PERJUANGAN HIDUP SEORANG JANDA
Adalah sebuah kisah seorang wanita muda yang berjuang banting tulang siang malam demi kelangsungan hidup bersama sang anak setelah berpisah dari mantan suaminya.
Di tengah perjuangn hidup yang berat, dia juga sedang berjuang menghadapi ego mantan suaminya yang telah mengabaikan hak-hak sang anak yang telah di kabulkan oleh pengadilan ketika di sidang perceraian mereka. Hingga akhirnya hadirlah seorang lelaki tulus, yang berjuang mendapatkan hatinya.
Novel ini di tulis oleh saya sendiri hanya berdasarkan pandangan saya pribadi, bukan berdasarkan kisah nyata.
Mohon dukungannya ya untuk Author agar bisa terus berkarya.. 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alina S. Luly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LAMARAN
"Mama..?" Pekik Rayan melihat sang Ibu sedang bersama Ayana
Perhatian keduanya teralihkan pada sosok Rayan yang berdiri tidak jauh dari Ayana dan bu Retno berada
Ayana kemudian menunduk saat Rayan berjalan mendekati keduanya. Sedangkan dokter Retno tersenyum menyambut sang putra kesayangannya itu
"Mama kok bisa ada disini..?" Tanya Rayan menatap keduanya secara bergantian
Rayan curiga Ibunya mengucapkan sesuatu yang membuat Ayana sedih. Meski dia tahu Ibunya tidak mungkin melakukan hal hal yang menyakiti orang lain
"Kamu dari mana..? Sejak pagi mama samperin di kamar, kamunya gak ada.." Tanya dokter Retno balik
Rayan lantas duduk di samping sang Ibu
"Aku tidur disini ma.." Jawab Rayan santai
Ayana sontak mengangkat wajahnya menatap Rayan. Sedangkan dokter Retno menatap Ayana. Rayan yang menyenderkan punggungnya di kursi menatap bingung ke arah keduanya
"Ada apa..?" Tanya Rayan menatap keduanya secara bergantian
"Kata Ayana dia gak liat kamu sejak semalam.. Tadi kamu bilang, kamu tidur di rumah sakit ini.. Yang benar yang mana..?" Tutur dokter Retno melirik keduanya dengan tatapan aneh
Rayan mencebikkan bibirnya
"Aku tidur di ruanganku.. Ada pasien yang harus di OP semalam.. Karena udah males pulang, jadi aku putuskan istrahat di rumah sakit aja.." Jawab Rayan santai
"Mama pikir kamu tidur di ruangan rawat anaknya Ayana.." Ucap dokter Retno menipuk pelan lengan Rayan bermaksud bercanda
Rayan baru sadar mamanya kenapa bisa kenal dengan Ayana langsung menegakkan tubuhnya menatap sang Ibu
"Ma.. Mama kok bisa kenal Ayana..?" Tanya Rayan serius
"Kenapa..? Emangnya mama gak boleh gitu kenal sama calon mantu mama gitu..?" Ucap dokter Retno menipuk pelan lengan Rayan
Ayana yang mendengar interaksi keduanya menjadi canggung. Wajahnya pun merona mendengar ucapan dokter Retno yang menyebutnya calon menantu
Sedangkan Rayan tersenyum senang mendengar ucapan sang Ibu. Dia tahu Ibunya adalah orang yang selalu mendukungnya dalam hal apapun, kecuali dalam hal yang kurang baik akibatnya
"Bukan gitu ma.. Maksud aku, mama tau dari mana soal Ayana.." Tutur Rayan tersenyum
"Mama tau dari mana itu gak penting.. Yang penting sekarang adalah, kapan kalian akan meresmikan hubungan kalian.." Tutur dokter Retno menatap keduanya secara bergantian
Ayana menundukkan kepalanya mendengar ucapan dokter Retno yang semakin membuatnya merasa canggung
"Aku sih maunya besok juga siap ma.." Jawab Rayan menatap Ayana yang terus menunduk
Dokter Retno meraih tangan Ayana dan menggenggamnya membuat Ayana tersentak menatap wajah dokter Retno
"Ayana.. Apa kamu mau menerima anak saya menjadi suami kamu dan Ayah sambung dari Yuki anak kamu..? Kasihan dia, sudah tua belum dapat jodoh.." Ucap dokter Retno di selingi candaan membuat Ayana memahan senyumnya namun tetap nampak
Sementara Rayan yang tersenyum bahagia Ibunya melamar Ayana untuknya, ekspresinya mendadak berubah menjadi masam karena ucapan sang Ibu di ujung kalimat yang menyidirnya
"Ayana..?" Panggil dokter Retno menunggu jawaban
"Maaf dok, saya.. Saya.." jawab Ayana bingung memberi keputusan apa
"Jangan panggil dokter.. Panggil mama aja, Sejak dulu kami pengen punya anak perempuan, tapi gak kesampean.. Alhamdulillah, sekarang ada kamu juga Yuki.. Mama senang.." Ucap dokter Retno mengelus punggung tangan Ayana
"Ya Allah, aku harus jawab apa.. Sejujurnya hatiku belum menerima Rayan sepenuhnya.. Tapi wanita ini tak kalah tulusnya dengan anaknya.. Aku harus gimana ya Allah.." Gumam Ayana dalam hati
"Begini aja.. Jangan jawab sekarang.. Mungkin ini terlalu mendadak buat kamu.. Tapi mama harap, kamu tidak menolak lamaran mama untuk anak mama.. Kalau kamu sudah siap, hubungi mama ya biar mama sama papa bisa melamar kamu depan orang tua kamu.." Tutur dokter Retno tersenyum tulus
Ayana hanya diam tak menjawab. Dia tidak berani mengucapkan sepatah katapun. Pikiran dan hatinya belum bisa sinkron saat ini
"Ya sudah, mama pamit dulu.. Ada jadwal operasi sore ini, takut telat.." Pamit dokter Retno pada keduanya
Baik Rayan maupun Ayana, ingin mengantar dokter Retno ke parkiran rumah sakit, namun di tolak oleh dokter Retno. Hingga saat bu Retno sudah hilang dari pandangan mereka, mereka pun menjadi canggung satu sama lain dan hanya saling melirik
***
Dua hari berlalu. Ayana di kejutkan dengan hilangnya Yuki. Ayana yang saat keluar dari toilet kamar mandi yang berada di ruangan rawat Yuki, mendapati ranjang Yuki yang kosong. Ayana menjadi panik seketika itu juga
Rayan yang kebetulan masuk saat baru kembali dari membeli makanan untuk Ayana makan siang, mendapati Ayana yang panik memcari keberadaan Yuki di ruangan kamarnya
"Ada apa Ayana..? Kenapa nangis..?" Tanya Rayan yang ikut menjadi panik melihat Ayana menangis
"Yuki mas.. Yuki gak ada di tempt tidurnya.." Jawab Ayana tanpa sadar menyebut Rayan dengan panggilan mas
Rayan menyadari Ayana menyebutkn panggilan mas untuknya namun mengabaikan karena melihat Ayana nangis panik
"Ya sudah ayo kita cari.. Kita cek cctv biar tau Yuki kemana.." Rayan menggenggam tangan Ayana dan berjalan keluar menuju ruang pengawasan cctv
"Itu dia.. Yuki ternyata keluar sendirian.. Tapi mau kemana dia..? " Tunjuk Rayan pada layar cctv
Ayana sedikit bernafas lega karena Yuki tidak sedang di culik oleh siapa pun dan masih berada di area rumah sakit
"Jangan nangis lagi ya..? Petugas keamanan sudah menghubungi perawat jaga untuk menjemput Yuki.. " Ucap Rayan menghapus air mata Ayana dengan telapak tangannya
"Ayo kita tunggu di kamarnya aja.. Jangan nangis lagi.. Nanti mas ikut sedih.." Ucap Rayan
Ayana mengerutkan alisnya mendengar Rayan menyebutnya mas. Rayan yang menyadari itu lantas tersenyum
"Lupa ya kalau tadi karena panik, gak sadar manggil aku dengan kata mas..? Yuki hilang mas.. " Ucap Rayan menahan senyum menatap wajah Ayana
Ayana mencebikkan bibirnya dan bergegas pergi meninggalkan Rayan sendirian. Rayan tertawa melihat tingkah Ayana yang terlihat imut saat merajuk
Setibanya di kamar VVIP A tempat Yuki di rawat, Ayana berlari memeluk Yuki yang sedang berada dalam gendongan dokter Mika. Ternyata Yuki keluar mencari dokter Mika karena bosan berada di dalam ruangan rawatnya. Rayan yang menghubungi Mika saat di ruangan petugas pengawas cctv, segera mencari keberadan Yuki yang sudah bersama dengan beberapa petugas medis yang menemukannya
"Makasi semuanya.. Aku gak tau harus ngucapin apa selain terima kasih pada kalian semua.." Ucap Ayana pada Mika dan petugas medis yang membawa Yuki kembali ke ruangannya
"Iya sama sama.. Ya udah, kami permisi dulu.. Yan, jaga calon istri dan anakmu.. Jangan lengah.." Ucap Mika menggoda Ayana
Ayana diam seolah tidak mendengar perkataan dokter Mika pada Rayan.
"Siap.. Makasih ya semua.." Sopan Rayan
Kini tinggallah mereka bertiga dalam ruangan itu.. Rayan meraih Yuki yang terlelap dalam gendongan Ayana dan memindahkannya ke ranjang pasien dengan sangat hati hati
Rayan kemudian menghampiri Ayana yang duduk termenung di sudut sofa
"Ayana.. Kapan kamu mau ngasih jawaban kamu.." Tanya Rayan menatap Ayana
Ayana menunduk diam tanpa menjawab
"Aku tau aku bukannlah kriteria suami idaman kamu.. Aku tau kamu masih mencintai mantan suami kamu.. Apa aku gak pantas bersanding dengan kamu Ayana..?" Tanya Rayan lirih menatap waja Ayana
Ayana menatap manik mata Rayan sendu
"Ngomong apa sih..? Kata siapa aku menolak kamu karena aku mencintai mas Arman..? Aku gak pernah menargetkan kriteria apapun untuk pasangan.." Ucap Ayana sendu
"Aku yang merasa gak pantas untuk kamu.. Aku ini siapa..? Hanya seorang janda beranak satu yang tidak memiliki pendidikan tinggi seperti kamu.. Bahkan kehidupan kami pun sangat jauh dari kehidupan kamu.." Lanjutnya lagi
"Jangan mencintai aku.. Aku gak pantas untuk bersanding dengan kamu.. Kamu berhak hidup bahagia dengan wanita yang memiliki kehidupan yang setara dengan kamu di luar sana.." Ucap Ayana menatap Rayan
"Gak Ayana.. Aku maunya kamu.. Aku bahagia bersama kamu.. Aku mencintai kamu Ayana.." Sangga Rayan menatap manik mata Ayana intens
"Aku gak bisa.." Rayan memotong ucapan Ayana dengan membekap Ayana dengan bibirnya
Ayana terkejut dan spontan mendorong tubuh Rayan untuk menjauh darinya. Namun Rayan menahan tangan Ayana. Ayana memalingkan wajahnya kesamping menghindari ciuman Rayan. Rayan memundurkan kepalanya dan meminta maaf atas sikapnya itu
Ayana menatap wajah Rayan yang menunduk sedih
**BERSAMBUNG..
TERIMA KASIH SUDAH MAMPIR.. 🙏💞
MOHON DUKUNGANNYA TERUS TEMAN TEMAN, BIAR LEBIH SEMANGAT LAGI UNTUK MELANJUTKAN EPISODE NOVEL INI YA TEMAN TEMAN.. 😇🙏🙏💞💞**
.