Tapi... Apakah aku boleh mencarinya?"
"Siapa? Francois?"
"Iya"
"Kurasa boleh-boleh saja. Tapi bagaimana dengan Nino?"
"Aku akan bilang padanya"
"Yang sesungguhnya?"
"Iya"
"Ia takkan mengizinkan dan malah akan menertawakan kamu"
"Jadi aku harus bilang apa?"
"Bilang saja kamu ingin liburan"
"Memangnya dia akan mengizinkan?"
"Mungkin. Oh, aku tahu!"
"Apa, mommy?"
Simone lalu membisikkan sesuatu ke telinga Jevan dan Jevan pun menyetujui usul dari Simone.
***
Jevan belum pernah berlibur ke luar negeri sebelumnya. Jevan dan ibunya memang pernah berlibur ke Florida untuk sekedar menghabiskan musim panas di sana. Tadinya mereka ingin berlibur ke tempat yang lebih eksotis seperti kepulauan Karibia atau bahkan ke Maldives. Sayangnya, Nino tak mengizinkan mereka untuk pergi selama itu. Lagipula waktu itu Simone memakai alasan liburan mereka dengan berkata ia harus bertemu seorang klien di Florida, padahal sebenarnya orang itu hanyalah karangan Simone saja.
Saat itu Simone secara acak memilih seorang pria yang ia temui di jalan dan memintanya untuk menciumnya sambil berfoto bersama dengan menjanjikan bayaran yang telah di sepakati bersama. Alasan itulah yang akhirnya juga di berikan oleh Jevan kepada Nino. Secara kebetulan, di pesawat ia duduk bersebelahan dengan seorang wanita. Jevan lalu menanyakan apakah ia orang Perancis asli atau tidak.
"Oui, aku memang asli dari Perancis. Aku punya pacar orang Amerika. Jadi aku berlibur kesana sekaligus untuk bertemu dengan pacarku, tapi sayang... "
"Sayang kenapa?"
"Sampai di sana aku malah mendapati dia selingkuh dengan orang lain"
"Aku turut menyesal, mademoiselle"
"Jangan panggil aku mademoiselle, tapi panggil aku Desiree"
"Desiree... Nama yang bagus. Aku Jevan"
"Senang bertemu denganmu, Jevan"
"Senang bertemu denganmu juga. Mmm... Desiree, begini... Aku punya satu permintaan khusus untukmu"
"Permintaan apa?"
Jevan kemudian menjelaskan yang sebenarnya tentang pekerjaannya. Ia juga ingin berlibur, tapi sayangnya tak semudah orang lain. Jevan kemudian mengatakan akan membayar Desiree asalkan ia mau berfoto bersama Jevan sambil berciuman.
"Jangankan berfoto sambil berciuman, lebih dari itu juga aku mau. Kau tak perlu membayarku, Jevan. Yang penting rasa kecewaku terhadap pacarku bisa terlampiaskan"
"Kamu yakin?"
"Yakin dong. Sekarang, ayo kita berciuman dulu"
Jevan tersenyum. Ia tak menyangka akan selancar ini ia membohongi Nino. Jevan dan Desiree kemudian mulai berciuman sambil berfoto. Tapi sampai berfotonya selesai pun, Desiree malah tak ingin melepaskan ciumannya dari bibir Jevan. Setelah itu mereka tertawa. Jika di lihat sekilas, mereka memang tidak terlihat seperti dua orang yang baru saling mengenal. Berjarak beberapa bangku dari tempat Jevan dan Desiree duduk, orang suruhan Nino lalu melaporkan apa yang telah ia lihat kepada Nino.
"Menurutku, mereka terlihat seperti sepasang kekasih, Nino"
"Benarkah? Aku takkan membiarkan itu terjadi. Tetapi, untuk sementara awasi saja mereka, kau tak perlu lakukan apapun jika tidak aku suruh"
"Baiklah, Nino"
***
Setibanya di Perancis, Desiree langsung mengajak Jevan ke apartemennya.
"Kau tak perlu booking hotel, tinggalah di sini sampai waktu kau pulang nanti"
"Besok kamu harus kerja kan?"
"Iya"
"Setelah kamu berangkat kerja nanti, aku akan mencari hotel untuk menginap"
"Yah, terserah kau saja. Yang penting sekarang aku ingin meminta bayaran atas ciuman di pesawat tadi"
Desiree lalu mulai membuka pakaiannya satu persatu.
"Memangnya kamu tak lelah setelah menempuh perjalanan jauh dari Amerika ke Perancis?"
"Lelah sih, tapi setelah ini kan kita bisa beristirahat. Ayolah Jevan, aku sudah tak tahan lagi"
"Seharusnya aku yang mengatakan itu tapi baiklah, ayo"
Mereka lalu mulai melakukan hubungan intim di kamar tidur Desiree. Walau keduanya sebenarnya lelah, tetapi permainan mereka berlangsung cukup lama, hingga akhirnya Desiree menyerah juga dan lebih dulu terlelap dari Jevan.
***
Entah sudah berapa lama mereka tertidur, tapi Jevan akhirnya terbangun oleh suara deringan di ponselnya. Melihat nama Louisa membuat Jevan merasa agak sedikit bersalah.
"Halo Lou... "
"Suaramu agak serak. Kamu abis bangun tidur ya?"
"Iya, aku terlalu lelah sampai tak sadar sudah berapa lama aku tertidur"
"Sepertinya tidurmu nyenyak"
"Yeah, itu benar"
Jevan tersenyum sambil melihat ke arah Desiree yang masih tertidur tetapi lengan dan kakinya melingkari tubuh Jevan. Karena mendengar suara Jevan yang sedang menelepon, akhirnya Desiree jadi terbangun. Ia tahu kalau yang menelepon adalah seorang wanita. Desiree malah menggoda Jevan dengan mengulum juniornya yang selama ini selalu ia banggakan.
"Eh, Lou... Sudah dulu ya. Aku perlu mandi karena badanku terasa lengket"
"Baiklah, nanti aku telepon lagi ya"
"Ah... Oke"
Jawaban Jevan membuat Louisa mengerutkan kening karena curiga. Tapi kemudian ia melupakannya karena ia ingin mempercayai Jevan yang mengatakan ia pergi ke Perancis untuk mencari ayah kandungnya.
"Kamu luar biasa, Jevan" Ucap Desiree yang sepertinya masih ingin melanjutkan permainan mereka.
"Kamu juga luar biasa, Desiree. Karena sehebat apapun aku, tetap saja aku tak bisa melakukannya sendiri, kan?"
"Betul juga. Bagaimana kalau sekali lagi?"
"Baiklah, tapi setelah ini kita makan ya? Aku lapar"
"Tentu saja, tampan"
***
Keesokan harinya, Jevan menepati janjinya. Setelah mengantarkan Desiree ke kantor untuk bekerja, rencananya Jevan akan mencari hotel untuk menginap. Sebelum turun dari taksi yang ia naiki bersama Jevan, Desiree kemudian mencium Jevan cukup lama.
"Aku harap kita bisa bertemu lagi, Jevan"
"Aku juga begitu"
"Simpan baik-baik kartu namaku. Hubungi aku kalau kau ingin bertemu denganku ya"
"Baiklah"
***
Simone memberikan beberapa petunjuk berdasarkan ingatannya ketika dulu ia bersama dengan Francois walau hanya dalam waktu singkat. Nomor telepon yang pernah Francois berikan kepada Simone ternyata sudah tidak aktif. Sebenarnya itu wajar karena sudah lama sekali. Kemungkinan terbesar Francois memang sudah mengganti nomer teleponnya.
Jevan kemudian juga mengecek sebuah alamat yang di duga adalah tempat tinggal Francois.
"Sudah lama sekali. Mungkin ia juga sudah pindah rumah" Jevan berbicara kepada dirinya sendiri. Setelah itu ia mulai mengetuk pintu. Tetapi setelah beberapa kali mengetuk, tidak ada jawaban dari dalam rumah tersebut. Kemudian terdengar suara seorang pria dari arah belakang Jevan. Ia berbicara dalam bahasa Perancis.
"Anda mencari seseorang?"
"Maaf saya tak bisa berbahasa Perancis"
"Apa?"
Jevan kemudian mengeluarkan ponselnya dan mencari kamus elektronik. Setelah di jelaskan dengan bahasa Perancis yang terbata-bata, pria itu akhirnya mengerti. Untungnya ia bisa berbahasa Inggris, walau tak terlalu mahir.
"Jadi anda mencari seseorang yang bernama Francois LeVans?"
"Benar"
"Kalau begitu anda tak salah alamat. Saya adalah Francois LeVans"
Jevan terkejut sampai tak sadar kalau mulutnya terbuka lebar. Akhirnya ia bisa juga menemukan Francois LeVans yang bisa jadi adalah ayah kandungnya.