Cinta, apakah sungguh-sungguh ada di dunia ini, Zea nyaris tak percaya, menikah apakah akan menjadikan kebahagiaan? Zea pun nyaris tak percaya, pernikahan hanya pintu untuk seruntutan peristiwa yang memusingkan dan mengecewakan. Lelah berpikir tentang cinta, jodoh dan pernikahan Zea justru sibuk dengan berkebun dan berkuda, baginya hal ini lebih menyenangkan.
Namun siapa sangka hadirnya pemuda yang jauh dari usianya itu mampu mengacaukan pondasi dan perasaanya. Lalu bagaimana kah kisah selanjutnya? Akankah dirinya bisa merasakan indahnya cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Korea
Dua bulan berlalu.
Al Jovano sudah mulai masuk kuliah meski masih memakai kursi roda, Zea ikut ke Korea sembari mengambil kuliah S2, Zea mengambil jurusan kecantikan, sementara Al Jovano di jurusan Seni.
"Al, udah siap?? " Zea sudah bisa berjalan namun Al Jovano masih belum pulih seutuhnya, Al Jovano masih menjalani pengobatan juga di Korea.
"Yang, jaket dong, rada dingin nih. " Ucap Al Jovano sembari memakai sepatunya.
Zea membawa jaket lalu memasang jaket itu ke tubuh suami brondongnya. "Al kamu sakit?? " Zea menyentuh kening suaminya itu.
"Rada hangat, kamu sih berendam di airnya semalam terlalu lama." Zea cemberut dan khawatir.
"Ckkk jangan salahkan aku, salahmu gak mau main di atas, aku pengen loh udah dua bulan nikah belum juga kesana juga." Keluh Al Jovano membuat Zea sedikit merasa tidak nyaman.
"Kamu tu tega banget, pusing Yang kepalaku, tiap malem peluk kamu tapi gak bisa sampai sana." Keluh Al Jovano lagi.
"Maaf, Kita bahas ini udah lama ya Al, aku takut, aku gak berani, takut kamu kenapa-kenapa tunggu sampai kamu siap dulu, sampai kaki kamu kuat." Jawab Zea menggenggam tangan Al Jovano, Zea tau ini salah namun Zea masih sering melihat Al Jovano merintih saat dirinya kelelahan.
Semalam mereka nyaris sampai di titik itu namun Zea mengakhirinya setelah Al Jovano memaksa untuk lebih jauh lagi. Hingga Al Jovano memutuskan untuk pergi berendam ke kamar mandi.
Ada hal lain yang Zea takutkan, Zea takut jika hamil namun keadaan mereka saat ini belum tepat untuk memiliki keturunan. Al Jovano masih kuliah dan belum memiliki pekerjaan yang mapan, kondisi Al Jovano juga masih belum bisa berjalan, Zea tak ingin saat dirinya hamil justru berjuang sendirian.
Cup
Zea memegang pipi Al Jovano lalu melabuhkan semangat paginya pada dua baris merah yang cemberut itu, berharap Al Jovano melupakan kejadian semalam.
Al Jovano terdiam namun tak mau membalas hatinya masih dongkol setiap malam dirinya nyaris tersiksa setiap kali berada di sisi Zea, ingin tidak hanya bermain-main namun juga menyatu.
"Masih marah?? "Zea berkata sambil menarik nafasnya.
"Al, sabar ya. Jangan sampai gara-gara hal ini kita berantem, cinta tidak melulu soal hal itu kan?? I love you more, Aku tak ingin kamu terluka. " Ucap Zea lalu mendorong korsi roda Al Jovano keluar dari rumah minimalisnya.
Sembari mendorong kursi roda Al Jovano, Zea merenungi keadaanya saat ini. jika ada yang bilang cinta tak mengenal batasan usia. Ya, hal itu bisa benar adanya jika melihat dirinya saat ini.
Takdir jodoh setiap orang berbeda-beda, Ada yang berjodoh dengan pria yang usianya lebih tua, yang sebaya, hingga dengan pria yang usianya lebih muda seperti dirinya.
Zea menarik nafas dalam sembari mendorong kursi roda suami brondongnya itu. Zea merasa dirinya masih harus memahami soal menjalin hubungan dengan pria yang usianya lebih muda seperti Al jovano.
Zea merasa ada beberapa hal penting yang perlu mereka pahami dan sepakati tanpa melukai satu sama lain, Zea tak ingin gagal dalam menjalin rumah tangganya ini meski keadaanya saat ini masih sulit dan belum benar-benar sepemahaman.
Zea yakin saat ini Sebagian orang mungkin ada yang memandang dirinya yang menjalin dengan pria yang lebih muda itu kurang ideal atau tidak cocok. Tapi Zea yakin, jika buka hal mustahil hubungannya bisa tetap damai dan langgeng bersama pria yang lebih muda seperti Al Jovano ini.
Zea sadar jika Al Jovano di usianya yang lebih muda dari dirinya , bisa jadi memiliki prioritas yang berbeda dari dirinya. Seperti saat ini, Zea sudah memiliki karier yang mapan dan banyak menggeluti usaha, sementara Al Jovano baru merintis karier sebagai pelukis.
Zea tak pernah protes dengan berapapun Al Jovano memberikan nafkah kepadanya, Zea sadar jika usia Al Jovano memang baru mulai meniti karier, namun Zea selalu berusaha mensuport semampunya.
"Al, besok lukisan kamu ikut pameran kan?? Jam berapa?? " Zea bertanya setelah sadar dari lamunannya.
"Lukisannya udah laku, kemarin di beli sama dosen Aku." Jawab Al Jovano sambil bangkit dan mencoba masuk sendiri kedalam mobil tanpa bantuan Zea.
Tetangga Al Jovano dan Zea banyak yang menatap mereka dua bulan ini banyak yang bertanya tentang hubungan mereka, sudah di jelaskan jika mereka pasangan namun karena wajah Al Jovano lebih ke imut membuat orang susah percaya jika mereka sudah menikah.
Sebenarnya mungkin mereka jadi bahan gosip tetangga yang kebetulan juga para mahasiswa. Mereka menilai Zea mirip sugar mommy, perempuan yang menjalin hubungan asmara dengan pria yang usianya lebih muda.
"Apa aku masih terlihat tua sih Al?? Kenapa mereka menatap diriku begitu?? Kita kelihatan beda banget ya?? " Zea merasa sedikit terintimidasi dengan tatapan tetangganya itu.
"Ckkk udah cuek aja, jangan di lihat atau di rasa-rasakan, jika kamu tanggapi bisa jadi sasaran empuk untuk bahan gosip mereka." Kata Al Jovano lalu menarik Zea agar masuk mobil.
Zea belum mempersiapkan diri menghadapi hal ini. Zea masih belum bisa cuek seperti Al Jovano saatnya gosip atau apapun tentang mereka.
"Hal yang gak penting itu perlu kita abaikan dan kita hanya perlu bersikap masa bodoh Yang, ini hidup kita, jangan merasa gak pede atau apapun, kamu cantik luar dalam. Dan akan selalu cantik di mata aku." Ucap Al Jovano lalu menutup kaca mobilnya.
"Tapi Al, mereka pikir... hmmmmff " Belum selesai ucapan Zea sudah terbungkam oleh bungkaman maut Al Jovano yang membuat Zea kehabisan nafas.
"Santai Yang, toh, yang menjalani hubungan ini adalah kita, bukan orang lain yang sok ikut campur dan sok paham tentang kita. Dah gih jalan. " Kata Al Jovano sembari mengusap bibirnya.
Zea jalan sembari berpikir Al Jovano memang masih muda namun untuk masalah hal seperti ini dia amat tenang pembawaanya.
Zea mulai sadar jika dia tumbuh di zaman yang berbeda dari Al Jovano. namun meski begitu bisa jadi pengalaman hidup Al Jovano masalah berbaur dengan orang jauh lebih banyak darinya.
Zea masih kesusahan menyeimbangkan dinamika dan menyesuaikan kebiasaan masing-masing di lingkungan ini juga di kampusnya, ini jadi tantangan sendiri bagi Zea.
Berbeda sekali dengan Al Jovano meski masih muda dirinya bisa cepat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Mungkin memang benar kedewasaan tak hanya dilihat dari sisi usia saja. Al Jovano yang usianya lebih muda dari Zea justru memiliki pemikiran yang lebih dewasa darinya dalam hal tertentu.
"Al, serius nanya kamu gak malu punya istri aku?? " Zea bertanya sambil menyetir.
"Astagfirullah, masih meragukan?? Mencintai kamu itu seperti nafas bagi aku jika berhenti mungkin mati. Aku rela seperti ini demi mencari jawaban dari perasaanmu padaku loh waktu itu, masih ragu??? " Al Jovano menatap Zea sambil geleng-geleng kepala.
"Stop pikirkan pandangan orang tentang kita, ingat jika sudah sama-sama saling cinta, usia bukan lagi tembok penghalang. Siti khadija dan Rasulullah contohnya, beliau saling percaya saling mendukung dan bahagia. Nah aku pun sama berharap jika kita bisa mendapatkan kebahagiaan dan keberkahan bersama meski dengan cerita dan ujian sebanyak apapun. " Kata Al Jovano panjang lebar.
"Soal semalam, maaf aku memaksa, jujur aku ingin kita memiliki anak, namun seperti kamu belum siap. Ist ok, kita tunggu sampai lulus kuliah." Ucap Al Jovano lalu menatap ke depan.
Zea tercubit hatinya lalu menundukkan kepalanya sebentar kemudian kembali fokus menyetir. "Maaf, kita fokus dulu satu persatu, aku pasti akan menurutmu saat tubuhmu benar-benar siap." Ucap Zea lalu masuk ke area kampus Al Jovano, keduanya pun turun dan Zea membawa Al Jovano ke kampusnya.
***
Kak masih ada yang belum kasih Vote dan jejak??? please mau🙏🙏🙏😍
Yang sudah I love you more 🥰🥰🥰🥰🥰
semoga alka memang kk nya Al jadi dia msh punya kluarga