Aku Revina.
Aku adalah orang yang tidak pernah menyangka jika perjalanan cinta ku akan berjalan seperti ini.
Aku kira, cinta itu hanya menyenangkan saja, ternyata cinta juga ada sedih nya. Di dalam cinta ada marah nya, ada kecewanya, ada kebohongan nya, bahkan ada pengkhianatan yang amat sangat menyakitkan.
Kenapa tidak pernah ada orang yang menceritakan sisi buruk dari rasa cinta ?
Kenapa mereka hanya menceritakan sisi bahagianya saja ?
Jika tau akan serumit ini, aku tidak akan pernah coba-coba untuk main-main dengan rasa cinta,sampai pada akhirnya aku akan siap menerima segala konsekuensinya.
Aku sudah terlanjur masuk kedalam sebuah perangkap yang hanya akan menenggelamkan ku di dalam kekelaman nya. Aku harus mencari jalan sendiri, mencari jalan terang untuk terbebas dari rasa cinta ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ega Endrawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Keesokan harinya. Aku memang sudah ada janji dengan David untuk mengajak main Micky dengan Nicko kedua kucing kami ke taman. Namun hari ini,aku harus berbicara kepadanya tentang hubungan kami yang harus segera di akhiri. Walaupun kita tahu kalau sebenarnya hubungan kita belum pernah di mulai secara resmi.
“Aku mau ngomong sesuatu” ujar David sambil memegang tangan ku di tempat duduk taman berbentuk halte ini.
“Vid” ucap ku menatap matanya begitu dalam dan sedih.
“Kita akhirin semuanya ya?”
David langsung tercengang tidak percaya mendengar apa yang keluar dari mulutku.
“Apa maksudnya ?”
“Kita ga usah ketemu lagi. Jangan lagi kita berhubungan lebih seperti ini”
“Kita belum mulai Rev,aku baru aja mau...”
“Jangan pernah hubungin aku lagi,anggap kita ga pernah laluin semua ini” ucap ku dengan begitu sedih menahan air mataku.
“Kenapa?”
“Please Vid. Ini semua jalan terbaik untuk kita”
David diam masih menatap ku tak percaya.
“Aku harus pulang,sebentar lagi hujan” ucap ku dengan begitu pilu.
Aku hendak pergi meninggalkan nya namun David menahan tangan ku dan kembali menarik ku untuk menghadapinya.
“Ngga.. ngga.. kamu harus jelasin dulu semuanya”
“Ga ada Vid,aku cuma ga mau hubungan kita terlalu jauh”
"Apa alasan nya?”
Aku mulai menangis. Aku juga sulit mengatakan yang sebenarnya kepada David,aku tidak ingin dia tahu tentang perasaan Stevi,aku ingin biar Stevi yang menyatakan perasaan nya sendiri kepada David.
“Please Vid,aku gamau di antara kita ada yang tersakiti terlalu dalam”
“Tapi kamu udah nyakitin aku dengan kaya gini. Tiba-tiba kamu pergi gitu aja sebelum aku menyatakan perasaan aku sebenernya”
David memegang wajahku dengan kedua tangan nya agar aku bisa melihat wajah nya lebih dekat lagi.
“Aku sayang sama kamu Rev. Aku ingin jauh lebih dekat sama kamu. Bilang kalau kamu juga sayang sama aku”
Aku menggelengkan kepala sambil terus menangis.
“Kenapa Rev? Ada orang lain ?”
Aku menggelengkan kepala begitu kuat. Aku menurunkan kedua tangan David.
“Aku yakin perasaan kita belum sejauh itu. Kita bisa lupain satu sama lain dengan mudah”
David menggelengkan kepalanya seolah dia tidak terima.
Cuaca mendung seolah tau tentang perasaan kita.
“Please Vid. Tolong ngertiin aku,aku ga bisa”
“Iya apa alasan nya ?”
“Aku ga bisa bilang,nanti kamu akan tau sendiri semuanya”
“Ngga. Aku ga mau tau dari orang lain,aku mau tau dari kamu”
“Ga bisa Vid,bagaimanapun kamu paksa aku ,aku ga akan bisa bilang”
Micky dan Nicko menghampiri kami seolah tau jika kami akan berpisah.
“Aku titip Micky sama kamu ya,karena dia akan lebih betah dan bahagia sama kamu”
David masih tidak bisa terima dengan keputusan sepihak ini.
Hujan mulai turun sedikit demi sedikit di ikuti dengan suara petir yang begitu menakutkan.
Dia menggelengkan kepalanya.
“Ga. Aku ga bisa terima semuanya”
Aku mendekati wajah David dan aku mencium bibirnya dengan lembut. Lalu aku melepaskan nya dengan perlahan sambil menunduk.
Ini adalah ciuman pertamaku,David mendapatkan ciuman pertamaku. David lalu melingkarkan tangan nya di badan ku dan dia kembali mencium bibirku,dengan sedikit menggerakan nya. Ciuman itu membuat ku begitu terbawa suasan sampai aku lupa jika aku baru saja meminta dia untuk menjauh,tapi sekarang,aku malah membuat kenangan indah yang sepertinya akan sulit aku lupakan.
Aku menghentikan ciuman itu dan menundukan kepalaku untuk menahan diriku. Tubuhku masih begitu erat dengan David dan aku begitu bisa mencium aroma tubuhnya.
“Aku ga tau apa yang sebenarnya terjadi. Aku bisa merasakan kamu juga cinta sama aku,tapi aku ga tau apa yang udah ngehalangin kamu sampai seperti ini”
Aku terus menundukan kepalaku untuk menyembunyikan lagi rasa sedih ku. David mengangkat wajahku,dia menyingkirkan rambut yang menghalangi wajahku dan bahkan dia mengusap air mataku seolah dia mengerti apa yang aku rasakan.
“Aku akan turuti semua kenginan kamu. Tapi jangan paksa aku untuk berhenti mencintai kamu,karena mungkin ini butuh waktu lama”
Aku diam menatapnya dengan pilu. Aku menganggukan kepalaku,lalu aku kembali mencium bibir nya untuk merasakan terakhir kali perpisahan dengan ciuman pertamaku. Kali ini butuh waktu lama untuk aku melepaskan ciuman itu,bukan karena aku menikmatinya,hanya saja David begitu erat memeluk tubuh ku di samping hujan yang deras ini. Aku melepaskan diriku,mengambil Nicko yang sedang ikut berteduh di bawah kaki ku dan berlari menuju rumah yang tidak jauh dari taman.
Itu adalah saat terakhir aku bertemu di luar dengan David. Setiap di sekolah pun David terlihat dingin kepadaku. Dia benar-benar melakukan apa yang aku mau. Awalnya aku sangat sedih,tapi semakin lama aku jadi semakin terbiasa dengan ketidak hadiran dia di hidupku.
2 minggu berlalu.
Stevi benar-benar mengatakan cinta kepada David di luar sekolah,dan kami semua hanya bisa menunggu mereka berdua di dalam mobil. Setelah acara menembak Stevi di lakukan di taman luar sekolah,Stevi langsung berlari menuju mobil untuk memberitahukan jawaban David.
Dari jauh David melirik ke arah mobil yang aku dan teman-teman tumpangi,dari tatapannya begitu tepat menatap ke arahku. Tatapan dia begitu tajam dan mengerikan,dia pergi dari sana dan masuk ke dalam mobilnya.
Aku menunduk untuk meratapi kesedihan ku. Akhirnya David tau apa yang membuat ku meninggalkan nya,dia pasti akan sangat membenci ku setelah ini.
Stevi dengan bahagianya masuk ke dalam mobil dan berteriak kegirangan. Kita semua sudah pasti tau apa jawaban David.
“Gue ga nyangka gila,gila,gila” heboh Stevi tidak sadar aku yang duduk di depan amat sangat tidak bahagia dengan kebahagiaan nya.
“He said yes” teriak dia,lalu kami semua bersorak bahagia begitupun aku yang harus berpura pura excited mendengarnya.
“Gue awalnya udah hopeless banget. Gue ga berharap lebih sama jawaban dia,yang penting gue mau ungkapin perasaan gue aja sama dia. Tapi ga nyangka,dia malah bilang yess”
“Serius Stev?” tanya Tristan di samping ku dengan wajah tak percaya.
“Iyaaaa” teriak Stevi lagi.
Kita semua memeluk Stevi begitu erat. Aku tersenyum bahagia melihat kebahagiaan nya. Aku tahu Stevi. Dia itu orang nya tulus,berbeda jauh dengan Kanza yang gemar sekali bergonta ganti pasangan.
Stevi itu anak broken home. Orang tua nya bercerai baru-baru ini,karena Mami nya selingkuh. Lalu Papi nya menikah lagi kemarin tanpa mengundang Stevi. Stevi sempat depresi dan ada gangguan bipolar ketika bertengkar dengan Maminya,bahkan dia sempat nekad untuk bunuh diri dengan melukai tangan kirinya. Kita semua panik,namun untung Stevi bisa di selamatkan. Kita berempat harus lebih memperhatikan Stevi,karena dia memang mudah sekali depresi sekarang. Jadi tidak mungkin jika aku merebut kebahagiaan Stevi di saat seperti ini. Aku harap David akan mengerti suatu saat nanti.
Ya aku harus berpura-pura jika aku bahagia melihat kebersamaan dia dengan David. Padahal jauh di dalam hatiku,hatiku sangat sakit,tapi rasa sakit ku bisa terobati dengan melihat Stevi bahagia seperti ini.
