Nafisah kaisa Az-Zahra tidak pernah menyangka kalau dirinya dipilih oleh Ibrahim Al Kahfi untuk menjadi istrinya.Seperti yang diketahui oleh semua orang,tidak ada seorang wanita manapun yang mau menikahi Ibrahim karena keadaannya yang penyakitan dan divonis dokter memiliki sisa umur hanya satu tahun lagi.Maukah Nafisah menerima pinangan dari Ibrahim untuk menjadi istrinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
"Apa pak?Pak Darmawan meminta Nafisah untuk menikah dengan anaknya yang bernama Ibrahim?Ibrahim yang penyakitan itu?" tanya bertha dengan nada yang sedikit tidak senang dengan kabar itu.
"Iya buk" ucap pak Raharjo dengan singkat
"Enggak bisa!!!Ibuk nggak terima jika anak kita Nafisah menikah dengan laki laki penyakitan itu.Ibuk nggak mau putri semata wayang ibuk menikah dengan laki laki yang hampir sekarat!!!Apa bapak nggak mikir bagaimana masa depan Nafisah jika dia menikah dengan laki laki penyakitan itu?Bapak nggak peduli ya dengan masa depan anak bapak sendiri?" protes Bertha kepada suaminya, Raharjo.
"Jangan ngomong seperti itu buk,kata siapa bapak nggak peduli dengan masa depan anak kita?Bapak benar benar peduli kok!Hanya saja kali ini bapak tidak memiliki cara lain untuk bisa menolak permintaan dari pak Darmawan.Keluarga kita sudah banyak berhutang Budi kepada pak Darmawan,buk!!!Ibuk seharusnya ingat ketika keluarga kita mau bangkrut dan jatuh miskin,pak Darmawan lah yang menolong keluarga kita sampai memiliki segalanya seperti ini.Jadi sudah waktunya bagi kita untuk membalas hutang Budi kita." ucap pak Raharjo
"Tapi nggak begini juga pak cara kita untuk membalas hutang Budi pak Darmawan,ibuk nggak rela jika Nafisah anak kita menikah laki laki penyakitan itu." protes Bertha dengan kecewa.
"Ibuk,Nafisah,tolong mengertilah situasi bapak saat ini.Bapak benar benar tidak memiliki pilihan lain selain menyetujui pernikahan Ibrahim dan Nafisah.Pokoknya Nafisah harus mau menikah dengan Ibrahim,titik!!! Pernikahan ini akan diadakan tiga hari lagi,jadi Nafisah tolong persiapkan diri kamu dengan baik untuk pernikahan kamu." ucap pak Raharjo dengan tegas yang membuat Bertha dan Nafisah tidak mampu membantah keputusan pak Raharjo.
"Nafisah maafkan ibu ya nak,demi membalas hutang Budi keluarga kita kepada pak Darmawan,kami berdua terpaksa menyulitkan mu." ucap Bertha yang meminta maaf kepada putrinya itu.
"Aku akan menikah,jangankan tuan Ibrahim yang penyakitan meskipun laki laki itu orang yang sudah mati aku juga akan tetap menikahinya." ucap Nafisah dengan penuh keikhlasan dan membuat ibunya tak kuasa menitikkan air mata kesedihannya melihat putri satu satunya itu mempunyai nasib yang yang sangat menyedihkan.
Setelah mengetahui keputusan putrinya yang menyetujui pernikahan tersebut,pak Raharjo pun segera memberitahu kabar tersebut kepada pak Darmawan dan membuat seluruh keluarga konglomerat itu segera menyiapkan acara pernikahan untuk putranya Ibrahim dan juga Nafisah.
Mengingat kondisi Ibrahim,pak Darmawan mengadakan pernikahan putranya di kediamannya sendiri.Sehingga hal itu menandakan bahwa acara akad nikah itu hanya akan dihadiri oleh keluarga inti yang mempelai perempuannya akan datang ke rumah calon suaminya setelah ijab kabul selesai dilakukan.
Satu hari sebelum hari pernikahan,pak Darmawan mengirimkan satu set perhiasan dan juga gaun pengantin untuk dikenakan oleh Nafisah di hari pernikahannya besok.
Keesokan harinya Nafisah sudah terlihat siap untuk menghadapi hari pernikahannya dengan Ibrahim,dengan mengenakan gaun pengantin berwarna putih serta ronce bunga melati yang menghiasi kepalanya,Nafisah benar benar terlihat sangat cantik sebagai seorang pengantin.
Dengan perasaan sedih,Nafisah menatap dirinya sendiri di depan cermin meja riasnya.Pernikahan yang seharusnya membawa kebahagiaan justru membawa duka bagi Nafisah.Ia tidak tahu hal apa yang sudah menunggunya di depan sana ketika ia telah resmi menjadi istri Ibrahim.Nafisah hanya berharap agar dirinya bisa menjadi sumber kekuatan dan harapan baru bagi suaminya itu.
Tak lama kemudian Nafisah dihampiri oleh ibunya Bertha yang datang untuk menguatkan perasaan Nafisah,ayah Nafisah sendiri sudah terlebih dahulu berangkat ke kediaman pak Darmawan untuk acara ijab kabul dan bertindak sebagai wali nikah Nafisah dan Ibrahim.
"Nafisah, apakah kamu sudah siap untuk pergi ke rumah calon suami kamu nak?" tanya ibunya sembari berdiri di samping putrinya,Nafisah.
"Nafisah sudah siap ibu." ucap Nafisah dengan pasrah.
"Nafisah,biar ibu beritahu padamu dengan kau menikahi tuan Ibrahim kau secara tidak sengaja telah mendatangkan keberuntungan bagi calon suamimu itu nak.Mungkin setelah kau menikah dengan tuan Ibrahim,tuan Ibrahim akan sembuh dari penyakitnya saat ini.Pak Darmawan juga berjanji kepada ayahmu,jika terjadi sesuatu yang tidak baik kepada anaknya Ibrahim dia akan mengirim kau kembali pada kami." ucap Bertha ibunya
"Barusan yang ibu katakan itu apakah memang benar?Apakah aku bisa kembali kemari jika terjadi sesuatu kepada calon suamiku?" tanya Nafisah yang merasa ada sedikit harapan untuknya bisa pulang ke rumah kedua orang tuanya.
"Tentu saja nak,namun tetap saja kita berdua tidak akan tahu akan hal apa yang akan terjadi di depan sana.Namun yang terpenting sekarang adalah tak peduli bagaimana takdir membawa kehidupan mu dan juga tuan Ibrahim,kau harus bisa menjadi seorang istri yang baik untuk suamimu nak.Tolong jangan permalukan kami di hadapan keluarga suamimu." ucap Bertha.
"Nafisah berjanji kepadamu ibu,Nafisah akan menjalankan tugas Nafisah sebagai seorang istri yang baik untuk tuan Ibrahim.Meskipun itu harus mengorbankan kebahagiaan Nafisah sendiri." ucap Nafisah
"Terima kasih nak,ibu berdoa semoga tuhan memberikan takdir yang baik bagi kalian berdua." ucap Bertha.
Tak lama setelah perbincangan itu,pelayan rumah pak Raharjo memberitahu Bu Bertha jika di akad nikah kediaman pak Darmawan telah selesai untuk dilakukan.Sehingga hal itu pun langsung membuat Bu bertha segera membawa Nafisah menuju ke mobil pengantin yang telah terparkir di halaman rumah pak Raharjo untuk berangkat ke kediaman pak Darmawan.
Di sepanjang perjalanan menuju ke kediaman calon suaminya,Nafisah tidak henti hentinya berdoa kepada sang pencipta untuk kehidupan barunya bersama suaminya.
"Ya tuhan tolong kuatkan hatiku agar aku bisa menjalankan kehidupan pernikahan ini dengan sebaik baiknya,Bantulah aku agar aku bisa menjadi istri yang baik untuk suami dan keluarganya." ucap Nafisah di dalam hatinya.
Setelah menempuh perjalanan selama satu jam penuh, akhirnya mobil pengantin yang membawa Nafisah dan ibunya tiba di kediaman mewah pak Darmawan.Kembang api segera dinyalakan begitu Nafisah dan juga ibunya tiba di kediaman pak Darmawan.Seluruh keluarga pak Darmawan terlihat berkumpul menjadi satu di depan halaman rumah mereka untuk menyambut kedatangan Nafisah dan juga ibunya di kediaman mereka.
Sembari dibantu keluar dari dalam mobil oleh ayahnya,Nafisah pun segera bisa melihat kediaman pak Darmawan yang akan ditinggalinya bersama suaminya.Nafisah juga bisa melihat bagaimana seluruh keluarga pak Darmawan yang terlihat sangat senang menyambut kehadirannya di rumahnya.Dari tatapan mereka semua,Nafisah bisa menyimpulkan bahwa seluruh keluarga suaminya itu menerima kedatangannya dengan tangan terbuka.
jangan salah paham dulu. beri kesempatan nafisah menjelaskan semuanya. dan sebagai orang tua, harus bijaksana yaaaaaa
awal bab sudah sangat menarik kak,
semangat ka!