Demi menyekolahkan dang adik ke jenjang yang lebih tinggi, Cahaya rela merantau ke kota menjadi pembantu sekaligus pengasuh untuk seorang anak kecil yang memiliki luka batin. Untuk menaklukkan anak kecil yang keras kepala sekaligus nakal, Cahaya harus ekstra sabar dan memutar otak untuk mendapatkan hatinya.
Namun, siapa sangka. Sang majikan menaruh hati padanya, akan tetapi tidak mudah bagi mereka berdua bila ingin bersatu, ada tembok penghalang yang tinggi dan juga jalanan terjal serta berliku yang harus mereka lewati.
akankah majikannya berhasil mewujudkan cintanya dan membangunnya? ataukah pupus karena begitu besar rintangannya? simak yuk, guys ceritanya... !
Happy reading 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sagara salah tingkah
Sebelum membawa mobilnya keluar, Angkasa menurunkan barang belanjaan Cahaya terlebih dahulu dan memberikannya pada Paka Maryono. Setelah itu dia pun melajukan mobilnya meninggalkan rumah Sagara, meskipun hatinya masih panas mengingat kejadian tadi dimana Sagara menggendong tubuh Cahaya.
Angkasa tak pulang begitu saja, dia berniat mendatangi polisi guna menyelidiki siapa yang sudah menyerempet Cahaya. Sengaja atau tidaknya, tidak sepatutnya yang menabrak lari begitu saja dari tanggung jawabnya yang sudah membuat orang celaka.
Hati Angkasa mengatakan ada yang sengaja melakukannya, kalau memang yang menabrak dalam kondisi mabuk ataupun pastinya tidak langsung pergi, pengemudi pasti setengah sadar dan orang-orang setempat bisa langsung mengurusnya. Entahlah, Angkasa akan tetap mencari tahunya.
****
Sagara menyuruh Cahaya untuk beristirahat sementara di sofa, ia akan menyiapkan kamar tamu agar Cahaya bisa leluasa di kamarnya. Agar tetap adil, kamar tamu yang cukup luas di tempati oleh dua orang yakni Cahaya dan Bi Nur.
Pak Maryono ikut membantu beberes kamar, Bi Nur membantu memindahkan barang-barang milih Cahaya. Sedangkan Cahaya sendiri memilih untuk memejamkan matanya, entah karena efek obat atau memang dirinya merasa ngantuk sampai akhirnya dia terbang ke alam mimpi.
Tanpa sadar Sagara memberikan perhatian lebih pada Cahaya, dia bahkan dengan sukarela turun tangan guna menyiapkan tempat yang nyaman untuk Cahaya. Bima berkacak pinggang di samping pintu, dia menjadi mandor yang mengatur orang yang tengah beres-beres.
"Daripada bawel nunjuk sana-sini, mending kamu bantuin Papa." Ucap Sagara gemas.
"Gak mau! Bima mau hemat energi buat jagain calon Mama, Papa lanjutin aja kerjaannya biar Bima yang atur semuanya, supaya Bima cepet-cepet punya Mama baru." Tolak Bima menyilangkan tangannya di depan dada, kepalanya menggeleng pertanda bahwa dia tidak mau membantu Sagara.
"Kayak yang ngerti aja." Ledek Sagara.
"Kayak yang gak mau aja." Balas Bima tak mau kalah.
"Cieee.. Kayaknya bentar lagi kita nyate Nur, pantes aja aura Den Gara teh beda, hihi.. Taunya mau jadi manten lagi." Goda Pak Maryono.
"Euleuhhh.. Euleuhhh, makan besar kayaknya." Nur ikut menimpali ucapan Pak Maryono, mereka berdua saling tatap dan menyaksikan reaksi Sagara.
Pipi Sagara memerah, dia seperti anak ABG yang baru mekar. Sudah lama ia tak merasakan jatuh cinta, setelah 3 tahun di tinggal Relia membuat hidupnya hambar dan seakan mati rasa. Begitu banyak pengasuh maupun pembantu yang hendak ia pekerjakan, sebagian banyaknya masih muda dan terlihat cantik, tetapi Sagara tak tertarik sama sekali. Lain halnya dengan Cahaya, sepertinya gadis itu memiliki daya pikat yang mampu mendobrak hatinya dan menyiramkan pupuk-pupuk cinta sehingga tanamannya tumbuh subur.
Bima memutar bola matanya malas, lihatlah ayahnya yang mesem-mesem sambil memainkan guling itu sangat bertolak belakang dengan sikap dinginnya selama ini.
*****
Angkasa benar-benar mendatangi kepolisian, dia sudah satu jam lamanya menunggu hasil yang di inginkannya. Rekaman cctv lalu lintas sedang ia lihat, tangannya menunjuk kearah dimana Cahaya berdiri karena ia masih ingat betul baju yang di pakai Cahaya itu seperti apa.
"Itu dia, Pak." Ucap Angkasa.
Rekaman cctv di jeda begitu Angkasa menunjuk kearah layar monitor, polisi mencatat plat mobil dan segera melacak siapa pemiliknya.
Beberapa saat kemudian, polisi memberitahukan siapa pemilik mobil tersebut dan betapa terkejutnya Angkasa saat tahu siapa pelakunya.
"Mahya Ayuningtias? Bukankah ini ibunya Pak Sagara, yang pengusaha itu?" Tanya Angkasa memastikan.
"Benar, dari data yang di dapatkan memang itu kenyataannya." Jawab Polisi.
"Baiklah, aku mengerti sekarang." Ucap Angkasa.
Untuk menyimpannya sebagai bukti, Angkasa meminta salinan video rekaman cctv tersebut. Dalam benaknya ia bertanya-tanya, kenapa pula Cahaya yang menjadi sasaran Mahya, yang seharusnya Mahya celakai ya pelakor rumah tangganya bukan Cahaya yang notabenenya pengasuh cucunya. Angkasa tahu apa yang terjadi pada keluarga Sagara, kebusukan Akbar langsung tersebar luas di jagat maya, apalagi mengingat Akbar adalah seorang pengusaha pasti juga ada yang mendorong berita itu semakin naik.
Setelah selesai dengan apa yang menjadi tujuannya, Angkasa berpamitan pada pihak kepolisian untuk pulang dan tak lupa ia berterimakasih atas bantuan polisi.
Tujuan Angkasa sekarang adalah kembali ke rumah Sagara, dia tak mau membiarkan Cahaya terus dalam bahaya nantinya. Dilihat dari aksi Mahya sendiri Angkasa dapat melihat, keegoisan dan juga nekat dalam melakukan sesuatu. Disini Sagara lah yang harusnya bertanggung jawab, secara tidak langsung dia menyeret Cahaya ke dalam bahaya tanpa sepenglihatan matanya.
Angkasa tahu semuanya, karena memang dia mencari tahu sejak melihat ada sesuatu yang aneh saat Bima pernah di bawa tidur di ruang kerjanya. Sikap Sagara juga menunjukkan perhatian lebih pada Cahaya, tidak seperti majikan dan juga pembantu pada umumnya. Jika benar Sagara menaruh hati pada Cahaya, berarti Angkasa memiliki saingan untuk mendapatkan cinta dari Cahaya sendiri.
kalau gara tau dia ditipu selama ini gimana rasanya ya. gara masih tulus mengingat relia , menyimpan namanya penuh kasih dihatinya, ngga tau aja dia 😄, dia sudah di tipu
relia sekeluarga relia bahagia dengan suami barunya.