Delanta Elman seorang pembisnis yang tidak peduli dengan pernikahan. Baginya kehidupan pernikahan begitu memuakkan dengan masa lalunya yang kelam. Delanta pernah menikah akan tetapi dia memilih menceraikan istrinya di sebabkan istri selingkuh dengan sahabatnya sendiri. Hal itu membuat Delanta menganggap bahwa wanita tidak berguna dalam hidupnya.
Sebuah peristiwa terjadi dan tidak terduga...
Penasaran, mari kita saksikan 🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aloha_Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 - Terlena
🍃Lanjut kuy, like dan comment ya🤭🍃
Nenek Delan hanya berkata satu kalimat itu dan tidak berkata apapun lagi. Al pun mohon pamit kepada nenek Delan, nenek Delan hanya mengangguk saja.
Alena pun mengikuti sang kakak keluar dari ruangan tersebut, meskipun dia enggan meninggalkan Delan. Akan tetapi melihat situasi tersebut Alena pun mengikuti saja sang kakak.
El yang tiba di ruangan tersebut tampak terkejut karena di ruangan tersebut tidak ada Alena dan Al.
"Maaf nenek, saya mengantarkan buah untuk Abang Delan, saya permisi dulu," ucap El hendak melangkah pergi.
"Tunggu, apakah kamu Abang dari wanita yang keluar dari ruangan ini dan laki-laki bersamanya tadi apakah kekasih wanita tersebut?" tanya sang nenek.
Spontan El pun memutarkan badannya dan menjawab :
"Saya El Alster, sedangkan laki-laki yang bersama perempuan tadi adalah Al Alster, dan perempuan itu adalah adik kami Alena Alster, saya permisi ya nenek," ucap El.
"Tunggu, katakan pada adikmu datang kediaman ku 3 hari ke depan, ini alamatnya," ucap sang nenek memberikan kartu namanya.
"Jika nenek ingin Alena, kami sebagai saudara kandungnya akan menemaninya," jawab El.
"Tidak masalah, saya hanya ingin berbicara dengan adik kalian tentang perasaan Alena terhadap Delan, silahkan ada keluar dan terima kasih atas buahnya yang segar," ucap sang nenek.
El pun mengangguk dan menundukkan punggungnya menandakan dia izin keluar dari ruangan. El pun bingung dengan perkataan sang nenek, sebab yang dia tahu bahwa Alena dengan Delan tidak memiliki hubungan yang istimewa.
Dering ponsel pun berbunyi dari Al yang mengatakan bahwa mereka menunggu di parkiran. El pun segera menuju parkiran.
Di tempat berbeda.
Dokter Caca mengganti pakaiannya kembali, karena dia hanya sebentar disana, akan tetapi seserang memanggilnya :
"Dokter Caca, kamu di panggil direktur ke ruangannya," ucap Dilla.
"Terima kasih Dilla atas informasinya," ucap Caca pergi menuju ruangan direkturnya.
Sesampainya di ruangan tersebut, direktur memperbolehkan Caca duduk. Pembicaraan pun cukup serius. Tidak lama hanya setengah jam, dokter Caca pun keluar.
Ketika pas-pasan dengan dokter Dilla :
"Apakah kamu akan kembali kerja?"tanya Dokter Dilla.
"Iya, saya kembali kerja, tunggu tapi kok kamu tahu tentang hal pembicaraan kami, apakah kamu yang membantuku?" tanya Dokter Caca.
"Haha, mana mungkin, saya permisi dulu ya dokter Caca, saya juga di panggil direktur," ucap dokter Dilla pergi begitu saja.
Caca pun hanya mengangguk saja meskipun dia curiga perihal Dokter Dilla dengan direktur rumah sakitnya. Akan tetapi Caca tidak memperdulikan dan mempersiapkan diri untuk pulang.
Saat Caca sudah di gerbang rumah sakit, suara klakson mobil bersuara di hadapannya. Caca tidak memperdulikan, karena dia tidak memesan taxi.
"Naik ke mobil saya," ucap Al.
Caca hanya menuruti saja, karena sikap Al sangat menjengkelkan sehingga hanya menurut saja.
"Ada apa? Katakan saja," tanya Caca sambil merebahkan tubuhnya.
"Bagaimana bisa kamu kembali bekerja?" tanya Al.
"Saya di hubungi direktur dan intinya saya kembali bekerja, urusan kemarin itu kesalahan dokter lainnya, ya karena tidak ingin memperpanjang saya maafkan saja," ucap Caca.
"Semudah itu kamu memaafkan seseorang," ucap Al.
" Ya mau bagaimana lagi? lagian kalau masih menyimpan dendam hati ku rusak dan membinasakan diri sendiri, tuan Al nanti berhenti di tempat jajanan di persimpangan ya," ucap Caca.
"Kenapa harus jajanan jalan, kenapa ga beli yang di warung tertutup saja?" ucap Al.
"Haha, uang saya terbatas bagaimana bisa membeli sesuatu seenak saja? Anda sih ga jelas," ucap Caca.
",Saya heran deh, dari tadi saya di panggil dengan sebutan tuan, anda dan Al, emangnya kita dekat gitu," ucap Al jengkel.
"Haha, lalu saya harus manggil apa di antara ketiganya?" tanya Caca.
"Entahlah, nah turunlah cari makanan sana," ucap Al.
"Oke kalau begitu saya turun sebentar," ucap Caca langsung keluar mencari jajanan yang diinginkannya.
Al pun bertengkar dengan dirinya sendiri.
"Ehm, aku kenapa sih? kenapa harus jengkel dengan Caca, terus juga kenapa aku ikut campur dengan hidup dia?" ucap Al.
Saat Al sibuk dengan hatinya, Caca sudah masuk dan duduk kembali. Tidak lama Al pun sadar sudah duduk di tempatnya. Hingga mobil pun melaju menuju rumah Caca.
Di tempat berbeda.
Delan sudah sadarkan diri, nenek pun meminta anak buahnya untuk memanggil dokter. Dokter pun tiba tidak lama, setelah diperiksa Delan hanya perlu pemulihan.
Dokter pun pergi, dan Delan pun memakan buah yang sudah di kupas oleh sang nenek.
"Delan, siapa wanita itu? apakah dia yang kamu sebut peri kecil?" tanya nenek.
"Wanita mana nenek, saya sudah sangat lama tidak berhubungan dengan wanita manapun," ucap Delan sambil menyantap makanan yang di tangannya.
"Apa? jadi wanita dengan saudara laki-laki nya itu kami tidak mengenal," ucap sang nenek terkejut.
"Oh Alena dengan saudara kandungnya, mereka dimana nenek? mengapa malah nenek disini?" ucap Delan.
"Mereka nenek suruh untuk pulang karena nenek adalah wali dah mu," ucap sang nenek.
"Argh nenek, padahal saya ingin melihat Alena, dia baik-baik saja kan," tanya Delan.
"Seperti nya baik, akan tetapi dia ingin menunggu mu tapi nenek menyuruh mereka untuk kembali ke rumah, karena nenek ga mau menyusahkan orang lain untuk menjaga mu di rumah sakit," ucap sang nenek.
"Ya ampun nenek, Alena dan keluarganya semuanya baik, mereka keluarga Alster," ucap Delan.
"Keluarga Alster, siapa nama papa nya?" tanya nenek.
"Delan lupa sih nenek, lagian Delan ga mau kalau nenek menganggu keluarga mereka, yang mendekati Alena itu aku bukan Alena yang mendekati ku duluan," ucap Delan.
"Haha, jadi kamu pikir nenek tidak merestui hubungan kalian, apakah nenek seperti orang-orang kaya di dalam film menolak pernikahan kalian dan memberi uang kepada wanita tersebut? itu hanya fiktif sayang," ucap. sang nenek.
Nenek dan Delan masih tahap pembicaraan yang serius. Meskipun terkadang ada canda tawa di antara keduanya.
Tiga hari berlalu, Alena berkunjung ke rumah nenek Delan dengan ditemani Abang Al. Setelah dipersilahkan masuk, nenek pun mengajak keduanya untuk duduk dan minum teh yang sudah disediakan.
"Alena, apakah kamu menyukai minuman teh nya?" tanya sang nenek.
"Saya tidak terbiasa minum teh nenek, jadi bagi saya biasa saja," ucap Alena.
El pun menginjak kaki sang adik, akan tetapi Alena malah berteriak kesakitan.
"Apa sih kak El? kenapa menginjak kaki ku?" ucap Alena kesal.
Nenek hanya tersenyum melihat sikap Alena yang masih kekanak-kanakan. Hal itu sesuai dengan ucapan Delan, bahwa Delan berniat menikahi Alena, akan tetapi menunggu wanita tersebut bersedia.
Hingga nenek pun tiba-tiba berkata :
"Menikahlah dengan Delan, cucu nenek yang paling keras kepala dan egois," ucap nenek sambil tersenyum.
"Tapi nenek, tahun ini Alena berusia 20 tahun, sedangkan Abang Delan 33 tahun, saya juga memanggilnya Om Delan, tapi dia mau nya Abang, Alena masih kecil nenek untuk dijadikan istri," jawab Alena dengan wajah polosnya.
El sudah pucat pasi dengan sikap sang adik, Alena tidak tahu bahwa nenek Delan lebih bengis dan tipekal sempurna, El takut Alena akan bersikap diluar etika.
Akan tetapi wajah sang nenek malah tersenyum dan tertawa dengan sikap Alena yang masih sangat polos. El terbelalak dengan sikap Elisa Elman nama sang nenek, generasi ke 2 dari keturunan Elman.
Mereka bertiga pun kembali menyantap makanan yang telah di sediakan oleh para pelayan di rumah sang nenek.
🍃 Bersambung 🍃
"Berbaik sangka pada manusia tidaklah buruk, meskipun sifat buruk selalu ada pada diri manusia," author _Aloha_Zahra.
🌹 untukmu thor