Jatuh cinta pas masih umur enam tahun itu mungkin nggak sih?
Bisa aja karena Veroya Vogt benar-benar mengalami jatuh cinta pas usianya enam tahun. Sayangnya, cinta Ve sama sekali nggak berbalas.
Dua puluh tahun kemudian, ketika ada kesempatan untuk bisa membuat Ve mendapatkan pria yang jadi cinta pertamanya, apa Ve akan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya?
Gimana perjuangan Ve, untuk mendapatkan cinta dari King Griffin A. Cassano?
" Bagaimana dengan membentuk aliansi pernikahan dengan ku? Bukankah tujuan mu akan tercapai? "
" Kau mabuk, ya? "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little ky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lamaran
Kriiiiiiinnnnggggggg
Krrriiiiiiiiiinnnnnggggggg
Bunyi alarm pagi terdengar begitu nyaring dari sebuah kamar dengan nuansa keindahan bawah laut dan langit biru yang cerah. Kamar dengan ranjang besar berbentuk kerang di bagian tengah kamar. Dinding bercat perpaduan warna biru gelap dan pink terang, dengan grafiti keindahan bawah laut.
Lantai yang berbahan dari marmer dengan warna biru gelap, begitu selaras dengan bagian langit-langit kamar yang memiliki corak biru terang dengan awan-awan putih. Kamar dengan tema keindahan laut langit ini di desain langsung oleh si pemilik kamar. Wanita cantik yang merupakan primadona dari keluarga Vogt. Veroya Eiko Vogt.
" Eughhhh.... Berisik sekali sih.. " Veroya merenggangkan ototnya yang kaku setelah tidur panjangnya semalaman. Dia sendiri yang memasang alarm, dia juga yang protes karena harus terbangun di saat dirinya masih mengantuk.
Brak...
Dalam sekali gerakan, Veroya yang biasa disapa Ve ini sudah melemparkan jam wekernya hingga terdengar bunyi nyaring menandakan jika jam weker itu telah hancur.
" Hoooaaaammm... Jam berapa semalam aku tidur? Kok sudah jam segini masih saja mengantuk.. " Gumamnya sembari berusaha untuk mengumpulkan semua nyawanya yang tercecer di alam mimpi.
Veroya duduk di ranjang, mengucek kedua matanya, mencoba mengusir kantuk yang masih betah hinggap di matanya. Susah sekali untuknya membuka kedua matanya lebar. Andai kata dirinya tidak memiliki jadwal yang sangat penting pagi ini, sungguh Veroya berani bersumpah jika dirinya lebih senang untuk kembali tidur dan merajut mimpi bersama dengan pria pujaan hatinya.
" Aku benci hari senin.. " Veroya tak hentinya menggerutu sembari menyeret kakinya untuk masuk ke dalam kamar mandi yang ada di dalam walk in closet miliknya. Rasanya memang dirinya butuh sebuah kesegaran untuk bisa menghilangkan kantuk.
Tiga puluh menit mandi dan berendam dengan air hangat yang dicampur dengan aroma therapy, Veroya keluar dari kamar mandinya dan masih mengenakan bathroop berwarna ungu tua. Berjalan sembari melihat ke kanan dan ke kiri, ke bagian lemari pakaian miliknya. Veroya bingung akan mengenakan pakaian seperti apa untuk acara hari ini. Dirinya lupa bertanya pada sang manager apakah ada dreecode khusus dari panitia penyelenggara acara.
" Pakai apa ya?? Perasaan cuma acara untuk bertemu dengan beberapa pengurus panti asuhan. Pastinya nggak perlu pakai dresscode lah. " Gumamnya sembari kedua tangannya sibuk memilah pakaian miliknya.
" Ck.. Kenapa sampai nanya sama Adea sih? " Jadi kesal sendiri kan. Salah siapa juga semalam main nyelonong pulang begitu saja, padahal acara pesta yang diadakan oleh salah satu pengusaha di Jerman, belum usai.
" Bodoh amat lah. Pakai yang ini saja. " Pilihan Veroya jatuh pada sebuah setelah kerja kemeja dan celana panjang.
Kemeja putih dengan model panjang di belakang dengan motif salur berwarna hijau, berlengan panjang dengan kancing di bagian pergelangan tangannya. Dipadukan dengan celana panjang berwarna coklat muda dari bahan sifon yang lembut. Jangan ketinggalan sebuah scarf yang dililitkan oleh Veroya di bagian lehernya. Menambah kesan elegan tapi sederhana, sangat cocok dipakai untuk acara pertemuan dengan beberapa pengurus panti asuhan.
Sekedar Info saja, Veroya ini bekerja sebagai aktivis pembela hal anak-anak dan perempuan, setelah berhasil memperoleh gelar sebagai Miss Germany setahun yang lalu. Awal mulanya Veroya yang merupakan model internasional, mencoba peruntungan mengikuti ajang Miss Germany hingga akhirnya dirinya terpilih.
Setelah masa jabatannya berakhir, Veroya mendapatkan tawaran dari sebuah lembaga masyarakat sebagai aktivis yang memperjuangkan hak anak-anak dan perempuan, mengingat sangat getolnya Veroya menyuarakan hal tersebut saat pemilihan sebagai miss Germany. Kesehatan, pendidikan dan juga program kesetaraan anak serta perlindungan terhadap anak-anak dan perempuan yang masih kurang diperhatikan dalam masyarakat menjadi fokus Veroya.
Memang sangat tidak cocok sekali, untuk seorang putri manja yang ceroboh dan keras kepala seperti dirinya. Tapi Veroya yang memiliki hati selembut sutra, menjadikannya mampu melakoni tugasnya sebagai aktivis untuk anak-anak dan perempuan. Menurutnya, masih banyak anak-anak dan perempuan yang haknya belum mereka dapatkan.
" Guten Morgen Fraulein... Selamat pagi, nona.. " Sapa kepala pelayan yang menyambut turunnya Veroya dari lantai dua.
" Guten Morgen, Claus... Selamat pagi, Claus. " Balas Veroya tak lupa senyum cantiknya.
" Kok sepi? Dimana daddy dan lainnya? " Tanya Veroya yang menjadi orang pertama datang ke meja makan. Padahal biasanya dirinya yang paling akhir turun dari lantai dua, entah kenapa hari ini menjadi yang pertama.
" Tuan dan nyonya memiliki tamu, nona. " Jawab Claus.
Alis Veroya berkerut, merasa aneh di jam sepagi ini kedua orang tuanya sudah mendapatkan tamu, " Memang siapa tamunya? Sampai daddy dan mommy menunda sarapan. "
" Seseorang yang mengatakan dirinya sebagai utusan dari keluarga kerajaan Belgia, nona. " Mulut Veroya menganga.
Ada apa gerangan sampai keluarganya mendapatkan tamu kehormatan dari keluarga kerajaan Belgia. Memang betul sih, keluarga Vogt memang keluarga dari bangsawan Jerman dan termasuk dalam sepuluh anggota Old Money. Tapi untuk mendapatkan kunjungan dari perwakilan keluarga kerajaan kok rasanya aneh sekali.
Veroya menggaruk alisnya, merasa bingung dengan situasi saat ini. Ingin ikut nimbrung menyusul kedua orang tuanya, tapi dirinya sendiri memiliki jadwal penting yang tidak bisa ditunda. Dirinya sudah hampir terlambat, jadi Veroya pun memutuskan sarapan sendiri meninggalkan kedua orang tuanya.
" Dimana Furuya, Claus? " Veroya baru sadar jika kakak kembarnya juga tidak menampakkan batang hidungnya.
" Tuan muda juga ikut bersama tuan dan nyonya besar untuk menemui perwakilan dari keluarga kerajaan Belgia, nona. " Veroya mangut-mangut.
Tanpa menunggu anggota keluarga Vogt lainnya, Veroya memulai acara sarapan dimana menu sarapan pagi ini adalah Pumpernickle atau roti tawar hitam khas Jerman yang ditemani secangkir coklat panas. Rasa gurih dengan sedikit manis yang merupakan rasa dari Pumpernickle ini, menjadi sesuatu yang sedap ketika lidah mencecapnya.
" Ve.. Daddy dan mommy memanggil mu. " Kedatangan Furuya yang tiba-tiba, merusak acara sarapan Veroya.
" Nanti aja lah, aku sarapan dulu. " Veroya menolak secara halus.
" Urgent ini.. Ayo, cepat.. " Furuya mengabaikan ucapan Veroya tadi dan langsung menyeret adik kembarnya itu untuk ikut dengannya menemui kedua orang tua mereka.
" Eh.. Eh.. Eh.. Ini apa-apaan ya.. Lepas nggak. " Pekik Veroya kesal sekali. Tapi beberapa saat kemudian, Veroya langsung mengunci rapat bibirnya ketika melihat tamu yang dibicarakan oleh Claus tadi.
" Sini, sayang.. Duduk dulu. " Hanabi, mommy dari Veroya menepuk pelan sisi sampingnya.
" Ada apa, mom? " Veroya berbisik lirih, agar tidak didengar oleh tamu yang duduk berhadapan dengan kedua orang tuanya.
" Beliau ini perwakilan dari kerajaan Belgia, Ve.. " Earnest memperkenalkan tamunya.
" Saya Dietrich, nona Veroya.. Saya merupakan perwakilan dari keluarga kerajaan Belgia yang mana pada kesempatan kali ini, tujuan saya datang kemari adalah untuk mengantarkan sebuah tawaran pernikahan dari pangeran Delmian untuk anda, nona Veroya. " Ujar pria bernama Dietrich.
Veroya tidak berkomentar apapun. Dirinya terkejut bukan main karena mendapatkan lamaran dari seorang pangeran dari kerajaan Belgia. Mata Veroya berkedip-kedip lucu sekali, hampir saja Furuya tertawa melihat tingkah adiknya itu, untung saja masih bisa ditahan karena mengingat nilai kesopanan.
" Tawaran pernikahan? Untuk saya? Dengan siapa tadi? " Tanya Veroya beruntun.
" Benar sekali, nona.. Anda adalah gadis yang beruntung karena telah mendapatkan perhatian khusus dari Yang Mulia pangeran Delmian. " Tutur Dietrich terlihat sangat bangga.
" Beruntung kata anda?? Beruntung apanya? Pangeran dengan banyak skandal itu melamar ku dan anda mengatakan aku beruntung. Oh God, lebih baik aku menjadi perawan tua saja daripada bersama dengan pangeran siapa itu tadi namanya.. " Mulut Earnest, Hanabi, Furuya dan Dietrich langsung menganga mendengar ucapan Veroya yang terkesan berani itu.
" Jangan mengada-ada ya, sampaikan pada pangeran siapa itu tadi.. Bahwa Veroya menolak lamarannya. " Setelah Veroya mengatakan hal itu, dirinya langsung berlalu pergi begitu saja.
Berada di sana lebih lama lagi bisa membuat dirinya menjadi tidak waras. Makanya dirinya memilih pergi saja, karena dirasa Adea sudah menjemput dirinya. Sudah tidak lagi mood jika Veroya melanjutkan sarapan nya yang tertunda karena tamu aneh keluarganya pagi ini.
" Mimpi apa aku semalam, dilamar pangeran?? " Veroya geleng kepala.