NovelToon NovelToon
Cinta Dan Pengkhianatan

Cinta Dan Pengkhianatan

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Selingkuh
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Jhulie

Vherolla yang akrab disapa Vhe, adalah seorang wanita setia yang selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk kekasihnya, Romi. Meski Romi dalam keadaan sulit tanpa pekerjaan, Vherolla tidak pernah mengeluh dan terus mencukupi kebutuhannya. Namun, pengorbanan Vherolla tidak berbuah manis. Romi justru diam-diam menggoda wanita-wanita lain melalui berbagai aplikasi media sosial.

Dalam menghadapi pengkhianatan ini, Vherolla sering mendapatkan dukungan dari Runi, adik Romi yang selalu berusaha menenangkan hatinya ketika kakaknya bersikap semena-mena. Sementara itu, Yasmin, sahabat akrab Vherolla, selalu siap mendengarkan curahan hati dan menjaga rahasianya. Ketika Vherolla mulai menyadari bahwa cintanya tidak dihargai, ia harus berjuang untuk menemukan jalan keluar dari hubungan yang menyakitkan ini.

warning : Dilarang plagiat karena inti cerita ini mengandung kisah pribadi author

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhulie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kenangan Pahit dan Kehangatan Singkat

Romi mengendarai motor pelan-pelan, menyusuri jalanan sepi menuju kos Vherolla. Malam sudah semakin larut, dan hanya lampu jalan yang menemani mereka. Suasana hening, hanya terdengar deru mesin motor yang teratur.

Sesekali Romi melirik Vherolla yang duduk di belakangnya, memeluk pinggangnya dengan erat. "Kamu kenapa, Vhe? Sejak tadi diem aja, nggak kayak biasanya," tanya Romi, memecah keheningan.

Vherolla hanya tersenyum tipis, meski hatinya diliputi perasaan gelisah. "Aku nggak apa-apa, Rom. Cuma lagi mikirin banyak hal aja," jawabnya lirih.

Diam-diam, pikirannya kembali terlempar ke masa lalu, ke kenangan yang sulit untuk dilupakan, ketika ia kehilangan segalanya dalam sekejap mata.

 

Beberapa tahun yang lalu, rumah Vherolla, tempat ia tumbuh besar bersama kedua orang tuanya, dilalap api dalam kebakaran hebat. Malam itu masih terngiang jelas dalam ingatannya, ketika teriakan panik membangunkannya dari tidur lelap.

"Vhe! Cepat keluar!" teriak ibunya yang saat itu sudah setengah tercekik asap. Namun saat itu, api sudah terlalu besar, menjebak mereka di lantai atas rumah.

Dengan segenap tenaga, Vherolla berhasil meloloskan diri dari kobaran api, namun tidak dengan kedua orang tuanya. Ia berdiri di pinggir jalan, menyaksikan api melahap rumahnya yang kini hanya menjadi puing-puing abu. Hati Vherolla hancur berkeping-keping saat mengetahui orang tuanya tidak selamat.

Setelah kebakaran itu, hidup Vherolla berubah total. Ia menjadi sebatang kara, tidak ada lagi tempat pulang selain kos kecil yang ia tempati sekarang. Seluruh hartanya habis terbakar bersama rumah keluarganya.

 

Vherolla menarik napas panjang, berusaha mengusir kenangan pahit itu. "Aku cuma lagi mikirin orang tua aja, Rom. Kadang, masih sulit buat nerima kenyataan kalau mereka udah nggak ada."

Romi menggenggam tangan Vherolla yang melingkar di pinggangnya. "Aku ngerti, Vhe. Tapi kamu nggak sendirian, sekarang kamu punya aku," kata Romi dengan nada lembut, mencoba menenangkan kekasihnya.

Mendengar itu, hati Vherolla sedikit tenang. Meski ada sesuatu yang kadang membuatnya ragu, Romi tetaplah satu-satunya orang yang membuatnya merasa nyaman, membuatnya merasa ada yang peduli. Setidaknya, untuk saat ini.

Sesampainya di kos, Romi memberhentikan motornya tepat di depan pintu gerbang. Vherolla turun, diikuti oleh Romi yang ikut mematikan mesin motor dan berdiri di sampingnya. Mereka terdiam sejenak, seolah enggan mengakhiri malam itu begitu saja.

"Kamu udah beneran mau pulang sekarang?" tanya Vherolla, sedikit berharap Romi akan menemani lebih lama.

Romi tersenyum tipis, matanya menatap lembut wajah Vherolla yang terlihat lelah tapi tetap cantik. "Kamu masih mau aku di sini?"

Vherolla tersenyum kecil. "Kalau kamu nggak sibuk, ya."

Tanpa berkata banyak, Romi mendekat, meraih tangan Vherolla dan menggenggamnya. Lalu, dalam keheningan malam itu, Romi menarik Vherolla ke dalam pelukannya, menundukkan kepala, dan perlahan mendekatkan bibirnya ke bibir Vherolla.

Vherolla terkejut sejenak, namun perasaan hangat yang ditawarkan Romi membuatnya lupa akan segalanya. Ciuman mereka lambat tapi penuh arti, seolah menjadi penutup dari hari yang panjang dan melelahkan. Dalam momen itu, sejenak Vherolla merasa seluruh kesedihannya hilang, tergantikan dengan rasa cinta yang menyelimuti.

Ketika ciuman mereka terhenti, Romi menatap Vherolla dalam-dalam. "Aku bakal selalu ada buat kamu, Vhe. Percaya deh."

Vherolla hanya bisa tersenyum. "Makasih, Rom."

Setelah perpisahan yang manis itu, Romi akhirnya meninggalkan kos Vherolla.

Romi melambaikan tangan sebelum akhirnya menghidupkan motornya kembali. Suara mesin motor perlahan menjauh, meninggalkan Vherolla yang berdiri di depan pintu kosnya. Hatinya masih terasa hangat oleh ciuman Romi tadi.

Vherolla melangkah masuk ke kos kecilnya yang sederhana. Dinding-dinding kamar yang putih polos seolah ikut merasakan kesunyian yang ia rasakan. Ia duduk di atas kasurnya, menatap kosong ke arah meja kecil di sudut kamar. Di sana, sebuah foto orang tuanya terpajang. Wajah mereka tersenyum bahagia, seolah-olah kehidupan mereka masih utuh dan tak terganggu oleh tragedi apa pun.

Ia mengulurkan tangannya, mengambil bingkai foto itu. Matanya berkaca-kaca, dan kenangan masa lalu kembali menyeruak. Betapa bahagianya ia dulu, memiliki keluarga yang penuh cinta. Tetapi kini, semua itu hanya tinggal kenangan yang menghantuinya.

“Kalian pasti bahagia di sana, ya?” gumamnya pelan sambil mengusap gambar wajah orang tuanya.

Malam itu, ia kembali tenggelam dalam pikirannya, terjebak dalam bayangan masa lalu yang seakan tak mau pergi. Vherolla berusaha untuk melupakan kesedihan itu, namun entah mengapa, setiap kali ia merasa dekat dengan Romi, kenangan pahit akan kehilangan selalu datang menghantui. Ia merasa seolah-olah tidak berhak merasakan kebahagiaan lagi, setelah semua yang terjadi dalam hidupnya.

Vherolla menghela napas panjang dan meletakkan foto itu kembali ke tempatnya. Ia mencoba mengalihkan pikirannya dengan meraih ponsel yang tergeletak di atas meja. Ia membuka aplikasi perpesanan, berharap ada sesuatu yang bisa membuatnya lupa sejenak akan semua perasaan campur aduk itu. Namun, tak ada pesan baru dari Romi atau sahabatnya, Yasmin. Hening.

Sebelum menutup ponselnya, matanya tertuju pada pesan terakhir dari Yasmin beberapa hari yang lalu. “Jaga dirimu baik-baik ya, Vhe. Kalau ada apa-apa, kabari aku.”

Vherolla tersenyum kecil membaca pesan itu. Yasmin selalu ada untuknya, sahabat yang selalu bisa ia andalkan, meski mereka jarang bertemu belakangan ini. Terkadang, ia ingin bercerita tentang perasaannya yang sebenarnya kepada Yasmin, tentang semua keraguan yang mulai tumbuh terhadap Romi. Namun, ia selalu menahan diri. Yasmin pasti akan khawatir.

"Besok aja aku cerita," pikir Vherolla, mencoba menenangkan diri. Besok, ia akan bertemu Yasmin di kampus, mungkin ia bisa mengeluarkan sedikit beban di dadanya.

Kamar kos itu kembali sunyi, hanya suara detak jam yang mengisi ruangan. Vherolla berbaring di kasurnya, mencoba memejamkan mata dan meresapi kehangatan dari pelukan Romi tadi. Tapi meskipun tubuhnya lelah, pikirannya tetap tidak bisa berhenti berputar. Kenapa ia masih merasa ragu? Padahal, Romi selalu berusaha meyakinkannya.

"Mungkin cuma perasaanku aja," bisik Vherolla pada dirinya sendiri.

 

Sementara itu, di perjalanan pulang, Romi berkendara sendirian di tengah malam yang semakin sunyi. Di wajahnya, ada senyum puas yang tersirat. Ia merasakan kemenangan kecil setelah menghabiskan malam itu bersama Vherolla, berhasil meyakinkannya sekali lagi tentang cintanya. Meski di dalam hati, ia menyimpan sebuah rahasia besar, rahasia yang semakin hari semakin sulit untuk disembunyikan.

"Tunggu aja, Vhe," gumam Romi pelan. "Aku bakal kasih kamu kejutan, tapi belum sekarang."

Romi tertawa kecil, melirik ponselnya yang bergetar di saku jaketnya. Sebuah pesan masuk dari salah satu perempuan yang ia kenal di aplikasi sosial media. "Sabar ya, bentar lagi aku sampai," balasnya cepat, lalu mengantongi kembali ponselnya.

Malam itu, Romi merasa di atas angin. Satu sisi hatinya mencintai Vherolla, namun di sisi lain, ada hasrat yang tak pernah bisa ia kendalikan.

1
kenkenzouyou Hiatus 🖤
dh mampir thor semangat🔥
Jhulie: makasih kak
total 1 replies
🔮⃝⃝🤎➳ᴹᴿˢAguca🔰π¹¹🥑⃟ kancil
lanjuttt kaaaa ku suka ceritanya
Jhulie: makasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!