"Bagaimana cara mendapatkan mu?"
Yigon yang didesak ayahnya untuk segera menikah pun merasa kebingungan. Tak lama kemudian, dia jatuh cinta dengan seorang gadis SMA yang baru pertama kali di temuinya. Berawal dari rasa penasaran, lama-lama berubah menjadi sebuah obsesi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Balita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 Pertemuan kembali
Di bar, Hiden mencoba menghilangkan semua masalahnya dengan menegak minuman beralkohol. Dia tidak bisa berhenti memikirkan Kirie, wanita yang sangat ia cintai.
Hiden dan Kirie telah berpacaran selama 5 tahun, mereka bertemu di kampus universitas. Hiden mengambil jurusan kedokteran, sedangkan Kirie mengambil jurusan keguruan.
Selama ini mereka menjalani hubungan secara diam-diam, jadi tidak ada orang yang mengetahuinya selain mereka berdua. Tapi masalah muncul ketika Kirie mengatakan kalau dirinya sedang mengandung anak dari Hiden.
Hubungan rahasia yang selama ini mereka bangun dengan sempurna, lambat laun pasti akan ketahuan jika Kirie berencana untuk melahirkan anak itu. Hiden mencintai Kirie, tapi dia tidak ingin menikahi nya.
Ironis dan sangat egois, Hiden hanya ingin melakukan hubungan private seperti sebelumnya. Tapi itu hanya keinginan sepihak dari dirinya sendiri, lalu bagaimana dengan Kirie?
Di tengah lamunannya yang berat, ponsel miliknya tiba-tiba berdering yang membuat Hiden terkesiap. Dengan cepat dia mengambil ponselnya dan melihat siapa orang yang menghubungi nya di malam itu, karena dia sedang cuti kerja selama 2 hari.
Hiden mengernyit begitu melihat jika ibunya lah yang telah menghubungi nya. Hiden merasakan firasat buruk, karena ibunya tidak akan pernah menghubunginya, jika itu bukan hal yang penting.
Dia keluar dari dalam bar yang berisik, dan segera menerima panggilan dari ibunya itu.
"Halo ma?" Sapa Hiden.
"Kakak! Adik kabur dari rumah! Kami sudah mencarinya kemana-mana tapi masih belum menemukannya, bahkan papamu masih mencari adik di luar! Temukan adikmu kak! Mama takut adik kenapa-napa!" Jelas Aida yang terdengar sangat panik.
"Apa?! Riri kabur dari rumah? Memangnya apa yang sebenarnya telah terjadi ketika ku meninggalkannya pergi sebentar?" Tanya Hiden yang cukup terkejut begitu mendengar Fairy kabur dari rumah.
"Nanti mama jelaskan setelah adik telah ditemukan! Dia bahkan tidak membawa ponselnya keluar, mama tidak bisa menghubungi nya!" Kata Aida yang membuat Hiden berdecak kesal.
Di tengah kondisinya yang saat itu sedang dalam keadaan setengah mabuk, Hiden melajukan mobilnya tanpa tau harus mencari Fairy kemana.
Tapi dengan mengingat kalau Fairy tidak pernah berjalan kaki lewat dari garis gerbang rumah, Hiden merasa semakin bingung dan sangat khawatir dengan adiknya yang tidak pernah berjalan di jalanan.
Gadis manja yang hanya dibesarkan dengan menggunakan uang dan segala bentuk kemudahan tiba-tiba keluar dari zona nyaman. Apa yang bisa gadis itu lakukan? Hiden berfikir jika Fairy tidak mungkin bisa pergi jauh dari sekitaran daerah lingkup rumahnya.
Apalagi dengan tubuhnya yang lemah itu, Fairy tidak mungkin bisa berjalan jauh karena akan cepat merasa kelelahan dan putus asa di tengah perjalanan kabur. Hiden memutar mobilnya dan bergerak ke arah rumahnya.
"Mungkin Riri sedang menangis di pinggiran jalan karena tak tau arah pulang." Gumam Hiden sembari melirik ke kanan kiri jalan, dengan harapan dia akan segera bertemu dengan Fairy yang sok-sokan kabur dari rumah, entah ada masalah apa sebelumnya.
...----------------...
Di waktu yang sama, Yigon yang baru saja pulang dari acara syukuran temannya, memutuskan untuk mampir sebentar ke sebuah toko serba ada di pinggiran jalan karena kerongkongan nya terasa sangat kering.
Setelah membeli sebuah minuman dingin, dia terduduk di kursi depan toko untuk menikmati minuman yang telah ia beli.
Suatu kebetulan yang benar-benar tidak di sengaja, Yigon melihat sosok Fairy yang mencoba untuk menyebrang di saat lampu rambu masih berwarna hijau.
Sontak hal itu membuat Yigon berlari ke arah Fairy, sebuah mobil melaju kencang dari arah berlawanan yang hampir menabrak tubuh mungil Fairy.
Dengan gesit Yigon menarik tubuh Fairy yang hampir terlindas ban mobil di jalanan.
SYUUT!
DEG! DEG! DEG!
Jantung Yigon berdetak sangat cepat, syukur dia bisa menyelamatkan Fairy tepat waktu. Jika tidak, maka bisa di pastikan saat itu Fairy, gadis yang disukai olehnya tidak akan selamat.
Banyak orang yang melihat kejadian itu ikut bersyukur karena Fairy berhasil Yigon selamatkan. Mereka terlihat keheranan dengan sosok Fairy yang tidak bisa menyebrang jalan padahal sudah dewasa.
"Apa-apaan kau?! Bagaimana bisa kau berniat untuk menyebrang di saat kendaraan masih banyak berlalu lalang dengan kecepatan tinggi?!" Bentak Yigon yang benar-benar marah sekaligus lega karena Fairy baik-baik saja.
Fairy yang masih terkejut pun menoleh ke belakang dan matanya bertemu dengan Yigon, laki-laki dewasa yang dia temui di rumah sakit beberapa waktu lalu.
Lagi-lagi orang yang menyelamatkan nya kali ini adalah Yigon, Fairy menangis kencang sembari memeluk erat tubuh Yigon yang sangat tinggi.
"Huaaa, Hiks... Hiks... Maafkan aku paman!" Kata Fairy yang terus menyembunyikan wajahnya di dadanya Yigon.
"Ke-kenapa kau menangis? Apa aku terlalu keras membentak mu?" Tanya Yigon panik begitu melihat Fairy menangis kencang.
Sambil terus menyembunyikan wajahnya, Fairy menggelengkan kepalanya. Dengan ragu, Yigon mencoba untuk tetap tenang saat dirinya masih dalam keadaan di peluk erat oleh perempuan yang dia sukai.
"Berhentilah menangis, nanti orang-orang bisa salah paham! Bisa saja mereka mengira kalau aku lah yang membuatmu menangis." Kata Yigon mencoba menenangkan Fairy.
"Riri minta maaf, karena Riri nakal paman!" Kata Fairy.
"Sudahlah, lagian aku bukanlah pamanmu. Berhentilah memanggilku dengan sebutan 'paman' seperti itu." Kata Yigon yang merasa geli begitu di panggil 'paman' oleh Fairy.
"Riri masih ingat, kalau paman adalah orang yang mencoba menyelamatkan Riri saat di rumah sakit. Paman sudah dua kali menyelamatkan Riri!" Kata Fairy yang mendongak ke atas.
Wajah cantik Fairy yang sedang menangis itu benar-benar membuat hatinya Yigon bergetar. Dengan spontan Yigon menghapus air mata Fairy yang mengalir di pipinya yang putih dan lembut.
"Mungkin ini benar-benar pertemuan yang sudah ditakdirkan oleh Tuhan? Siapa yang akan tau jika aku bisa menyelamatkan dirimu yang kedua kalinya?" Kata Yigon yang terdengar sangat romantis.
"Apakah benar begitu?" Tanya Fairy yang kini melepaskan pelukannya, hatinya menjadi tenang setelah Yigon mengatakan kalau pertemuan mereka merupakan sebuah takdir Tuhan.
Karena banyak mata tertuju pada mereka, Yigon mengajak Fairy untuk duduk di kursi depan toko serba ada yang baru saja ia kunjungi, karena mobilnya juga masih terparkir di sana.
"Riri masih belum mengetahui nama paman siapa, karena saat itu paman tidak menjawab pertanyaannya Riri." Kata Riri menggerutu.
Yigon berjongkok di depan Fairy dan kemudian melihat kaki Fairy yang lecet akibat ini adalah pertama kalinya ia berjalan jauh.
"Eh apa yang paman lakukan?" Fairy terkejut begitu Yigon tiba-tiba berjongkok sambil memegang-megang kakinya yang terasa perih.
"Kau anak yang suka merepotkan orang lain ya? Tetap disini, jangan kemana-mana! Aku akan segera kembali." Kata Yigon yang kembali masuk ke dalam toko untuk membeli salep dan plaster untuk mengobati luka lecet di kaki Fairy.
"Memang siapa yang memintamu untuk menolongku? Hmm tapi, sepertinya paman itu adalah orang yang baik..." Gumam Fairy sambil terus menatap Yigon yang sedang membeli obat dari balik dinding kaca toko.
Fairy tersenyum, dia mungkin sedang lupa kalau dirinya sedang kabur dari rumah dan malah asyik bersama Yigon di tempat seperti itu.
Begini contoh narasinya:
Suara dering telpon di pagi itu nyaring terdengar di telinga seorang Tuan Muda yang membuatnya berdecak kesal lantaran mimpi indahnya terganggu, namun panggilan yang berulang kali dilakukan itu membuatnya dengan terpaksa bangung untuk melihat siapa gerangan yang cukup berani membangunkan tidur nyenyaknya.
Itu cuma contohnya ya, tidak ada maksd apa2/Joyful/