NovelToon NovelToon
Pewaris Yang Dianggap Mati (Killer Mafia)

Pewaris Yang Dianggap Mati (Killer Mafia)

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Mafia / Balas Dendam / Menantu Pria/matrilokal / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:2.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: DF_14

Diego Murphy, dia adalah seorang pembunuh berdarah dingin, dan dia juga adalah seorang mafia yang telah mendedikasikan hidupnya untuk mengabdi kepada klan Dark Knight. Bahkan dia telah mendapatkan julukan sebagai The Killer, siapapun yang menjadi targetnya dipastikan tidak akan pernah bisa lolos.

Ketika dia masih kecil, ayahnya telah dibunuh di depan matanya sendiri. Bahkan perusahaan milik ayahnya telah direbut secara paksa. Disaat peristiwa kebakaran itu, semua orang mengira bahwa dirinya telah mati. Padahal dia berhasil menyelamatkan dirinya sendiri.

Setelah beranjak dewasa, Diego bergabung dengan sekelompok mafia untuk membalaskan dendamnya dan ingin merebut kembali perusahaan milik ayahnya.

Disaat dia melakukan sebuah misi pembunuhan terhadap seorang wanita, malah terjadi sebuah insiden yang membuat dia harus menjadi menantu dari pembunuh ayah kandungnya sendiri. Sehingga dia terpaksa harus menyembunyikan identitasnya.

Apakah Diego berhasil membalaskan dendamnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2

"Diego, larilah!"

Dengan mengerahkan sisa tenaga yang dia punya, Tuan Abidzar berusaha untuk menahan kaki Pram. Dia sama sekali tidak peduli dengan rasa sakit yang dia rasakan. Mungkin malam ini adalah terakhir kalinya bagi Tuan Abidzar melindungi putranya.

Pram sangat geram. Dia menginjak-injak dada Tuan Abidzar dengan sangat keras. Perlakuannya sungguh sangat biadab.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

"Cepat mati kau, bedebah!"

Diego sudah habis kesabarannya. Dia tidak sanggup melihat ayahnya disiksa seperti itu, sehingga dia memberanikan diri untuk keluar dari lemari.

Diego menggigit kaki Pram yang sedang menginjak-injak dada Tuan Abidzar.

"Aarrrghh! Bocah sialan!" Pram menjerit kesakitan sambil memukul wajah Diego dengan tangannya.

Pukulan yang dilakukan oleh Pram pada kepalanya Diego sangat keras sekali, membuat hidung Diego berdarah dan kepalanya merasakan sangat pusing.

Tapi anak kecil itu masih berusaha keras untuk bisa melindungi ayahnya, dia berlari kembali mencoba menyingkirkan kaki Pram yang masih menginjak-injak dada ayahnya. Sampai ayahnya muntah darah yang cukup banyak.

"Jangan sakiti ayahku!"

"Jangan sakiti ayahku!"

Pram merasa tertantang. Dia mengangkat tubuh Diego, lalu membanting tubuh anak kecil itu dengan sangat keras.

Buuukkk!

"Shhh!" Diego meringis. Anak kecil itu merasakan tubuhnya seakan remuk. Bahkan kepalanya berdarah karena terbentur ke bagian sudut ranjang.

Padahal Diego saat itu masih kecil, baru berusia 8 tahun, akan tetapi pria itu sama sekali tidak memiliki hati nurani.

Diego telah kehilangan kesadarannya, sementara Tuan Abidzar akhirnya harus menghembuskan nafas terakhirnya, sambil menitikkan air mata memandangi Diego. Mungkin dia sangat merasakan sakit di sisa akhir hayatnya, dia tidak bisa melindungi putranya.

Pram tertawa puas melihat Diego dan Tuan Abidzar yang telah sama-sama menutup mata. Dia memastikan bahwa keduanya telah meninggal dunia.

"Hahaha... akhirnya kalian mati juga. Aku akan membuat kalian menjadi abu."

Setelah berkata seperti itu, Pram segera keluar dari vila. Dia menyeret mayat keempat bodyguard yang sudah dia bunuh masuk dalam vila. Kemudian dia membawa jerigen yang sudah dia siapkan, dan menyiramkan bahan bakar ke sekitar vila tersebut dan di dalam vila.

Setelah itu, Pram melemparkan korek api yang sudah menyala ke lantai yang telah disiram bensin. Membuat api menyambar dan merambat ke setiap sudut vila.

Pram segera menjauhkan jaraknya dari vila. Dari kejauhan dia tertawa puas sambil memandangi api yang berkobar dengan begitu cepat. Melahap semua yang ada di dalam vila tersebut.

Bagi Pram, melakukan pembunuhan seperti ini adalah hal yang sangat biasa untuknya. Karena pekerjaannya memang seperti itu. Dia adalah seorang pembunuh yang sangat profesional.

Drrrrt!

Drrrrt!

Drrrrt!

Ponsel Pram bergetar, rupanya dia telah mendapatkan panggilan telepon dari seseorang.

Pram segera mengangkat panggilan telepon tersebut.

"Apakah kamu sudah membunuh mereka?" Tanya seseorang di sebrang sana.

"Sudah, Tuan. Aku sudah membunuh mereka dan membakar vila. Sesuai dengan apa yang Tuan perintahkan." Jawab Pram.

Pria itu pun tertawa puas. "Hahaha... kamu tidak pernah mengecewakan aku, Pram."

...****************...

Rupanya pria itu adalah Tuan Arthur. Dia adalah sahabat dekatnya Tuan Abidzar, sekaligus pemegang saham tertinggi kedua di perusahaan. Setelah mendengar kabar dari Pram bahwa anak buahnya itu telah berhasil membunuh Tuan Abidzar dan putranya, membuat Tuan Arthur tertawa kegirangan.

"Hahaha..."

Rupanya saat ini Tuan Arthur sedang bersama dengan putrinya yang bernama Vanessa. Pria itu sedari tadi sedang mengajari sang putri bagaimana caranya menggambar.

"Mengapa papa tertawa?" Tanya anak berusia lima tahun itu sambil mewarnai gambar dengan krayon.

"Tidak apa-apa, sayang. Papa hanya sedang bahagia karena sebentar lagi impian papa akan tercapai." Jawab Tuan Arthur dengan sumringah.

Tuan Arthur tidak sengaja melihat apa yang sedang digambar oleh putrinya. Dia melihat Vanessa sedang menggambar anak laki-laki dan anak perempuan yang sedang bergandengan tangan. Walaupun gambar tersebut tidak begitu rapi dan sedikit berantakan.

"Kamu sedang menggambar apa, sayang?" Tanya Tuan Arthur kepada putrinya.

Vanessa menjawab pertanyaan dari ayahnya dengan begitu polos, bahkan anak perempuan itu tersenyum ceria. "Ini gambar Nessa dan Kak Diego."

Tuan Arthur mengerutkan keningnya, "Untuk apa kamu menggambar anak itu?"

"Kak Diego itu seperti superman. Dia selalu menolong Nessa. Kalau ada teman Nessa yang jahat, Kak Diego pasti memarahi mereka. Nessa juga punya impian seperti papa, Nessa kalau sudah besar ingin menikah dengan Kak Diego."

Tuan Arthur menjadi gelagapan mendengar perkataan putrinya. Dia tahu bahwa Vanessa sangat polos, dia masih kecil, tidak paham pernikahan itu seperti apa. Satu hal yang pasti, impian putrinya itu tidak akan pernah tercapai. Karena kini Diego telah mati.

Tuan Arthur segera merobek gambar hasil karya putrinya, membuat Vanessa terkejut.

"Kenapa papa merobek gambar Nessa?" Tanya Vanessa sambil menangis.

"Gambar yang lain saja! Papa tidak suka melihatnya."

...****************...

Sementara itu di vila, api berkobar dengan sangat cepat, merambat masuk ke dalam vila, melahap semua yang ada disana. Dan semakin membumbung tinggi.

"Uhukkk... uhukkk..."

Terdengar suara anak kecil terbatuk-batuk. Rupanya Diego telah tersadar dari pingsannya.

Anak kecil itu sangat terkejut ketika melihat api yang membumbung tinggi merambat memasuki kamar. Bahkan kamar tersebut telah dipenuhi asap yang berkabut hitam.

1
Elkss
yee, itu mah bagi lu bang 🙄
Enni Jy
👍👍👍👍
Yanyaan Johanis frengky
penasaran
AitchAre
harga diri darimana?? 🤣🤣

udh ga ada harga itu mah
Itse
Luar biasa
Basuki Abe
Komik ini sangat menarik dan tidak bertele tele.Terima kasih untuk cerita nya
Nur Hidayati
👍
Nova Angel
keren semagat thor semoga sukses selalu amin
Nova Angel
cerita ny bagus gabertele"aku suka
Nova Angel
mampus lo
Nova Angel
tu selidikin km cuma dimempaatkany aj mah leo🤭
Nova Angel
panesa ga slh
Nova Angel
coba cek dna jgn bodoh ah kesel🤭
Nova Angel
lo itu cuma dimempaatkan mah leo
Nova Angel
cari tau klu tu bukan ank kandung mertua mu biar didepak🤭
Nova Angel
bikin hamil
Ummu Faliha
Luar biasa
Fano Jawakonora
𝘣𝘦𝘵𝘶𝘭 𝘩𝘢𝘫𝘢𝘳 𝘴𝘫 𝘴𝘢𝘮
Fitri Ar Rhachman
cerita mu selalu seru thor pokonya the best lah
Cicih Rumningsih
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!