Nafisah kaisa Az-Zahra tidak pernah menyangka kalau dirinya dipilih oleh Ibrahim Al Kahfi untuk menjadi istrinya.Seperti yang diketahui oleh semua orang,tidak ada seorang wanita manapun yang mau menikahi Ibrahim karena keadaannya yang penyakitan dan divonis dokter memiliki sisa umur hanya satu tahun lagi.Maukah Nafisah menerima pinangan dari Ibrahim untuk menjadi istrinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
"Maafkan aku,karena pernikahan ini telah membuatmu merasa kelelahan.Sebenarnya aku juga tak ingin melihat istriku memakai banyak hiasan di kepalanya,namun apa yang bisa kulakukan? Semua ini sudah menjadi tradisi dari orang tua kita.Tidak masalah, mulai sekarang aku tidak akan pernah membiarkan istriku merasa kelelahan dengan semua kehidupan pernikahan ini." ucap Ibrahim yang membuat Nafisah merasa sangat diperhatikan oleh suami yang baru dinikahinya itu.
"Apakah kau lapar?Maukah kau mencoba kue kue ini?" tanya Ibrahim sembari menyodorkan kue kering kismis kepada Nafisah.
"Tentu saja,sudah sedari tadi aku belum makan apapun." ucap Nafisah yang langsung mengambil kue kering yang diberikan oleh Ibrahim kepadanya dan memakannya sampai habis.
"Kasihan sekali istriku,karena acara pernikahan ini dia belum makan apapun dari tadi.Untuk menebus rasa bersalahku kepada istriku, sekarang aku akan memberikanmu makanan yang sangat enak.Tunggu sebentar." ucap Ibrahim yang segera bergegas mengambil sesuatu dari sebuah kotak yang ada di dalam lemari kecil di samping lemari pakaiannya dan membawanya ke Nafisah.
"Bagaimana kau tahu kalau aku suka makan seblak?" tanya Nafisah dengan bersemangat saat Ibrahim membawakannya dua mangkuk plastik seblak dan juga dua cup sedang milkshake coklat.
"Semua wanita suka makanan ini,jadi aku pikir untuk membelinya beberapa buat dimakan bersama istriku.Makanlah Nafisah,isilah perutmu dengan makanan ini." ucap Ibrahim sembari menyerahkan semangkuk seblak itu kepada Nafisah.
"Terima kasih" ucap Nafisah yang segera menerimanya dan memakannya dengan lahap.
"Lihat betapa kelaparannya dirimu itu,pelan pelan Nafisah jangan sampai membuatmu tersedak saat memakan makanan ini." ucap Ibrahim dengan peduli.
Tak selang beberapa lama saat Nafisah tengah memakan seblak pemberian Ibrahim,terlihat oleh Nafisah bahwa suaminya juga ikut makan seblak yang sama dengannya.Nafisah yang sadar akan kondisi Ibrahim yang mudah terkena penyakit, segera menghentikan suaminya agar tidak memakan seblak itu.
"Berhenti mas!Mas saat ini sedang sakit,mas tidak boleh memakan makanan yang pedas seperti ini." ucap Nafisah yang hanya ditanggapi dengan senyuman oleh Ibrahim yang kemudian memakan seblak itu tanpa ragu ragu dan membuat Nafisah dibuat bingung dengan apa yang terjadi.
"Ada apa Nafisah? Memangnya kenapa kalau orang yang penyakitan sepertiku ikut memakan makanan pedas seperti ini." ucap Ibrahim dengan Santai.
"Aku tidak mengerti,semua orang bilang kepadaku kalau mas Ibrahim adalah orang yang penyakitan.Akan tetapi setelah melihat tindakan yang mas tunjukkan kepadaku sama sekali tidak menunjukkan kalau mas Ibrahim adalah orang yang penyakitan." ucap Nafisah
"Ada beberapa hal yang terjadi di dunia ini tidak dapat dijelaskan dengan mudah lagipula kau sudah menikah denganku dan menjadi bagian dari keluarga darmawan,kelak aku akan pelan pelan memberitahumu mengenai rahasiaku Nafisah.Namun kau jangan khawatir,aku berjanji akan memperlakukanmu sebagai istriku dengan baik.Aku berjanji untuk tidak akan membuatmu kerepotan dengan keadaanku." ucap Ibrahim yang hanya bisa membuat Nafisah terdiam dan bertanya tanya akan rahasia apa yang dimiliki oleh Ibrahim sehingga laki laki itu berperilaku seperti orang yang penyakitan.
Tak lama kemudian jam dinding di kamar Ibrahim berbunyi selama sembilan kali,hal ini menandakan bahwa malam ini telah pukul 9 malam.Yang itu artinya sudah waktunya untuk Ibrahim dan juga Nafisah untuk istirahat.
Mengetahui bahwa hari telah malam,membuat Ibrahim segera berdiri dari sofa yang didudukinya dari tadi untuk menuju ke ranjang pengantinnya serta mengajak Nafisah untuk beristirahat bersamanya.
Nafisah yang masih belum siap menghadapi malam pertama pernikahannya dengan Ibrahim maupun belum siap dengan hubungan pernikahan yang saat ini sudah mengikatnya dengan Ibrahim,dibuat takut jika Ibrahim akan meminta haknya sebagai suami dalam menghadapi malam pertama pernikahannya.
"Ayo Nafisah kita istirahat sekarang." ajak Ibrahim kepada Nafisah dan membuat gadis itu gelagapan.
"Mas Ibrahim pergilah istirahat dulu,aku masih belum mengantuk mas." ucap Nafisah
"Mana mungkin aku istirahat sendiri di malam pertama pernikahan kita,Kau juga harus istirahat bersamaku Nafisah." ucap Ibrahim kepada Nafisah.
"Mas Ibrahim saja yang istirahat,aku masih mau duduk disini lagipula aku masih belum terbiasa mas tidur di kamar yang berbeda dengan kamarku." ucap Nafisah yang berusaha untuk menciptakan alasan apapun untuk tidak tidur seranjang dengan Ibrahim.
Mendengar alasan Nafisah membuat Ibrahim mengerti kalau istrinya masih belum siap untuk tidur seranjang dengannya ataupun melakukan malam pertama pernikahan dengannya.Mengetahui hal itu Ibrahim pun akhirnya memberikan pengecualian kepada Nafisah dan memberinya waktu untuk bisa beradaptasi dengan status dan juga hubungan mereka saat ini.
"Sudahlah aku akan mengalah untukmu kali ini,kau bisa istirahat kapanpun yang kau mau Nafisah.Aku akan tidur di sofa,dan kau tidur di ranjang." ucap Ibrahim yang akhirnya bergegas menuju ke sofa.
"Tidak mas,mana mungkin aku berani membiarkan mas Ibrahim tidur di sofa disaat mas Ibrahim sedang sakit?Lebih baik mas Ibrahim yang tidur di ranjang dan aku yang tidur di sofa." ucap Nafisah yang tidak ingin suaminya yang penyakitan tidur di sofa.
"Mana boleh aku begitu terhadap istriku sendiri?Sudah,lebih baik kau tidur di ranjang,Nafisah." ucap Ibrahim
"Jangan menolak permintaan ku mas! Malam ini aku akan tidur di sofa, sekarang lebih baik mas tidur di ranjang saja.Udah buruan sana mas istirahat,ini sudah malam mas." ucap Nafisah yang segera menggandeng tangan Ibrahim untuk membawa laki laki itu ke ranjangnya.
Melihat sikap istrinya yang langsung mengantarnya ke ranjang hanya bisa membuat Ibrahim menuruti permintaan Nafisah untuk tidur di ranjang.Ibrahim pun segera melepaskan jasnya dan lekas berbaring di ranjangnya.
Sementara Nafisah terlihat mengawasi suaminya sampai benar benar tertidur sebelum akhirnya Nafisah pun jatuh tertidur karena merasa lelah saat menunggu suaminya tertidur pulas.
Tengah malam harinya, Ibrahim yang sedari tadi berpura pura tidur nyenyak demi bisa membuat Nafisah tidak menunggunya terlalu lama akhirnya segera bangun dari ranjangnya untuk memindahkan tubuh istrinya ke ranjang.
Dengan hati hati Ibrahim membaringkan tubuh istrinya itu untuk beristirahat di ranjang, dan ia pun segera bergegas ke sisi ranjang yang lain untuk beristirahat di samping Nafisah.Ibrahim tersenyum bahagia ketika ia bisa melihat wajah istrinya yang saat ini tengah tertidur pulas dari jarak yang begitu dekat.
Ibrahim merasa sangat beruntung ketika ia bisa mendapatkan seorang istri yang sangat cantik seperti Nafisah,sejak ayahnya memberitahunya bahwa ia memiliki seorang sahabat yang memiliki putri yang sangat cantik, tanpa banyak berpikir Ibrahim pun segera meminta kepada ayahnya untuk melamar Nafisah sebagai istrinya.
jangan salah paham dulu. beri kesempatan nafisah menjelaskan semuanya. dan sebagai orang tua, harus bijaksana yaaaaaa
awal bab sudah sangat menarik kak,
semangat ka!