Jevan Dan Para Perempuan

Jevan Dan Para Perempuan

Bab 1 Masa Lalu Jevan

Anak laki-laki itu berlarian di lapangan terbuka tanpa alas kaki. Ia begitu senang mendapatkan teman bermain sesama laki-laki karena selama ini ia selalu bermain bersama dua anak perempuan, tidak ada anak yang lain, hanya mereka bertiga. Ia bosan selalu berperan sebagai Ken dan kedua anak perempuan yang bernama Louisa dan Jennie itu selalu menjadi barbie. Ya, Ken punya dua istri dan dua-duanya bernama Barbie.

Cuaca di sore hari itu sangat cocok untuk bermain layang-layang. Meski anak laki-laki itu tak memiliki layang-layang seperti teman-temannya, tapi ia merasa sangat senang berlari mengejar layang-layang bersama teman-teman barunya. Ketika akhirnya ia berhenti berlari untuk mengatur nafasnya yang terengah-engah, ia merasakan sebuah tangan mendarat di pundaknya. Ia merasakan sebuah tangan besar yang ia duga adalah milik tangan seorang pria. Tanpa menoleh pun ia tahu siapa orang tersebut.

"Sudah waktunya pulang, Jevan"

"Tapi Nino... "

Anak laki-laki yang bernama Jevan itu tak berani melanjutkan ucapannya ketika melihat tatapan tajam dari pria tinggi besar bernama Nino tersebut. Dengan langkah gontai, ia mengikuti langkah besar Nino. Teman-teman barunya kemudian melambaikan tangan padanya.

"Sampai ketemu lagi, Jevan! Nanti kita main lagi ya!"

Jevan hanya menjawab dengan anggukan di kepala sambil mencoba untuk tersenyum walau sebenarnya ia ingin menangis. Saat itu ia baru berumur 6 tahun dan sangat menginginkan kehidupan normal seperti teman-teman barunya yang entah kapan bisa bertemu lagi karena Nino sudah terlanjur menemukannya.

***

Ketika kembali ke tempat yang sejak ia lahir di anggap sebagai rumah, Jevan tak kuasa menahan tangisnya waktu ia melihat mommy-nya.

"Aku hanya ingin bermain seperti anak laki-laki lainnya, mommy! Kenapa tidak boleh?"

"Maafkan mommy, Jevan. Hidup kita memang sudah seperti ini dan tak bisa berubah untuk selamanya"

"Kenapa kita ga pergi dari sini, mommy? Aku ingin jadi anak normal seperti anak laki-laki lain, mommy!"

"Kamu memang normal, Jevan"

"Aku ga normal, mommy! Aku mau bebas main kayak anak-anak lain, aku mau punya daddy, dan aku bosan liat mommy menari sambil pakai baju kurang bahan hampir tiap hari!"

"Jevan, jaga ucapan kamu! Mommy terpaksa kerja kayak gini supaya kita bisa makan!"

"Kenapa ga minta sama daddy aja jadi mommy ga perlu kerja!"

"Daddy yang mana? Mommy sendiri ga tahu daddy kamu yang mana!"

Setelah itu wanita yang bernama Simone tersebut menangis tersedu-sedu, membuat Jevan terdiam kemudian ikut menangis bersama ibunya sambil saling berpelukan dengan erat. Sejak itu Jevan tak pernah lagi bertanya tentang siapa ayahnya karena ia tahu kalau itu hanya akan membuat ibunya menjadi sedih.

***

Terkadang, beberapa orang merasa tak punya pilihan dalam hidup, seperti yang di rasakan oleh Catherine Simone Williams. Dulunya, ia adalah seorang gadis cantik dengan tubuh ideal dan tinggi semampai. Selain cantik, sewaktu masih sekolah ia pandai dalam bidang olahraga, terutama di cabang olahraga gimnastik dan atletik.

Suatu ketika, tanpa di duga kedua orang tuanya mengalami kecelakaan. Mobil yang di kendarai oleh ayahnya dengan ibunya yang duduk di sebelahnya tiba-tiba di tabrak oleh sebuah truk dari belakang. Setelah kecelakaan baru di ketahui kalau supir truk tersebut mengalami mabuk berat sebelum mengendarai truknya. Karena kerusakan yang parah pada truk tersebut membuat supir truk tersebut tewas di tempat. Sedangkan kedua orang tua Simone yang waktu kecil masih di panggil dengan Catherine, meninggal di rumah sakit.

Setelah kematian kedua orang tuanya, Simone tinggal bersama paman dan bibinya. Tetapi karena mereka memiliki banyak anak, membuat mereka tak sanggup untuk merawat Simone. Akhirnya Simone di titipkan ke panti asuhan, sampai suatu hari seseorang mengajaknya untuk bergabung di tempat seni pertunjukan sebagai seorang gadis penari.

Sebenarnya pertunjukan seni tari sebagai penari hanya murni menampilkan pertunjukan seni tari walau mereka berpenampilan terbuka dengan pakaian kurang bahan seperti yang Jevan sebutkan sebelumnya. Tetapi sayangnya, tempat pertunjukan dimana Simone bekerja berbeda. Mereka bisa menari di balik layar atas permintaan pelanggan di luar hari pertunjukan yang biasanya di adakan setiap hari Sabtu dan Minggu. Nino yang oleh orang luar di anggap sebagai ketua satuan keamanan ternyata adalah mu**ikikari Simone dan teman-temannya di tempat pertunjukan tersebut.

Sebenarnya, sering kali Simone ingin pergi dari tempat tersebut bersama Jevan dan memulai hidup baru yang lebih baik, tetapi tiap kali ia ataupun teman-temannya yang lain mencoba untuk kabur, Nino dan para anak buahnya selalu dapat menemukan mereka dan membawa mereka kembali. Jadi ia dan teman-temannya tak punya pilihan lain selain bertahan di tempat tersebut.

***

Jevan menaiki atap tempat ia tinggal bersama mommynya. Ia kemudian mengeluarkan sebatang rokok yang ia simpan di saku bajunya. Usianya sudah 17 tahun tapi ia merasa seperti sudah berumur 100 tahun karena terlalu banyak berfikir.

"Lagi banyak pikiran, Jev?"

"Lou, kok kamu tau sih aku lagi ada di sini?"

"Ini kan salah satu tempat favorit kamu"

"Kamu memang paling perhatian sama aku"

"Lebih daripada Jennie?"

"Kenapa bahas Jennie? Kamu cemburu ya sama dia?"

"Entahlah, mungkin karena aku lihat kamu ciuman sama dia kemarin"

"Dia yang cium aku duluan!"

"Trus kamu pasrah gitu? Kamu kan bisa nolak, Jev!"

"Aku kan pria normal, Lou! Kalau aku nolak kan sayang!"

"Brengsek kamu! Katanya kamu cuma sayang sama aku tapi malah mencium Jennie!" Louisa lalu memukuli dada Jevan karena kesal.

"Aku memang sayang sama kamu, Lou!"

"Pembohong!"

Jevan kemudian memegangi kedua tangan Louisa dan meletakan kedua tangan Louisa ke tengkuknya. Lalu Jevan mulai mencium bibir Louisa dengan penuh gairah.

"Aku sudah buktikan kan kalau aku sayang kamu?"

"Dengan mencium aku? Itu ga membuktikan apa-apa, tau!"

"Sudahlah, Lou. Aku janji ga akan berciuman dengan Jennie lagi"

"Beneran loh ya, aku pegang janji kamu. Sama kalau lagi kerja juga jangan berciuman"

"Iya siap"

Kemudian ponsel Jevan berdering. Melihat nama di layar ponselnya membuat Jevan malas mengangkatnya.

"Siapa yang telepon? Kenapa ga di angkat?"

"Malas"

Louisa kenudian merebut ponsel Jevan dari tangannya.

"Hei, sudah jangan di lihat!"

Louisa mengenali nama yang tertera di layar ponsel milik Jevan.

"Apakah ini tante yang waktu itu?"

"Iya, Lou"

"Kenapa kamu ga mau angkat teleponnya? Dia kan pasti punya banyak uang untuk kamu"

"Karena aku ga mau jadi pria peliharaan"

"Tapi Jevan, kalau dia membayar kamu dengan jumlah yang lebih besar dari yang biasa kamu terima dengan pelanggan lain, lebih baik kamu terima aja"

"Lou, kamu kan tau pertama kali aku terima dia karena terpaksa, karena aku sedang butuh banyak uang untuk membebaskan kamu dari si brengsek itu"

"Iya sih. Jadi kamu benar-benar sayang sama aku ya?"

"Sayang dong, masa aku bohong sama kamu sih?"

"Sama Jennie juga sayang?"

"Sayang, tapi cuma sebatas adik sama kakak"

"Berarti sama aku lebih dari sayang?"

"Iya"

"Jadi apakah itu cinta?"

"Lou, kamu kan tau dengan hidup kita yang seperti ini, sulit untuk memiliki rasa yang tulus seperti cinta. Tapi seharusnya kamu tau gimana perasaan aku ke kamu"

"Iya, aku ngerti"

Louisa kemudian bersandar di bahu Jevan sambil memandangi matahari yang akan terbenam.

"Kalau boleh, aku ingin selalu seperti ini. Memandang matahari terbenam bersamamu, Jevan"

"Aku juga ingin seperti ini terus, Lou"

Kemudian ponsel Jevan berdering lagi, tetapi kali ini ia mematikan ponselnya karena ia memang sedang enggan menerima telepon dari siapa pun karena ia hanya ingin menikmati momen damai ini bersama Louisa. Tapi sayangnya, hal itu tak berlangsung lama karena seseorang datang menyusul mereka dengan naik ke atap.

"Jevan, ayo turun. Di bawah ada yang mencarimu, waktunya untuk bekerja"

"Hhh.. Yah, baiklah bos... "

Jevan dan Louise saling berpandangan dengan sedih. Tetapi akhirnya Louisa menganggukkan kepala, tanda ia mengizinkan Jevan untuk pergi dari tempat tersebut.

"Pergilah, aku ingin di sini dulu sebentar"

"Baiklah, tapi jangan lama-lama ya. Di sini mulai agak dingin, aku ga mau kamu sampai masuk angin"

"Iya, Jev"

Kemudian Jevan turun bersama pria itu yang ternyata adalah Nino.

"Jevan, sebelum kamu bertemu dengan tamu ini, aku ingin tanya dulu sama kamu"

"Tanya apa, Nino?"

"Kamu masih normal, kan?"

"Tentu saja. Kenapa kamu bertanya seperti itu?"

Kemudian Nino menunjuk ke arah tamu Jevan yang ternyata berjenis kelamin laki-laki. Bukan hanya itu, Nino juga merasa khawatir karena Nino tahu kalau pria itu adalah seorang polisi.

"Apakah kamu sedang berada dalam masalah, Jevan?"

"Aku rasa tidak, Nino. Jangan khawatir, semua akan baik-baik saja"

Jevan kemudian menemui tamunya.

"Halo, Ron"

"Hei, Jev. Aku kesini untuk menagih janjimu"

"Baiklah, ayo kita bicara"

Jevan dan pria yang bernama Ron tersebut kemudian pergi ke suatu tempat untuk bicara, meninggalkan Nino yang penasaran dengan isi percakapan mereka.

Terpopuler

Comments

Okto Mulya D.

Okto Mulya D.

katanya polisi wanita lha ini koq pria? Apa aku salah baca sinopsis nya?

2024-10-01

0

anggita

anggita

🔥❤Louisa.. 😘Jevan... Jennie😘

2024-08-25

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Masa Lalu Jevan
2 Bab 2 Balas Budi untuk Ron
3 Bab 3 Pertama bagi Louisa
4 Bab 4 Pertama Bagi Louisa (2)
5 Bab 5 Para Klien Unik (21+)
6 Bab 6 Cherly yang Unik (21+)
7 Bab 7 How do I Like My Eggs?
8 Bab 8 Louisa Cemburu
9 Bab 9 Mencari Francois LeVans
10 Bab 10 Penjelasan untuk Jevan
11 Bab 11 Nino Tahu
12 Bab 12 Karen Yang Tak Jadi Kecewa
13 Bab 13 Pixie dan Chelsea (21+)
14 Bab 14 Keadilan untuk Jevan
15 Bab 15 Corey Hamilton
16 Bab 16 Perjuangan Jevan
17 Bab 17 Trauma yang Tersisa
18 Bab 18 Louisa dan dr. Chris
19 Bab 19 Rafe dan Cherly
20 Bab 20 Jodoh untuk Rafe
21 Bab 21 Jodoh untuk Rafe (2)
22 Bab 22 Louisa Sakit
23 Bab 23 Adil untuk Louisa dan Jenny
24 Bab 24 Penawaran yang Menyebalkan
25 Bab 25 Prom Night untuk Louisa
26 Bab 26 Rencana Louisa (21+)
27 Bab 27 Penangkapan Elizabeth
28 Bab 28 Reunite
29 Bab 29 Back to You
30 Bab 30 Kejujuran Rafe dan Jevan
31 Bab 31 Ujian Menjelang Pernikahan
32 Bab 32 Pernikahan Cherly dan Rafe
33 Bab 33 Lucinda Bersedia (21+)
34 Bab 34 Ancaman Jevan
35 Bab 35 Kejutan untuk Jenny
36 Bab 36 Jenny Salah Sangka
37 Bab 37 Jenny Dilema
38 Bab 38 Hari-hari Sulit Jenny
39 Bab 39 Barbie sang Putri Konglomerat
40 Bab 40 Penolong Louisa
41 Bab 41 Lamaran untuk Louisa
42 Bab 42 Restu Jevan untuk Chris
43 Bab 43 Hidup Baru Louisa
44 Bab 44 Takdir yang Tak Terelakkan
45 Bab 45 Hukuman untuk Jenny (21+)
46 Bab 46 Pengakuan George
47 Bab 47 Klien Misterius
48 Bab 48 Partner Ron
49 Bab 49 Undangan dari Teman Lama
50 Bab 50 Penangkapan tak Terduga
51 Bab 51 Kabur Menjelang Hari Thanksgiving
52 Bab 52 Pacar Pura-pura
53 Bab 53 Catherine Cemburu?
54 Bab 54 Balas Budi ala Jevan
55 Bab 55 Kencan Undangan Pernikahan (21+)
56 Bab 56 Falling in Love
57 Bab 57 John yang Mencurigakan
58 Bab 58 Lamaran Yang Mengecewakan
59 Bab 59 Penangkapan Jevan dan Rafe
60 Bab 60 Simone dan Nino Sakit
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Bab 1 Masa Lalu Jevan
2
Bab 2 Balas Budi untuk Ron
3
Bab 3 Pertama bagi Louisa
4
Bab 4 Pertama Bagi Louisa (2)
5
Bab 5 Para Klien Unik (21+)
6
Bab 6 Cherly yang Unik (21+)
7
Bab 7 How do I Like My Eggs?
8
Bab 8 Louisa Cemburu
9
Bab 9 Mencari Francois LeVans
10
Bab 10 Penjelasan untuk Jevan
11
Bab 11 Nino Tahu
12
Bab 12 Karen Yang Tak Jadi Kecewa
13
Bab 13 Pixie dan Chelsea (21+)
14
Bab 14 Keadilan untuk Jevan
15
Bab 15 Corey Hamilton
16
Bab 16 Perjuangan Jevan
17
Bab 17 Trauma yang Tersisa
18
Bab 18 Louisa dan dr. Chris
19
Bab 19 Rafe dan Cherly
20
Bab 20 Jodoh untuk Rafe
21
Bab 21 Jodoh untuk Rafe (2)
22
Bab 22 Louisa Sakit
23
Bab 23 Adil untuk Louisa dan Jenny
24
Bab 24 Penawaran yang Menyebalkan
25
Bab 25 Prom Night untuk Louisa
26
Bab 26 Rencana Louisa (21+)
27
Bab 27 Penangkapan Elizabeth
28
Bab 28 Reunite
29
Bab 29 Back to You
30
Bab 30 Kejujuran Rafe dan Jevan
31
Bab 31 Ujian Menjelang Pernikahan
32
Bab 32 Pernikahan Cherly dan Rafe
33
Bab 33 Lucinda Bersedia (21+)
34
Bab 34 Ancaman Jevan
35
Bab 35 Kejutan untuk Jenny
36
Bab 36 Jenny Salah Sangka
37
Bab 37 Jenny Dilema
38
Bab 38 Hari-hari Sulit Jenny
39
Bab 39 Barbie sang Putri Konglomerat
40
Bab 40 Penolong Louisa
41
Bab 41 Lamaran untuk Louisa
42
Bab 42 Restu Jevan untuk Chris
43
Bab 43 Hidup Baru Louisa
44
Bab 44 Takdir yang Tak Terelakkan
45
Bab 45 Hukuman untuk Jenny (21+)
46
Bab 46 Pengakuan George
47
Bab 47 Klien Misterius
48
Bab 48 Partner Ron
49
Bab 49 Undangan dari Teman Lama
50
Bab 50 Penangkapan tak Terduga
51
Bab 51 Kabur Menjelang Hari Thanksgiving
52
Bab 52 Pacar Pura-pura
53
Bab 53 Catherine Cemburu?
54
Bab 54 Balas Budi ala Jevan
55
Bab 55 Kencan Undangan Pernikahan (21+)
56
Bab 56 Falling in Love
57
Bab 57 John yang Mencurigakan
58
Bab 58 Lamaran Yang Mengecewakan
59
Bab 59 Penangkapan Jevan dan Rafe
60
Bab 60 Simone dan Nino Sakit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!