NovelToon NovelToon
TEENAGER : 4 Gadis Remaja

TEENAGER : 4 Gadis Remaja

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Blackpink / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Persahabatan
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: oreonaaa

Raya, Jenny, Nabilla, dan Zaidan. Keempat gadis yang di sangat berpengaruh di salah satu sekolah favorit satu kota atau bisa dibilang most wanted SMA Wijayakusuma.

Selain itu mereka juga di kelilingi empat lelaki tampan yang sama berpengaruh seperti mereka. Karvian, Agam, Haiden, dan Dio.

Atau bagi anak SMAWI mereka memanggil kedelapannya adalah Spooky yang artinya seram. Karena mereka memiliki jabatan yang tinggi di sekolahnya.

Tentu hidup tanpa musuh seakan-akan tidak sempurna. Mereka pun memiliki musuh dari sekolah lain dimana sekolah tersebut satu yayasan sama dengan mereka. Hanya logo sekolah yang membedakan dari kedua sekolah tersebut.

SMA Rajawali dan musuh mereka adalah Geng besar di kotanya yaitu Swart. Reza, Kris, Aldeo, dan Nathan. Empat inti dari geng Swart dan most wanted SMAJA.

Selain itu ada Kayla, Silfi, Adel, dan Sella yang selalu mencari ribut setiap hari kepada keempat gadis dari SMAWI.

Dan bagaimana jika tiba-tiba SMAJA dipindahkan ke sekolah SMAWI?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oreonaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 29 : Peluncuran Aksi

Osis sibuk mempersiapkan classmeet mendatang sampai-sampai tidak mengikuti kelas. Vian bolak balik ke ruang kepala sekolah bersama Raya untuk mendiskusikan kembali proposal kegiatan classmeet mendatang.

Vian dan Raya baru saja keluar dari ruang kepala sekolah. Di luar Jenny, Zai, dan Billa menunggu.

“Ga ada kelas?” Tanya Raya kepada mereka bertiga dikarenakan ini masih jam pembelajaran.

“Biasa.” Ujar Jenny santai.

“Spil dong spil!” Saut Zai menatap Raya dan Vian bergantian.

Raya dan Vian memutar bola matanya malas. Berjalan meninggalkan mereka bertiga. Jenny, Zai, dan Billa ditinggalkan pun langsung mengikuti mereka berdua berjalan berdampingan.

“Pelit banget!” Sungut Zai.

“Besok di bagi.” Ujar Raya.

“Ih, kan gue mau duluan.”

“Yaudah masuk OSIS sini, biar Lo tahu duluan.”

Okey nada bicara Raya sudah berubah tanda Zai akan mendapatkan masalah.

“Gak Ray kita gak kepo kok, kita bakal nunggu besok.” Ujar Billa karena Zai bersembunyi di belakangnya.

Raya hanya menghela nafas.

“Masuk ke kelas atau gw laporin?” Ancam Raya.

Jenny mendengus, “Gak seru ih Raya. Gue ajak ke kantin kuy! Gue traktir! Yan gue bawa Raya dulu, nanti gue kembali in. Kasihan Raya sayang gue Lo buat kerja rodi muluk! Bye!” Ujar Jenny cepat dan langsung menggeret Raya menjauh dari Vian sebelum ia menjawab omongannya.

Jenny dan Raya berlari lebih tepatnya Jenny yang menarik Raya untuk berlari diikuti oleh Zai dan Billa yang dada kepada Vian.

Vian hanya menghela nafas panjang. Menggelengkan kepalanya dan melanjutkan perjalanan menuju ke ruang OSIS.

“Kalian liat Kak Vian sama Kak Raya sebenarnya cocok banget gak sih?”

“Bener! Gue baper kadang kalau liat mereka berdua.”

“Mereka pacaran gak sih?”

“Meskipun mereka diam-diam tapi mereka kelihatan soswit!”

“Apalagi Kak Vian selalu ada untuk Kak Raya. Kalau gue jadi Kak Raya udah baper!”

“Kak Raya cantik Kak Vian ganteng. Fix! Jodoh!”

“Sttt! Sttt! Sttt!”

Vian berjalan melewati mereka dengan tatapan datar seperti biasanya. Banyak yang mengira mereka berdua pacaran. Mereka berdua tahu simpang siur tentang keduanya tetapi mereka membiarkannya tetapi bukan membenarkan. Vian yang menganggap Raya sebagai Adiknya dan Raya pun sebaliknya.

Raya nyaman jika bersama Vian. Ia seperti memiliki tameng tetapi Raya tidak ingin mempersulit Vian dengan bercerita tentang masalahnya. Di dekatnya saja sudah membuatnya tidak mengingat masalahnya. Vian juga selalu ada untuk Raya walaupun Raya tidak ingin bergantung padanya.

Vian tahu tentang masalah keluarga Raya dan dia hanya diam tidak ingin membuat Raya menjadi tidak nyaman dengannya.

Bukankah seseorang hanya butuh sandaran tanpa bertanya apa masalah yang sedang ia hadapi atau memberikan saran seharusnya begini seharusnya begitu.

Hanya menjadi sandaran saat masa sulit dan mendengarkan jika ia siap untuk bercerita.

Vian dari keluarga yang harmonis dan ia tidak ingin membuat Raya berkecil hati dan iri kepadanya. Hal itu akan membuat mereka jauh.

...۝

...

Saat ini ke empat gadis sedang duduk-duduk santai di kantin yang masih sepi karena masih jam pembelajaran.

Dengan Zai, Jenny, Billa yang awalnya izin ke toilet tetapi bablas dan Raya yang memang izin untuk OSIS tetapi malah di ajak bablas juga.

“Entah kenapa setelah kita dihukum dan dipanggil orang tua hari-hari kita kembali tentram damai padahal anak Rajawali masih ada.”

“Tapi keknya ketenteraman yang Lo bilang bakal hangus deh, Jen.”

“Kok?”

“Kayla dan dua curutnya dah balik.”

“Wow!”

“Kok Lo tahu?” Tanya Jenny.

“Lo lupa? Gue kan tempat segala info terkini.” Sombong Zai.

“Jangan cari masalah.” Ujar Raya.

“Gak lah! Ngapain cari masalah Ama orang kek ngana coba.”

“Gak guna juga.”

“Mending makan.”

“Gue balik.”

“Yah! Ray kok balik?” Tanya Billa.

“Tugas gue banyak, habis ini gue buat surat undangan.”

“Undangan apa tuch?”

“Undangan nikahan Lo, Jen.” Canda Raya.

Jenny seketika tersedak es batu yang baru saja ia masukkan ke dalam mulutnya.

“Uhuk!”

“Kurang ajar sih Raya!”

Jenny menatap tajam punggung Raya dan menatap kesal Zai dan Billa yang menertawakan dirinya.

“Ngakak banget gak espek Raya bakal ngomong gitu.” Gelak tawa Zai.

“Ahaha.....duh sakit perut gue ketawa terus.” Gelak tawa Billa memegangi perutnya.

“Ketawa aja terus! Ketawa lagi gue balik nih.”

Zai menghapus air yang berada di pelupuk matanya, “Iya-iya gitu aja ngambek ya gak Bil.”

Billa mengangguk setelah berhenti tertawa. “Iya Jenny mah ngambek an.”

Jenny yang di ejek kembali oleh keduanya hanya mendengus kesal.

Bel istirahat berbunyi nyaring. Semua siswa siswi langsung keluar kelas untuk menuju ke kantin mengisi nutrisi kembali setelah habis untuk mengikuti pembelajaran.

Jenny, Billa, dan Zai yang memang masih berada di kantin terkejut saat mendengar suara sepatu berlarian menuju ke kantin.

“Anjir gue kaget! Gue kira gajah lari!” Ujar Zai memegangi dadanya.

“Takut roboh ni sekolah.” Lirih Jenny.

“Hai, cantik.” Sapa Al tiba-tiba kepada Billa.

Billa menatap heran kepada Al yang tersenyum manis.

“Kenapa Lo?”

“Hehe.” Cengir Al lalu duduk di sebelah Billa.

Gue harus mulai pendekatan awal. Gak mau kalah gak sama Kris. Huh!

Kris, Nathan, dan Reza mengikuti Al duduk di meja Billa, Jenny, dan Zai.

“Nanti habis pulang sekolah, Lo sibuk gak?” Tanya Al.

Billa mengangguk, “Sibuk!”

Pftt!

Al menatap Kris yang duduk di depannya menahan tawanya. Rese ni bocah!

“Besok?”

“Sibuk!”

“Besoknya lagi?”

“Sibuk!”

“Besok-besoknya lagi?”

“Sibuk juga!”

“Besok-besok-besok-besok-besoknya lagi sibuk gak?”

Tarik hembuskan, tarik hembuskan. Okey sabar Billa.

“KENAPA SIH? MAU GW SIBUK KEK MAU GW GA SIBUK KEK KENAPA HAH?!”

Nyatanya Billa tidak bisa sabar.

Al tersentak menatap Billa yang menatapnya tajam berdiri menjulang tinggi di depannya.

“Hehehe, gue ajak main yuk. Gue kemarin liat restoran Korea baru.”

“Restoran Korea?”

Di otak Al langsung terlintas restoran agar Billa tidak jadi marah kepadanya. Al mengangguk mengiyakan dan menunjukkan sesuatu dari ponselnya.

“Nih! Liat masih ada diskon soalnya baru buka, mau gak? Gue traktir.”

“Kapan?”

Al menatap tidak percaya Billa yang masih sibuk menggulir layar ponsel Al dengan akun tertera nama restoran Korea tersebut.

“Nanti bisa?” Tanya Al dengan nada hati-hati.

“Besok aja gimana? Gue hari ini gak bisa.”

“Oke deal besok!” Seru Al girang.

Al menatap sombong Kris seperti mengartikan tatapan Al adalah nih! Gw bisa! Apa Lo!

“Itu temen Lo kenapa?” Tanya Jenny bisik-bisik kepada Kris.

“Al suka sama Billa dah lama.” Jelas Kris lembut.

Mulut Jenny membentuk bulat ‘o’. “Oooooo, kok bisa?”

“Bisa, gue sama Lo aja bisa. Masa mereka enggak.”

“Ck!” Decak Jenny menatap kesal Kris.

Sedangkan Nathan dan Zai hanya menatap mereka berdua cengo. Apa lagi ini kawan!

Prang!

Tiba-tiba jus jeruk menimpa seseorang yang duduk didekat Kris dan orang itu adalah Jenny.

“Shhh.” Ringis Jenny.

Ternyata jus jeruk itu masih panas bukan dingin.

“SILFI!”

Kris langsung mendorong Silfi yang menjadi pelaku yang menumpahkan jus jeruk panas kepada Jenny.

“Jen! Ke UKS ayo!” Kris langsung mencopot seragamnya menyisakan kaos hitam. Kris langsung menutupi rambut Jenny yang basah menggunakan seragamnya.

“Kris! Lo kok deket sama Jenny? Dia kan musuh kita! Pasti Lo kan Jen yang udah ngehasut Kris! Lo dikasih apa Kris sama Jenny hah?! Lo kasih tubuh Lo Jen ke Kris hah?!”

Plak!

“BRENGSEK!”

“Kris! Lo bawa Jenny ke UKS biar gw urus ni nak babi satu!” Ujar Zai setelah menampar Silfi.

Kris mengangguk dan langsung membawa Jenny menjauh area kantin untuk menuju ke UKS.

“Zai—“

“Apa? Lo mau belain dia?” Tanya Zai saat tiba-tiba Nathan seperti mencegahnya.

Nathan menggeleng, “Hati-hati gue mau bilang gitu.”

Zai sedikit linglung saat mendengarkan pernyataan yang tiba-tiba ini. Fokus Zai fokus.

Zai tanpa membalas langsung kembali menatap tajam Silfi yang ingin mengejar Kris dan Jenny.

“Mau ke mana Lo?!”

“Gue gak ada urusan sama Lo!”

“Urusan temen gue juga urusan gue dan Lo udah berurusan sama temen gue jadi berurusan juga sama gue!”

“BIL!” Panggil Zai kepada Billa.

Billa yang mengerti langsung membalaskan perbuatan Silfi kepada Jenny. Ia menumpahkan kuah bakso yang sudah tidak panas tapi sangat pedas sampai kuahnya berubah warna merah. Bahkan sekarang seragam putih Silfi sudah berubah merah basah.

“AKH!”

“LO! BERANI-BERANINYA!” Geram Silfi setelah Billa menyiramnya.

Silfi ingin mendekati Billa tetapi tertahan dan terjatuh karena dorongan kuat Zai.

“Lo! Gak ada kapok-kapoknya! Dulu numpahin kuah ke Raya dan sekarang Lo numpahin ke Jenny, besok mau siapa? Billa apa gue? Lo mau nasib Lo kek temen Lo itu hah?!” Geram Zai.

“Shh.” Ringis Silfi saat Zai menekan perutnya menggunakan kaki.

Kejam.

Zai mengedarkan ke sekeliling yang menatap adegan yang sedang ia lakukan.

“Mana antek-antek Lo? Lo sendiri? Lo berani juga masuk ke kandang singa sendirian.”

“Zai, bh nya Silfi keren! Merah meronah!” Celetuk Billa memecah ketegangan sekitar.

Siswa siswi yang menonton seketika langsung fokus kepada dada Silfi yang sekarang seragam yang basah tercetak jelas pakaian dalamnya.

“Anjir Lo Bil! Bisa-bisanya fokus ke situ! Lo juga kenapa gak pake kaos hah? Lo mau pamer?”

Silfi tertunduk malu. Saat ada kesempatan Silfi langsung kabur menjauh dan gelak tawa yang mereka tahan langsung menguar.

Al, Nathan, dan Reza bahkan langsung memalingkan wajahnya tidak ingin melihat.

...۝

...

“Halo?”

“Gue di belakang!”

“Bentar gw lagi jalan ke arah belakang.”

Tut.

“Lo dapet kuncinya?”

“Dapet! Nih.”

“Keknya 2 Minggu ke depan sekolah bakal sibuk buat ngurus classmeet. Osis juga kadang suka pulang telat! Raya biasanya pulang paling terakhir.”

“Oke! Kalau sampai rencana gue ketahuan, gue buat Lo sengsara! Dan gue harap informasi Lo valid.”

“Gak akan. Gue yang ke elo berarti informasi gue dipercaya. Gue juga didukung sama salah satu anggota OSIS. Jadi bakal aman dan beres. Yang penting kemauan gue harus Lo laksanakan.”

“Beres itu yang penting dendam gue sama anak Swart lancar bonus nya gue dapet cewe cantik.”

“Itu urusan Lo! Gue pergi, gue gak bisa lama-lama di sini.”

“Oke.”

Terlihat lelaki ber-hoodie hitam menjalankan motornya meninggalkan area belakang sekolah SMA Wijayakusuma dan perempuan dengan kepala menunduk berjalan kembali masuk ke dalam sekolah.

Siapa kah itu?

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!