Di sebuah keluarga kultivator hidup anak bernama Lei Nan, meskipun dirinya dulu di agung-agungkan sebagai seorang jenius, namun terjadi kecelakaan yang membuat lenganya lumpuh, karena hal itu dirinya menjadi bahan cemohan di keluarganya, tapi hal itu berubah ketika dirinya tidak sengaja tersambar petir yang langsung mengubah hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jago, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pavilium Dagang
Kukurukuk...
Suara ayam jantan membangunkan seluruh penghuni rumah Lei di pagi itu. Cahaya matahari pagi menyusup melalui celah-celah jendela kamar Lei Nan, menyapanya dengan hangat. Perlahan, Lei Nan terbangun dari tidurnya, merasa segar dan bertenaga.
"Hoam... tidurku sangat nyenyak," batin Lei Nan sambil tersenyum dan meregangkan tubuhnya.
Setelah bangun, Lei Nan langsung bersiap-siap untuk hari yang sibuk. Dia segera menyantap sarapan bersama Ming. Pagi itu, suasana di sekitar mereka penuh dengan semangat dan kegembiraan karena persiapan pertandingan Bulan Perak sedang berlangsung. Orang-orang berlalu lalang di jalanan, menghias dan merapikan kota untuk menyambut tamu kehormatan, perwakilan dari Sekte Sembilan Guntur yaitu salah satu kekuatan di kekaisaran ini.
Lima kekuatan itu sendiri ada Sekte Pedang Surgawi yang berada di pringkat pertama kemudian di lanjutkan, Sekte Teratai Putih yang hanya menerima murid wanita, ketiga ada Organisasi Iblis Surgawi, Pavilium Dagang, dan terakhir ada Sekte Sembilan Guntur.
Hanya lima kekuatan ini yang namanya sudah tersebar kemana-mana, namun ada beberapa cerita ada empat kekuatan yang bahkan melampui kekuatan lima kekuatan itu dan itu hanya cerita semata karena sampai sekarang belum ada berita mengenai kekuatan itu.
Namun beberapa orang ada yang menyebutkan yaitu yang pertama ada, Klan Surgawi, Aula Informasi, Lonceng Emas, dan terakhir Sekte Boneka, empat kekuatan ini hanya karangan orang-orang yang katanya pernah bertemu salah satu angotanya namun sampai sekarang itu hanya cerita saja.
Kembali ke pada Lei Nan saat itu dirinya dengan Ming sedang berjalan di keramaian kota dan sampai akhirnya meraka sampai di sebuah bangunan besar dengan empat lantai di sana, dan di depan pintu masuk terlihat dua penjaga yang senan tiasa menjaga pintu itu.
Melihat Lei Nan penjaga itu hanya menganguk memperbolehkan Lei Nan untuk masuk, Visi Pavilium dagang adalah untuk selalu menghormati pelanganya meskipun itu hanya pengemis, karena itu banyak kekuatan yang agak tidak senang dengan perlakuan seperti itu.
Namun dengan kekuatan mereka sampai sekarang tidak ada yang berani mengusik kekuatan ini, kekuatan ini sendiri sudah ada sejak seratus tahun lalu sampai sekarang tidak ada yang tahu siapa pemilik Pavilium dagang.
"Woah..., tuan lihat setiap tanaman dan artefak yang di pajang itu."ucap Ming kagum melihat lantai pertama Pacvilium dagang.
Lei Nan hanya menganguk, Pavilium dagang sendiri merupakan tempat yang sangat di buru kultivator sepertinya karena di tempat ini semua tanaman herbal dan artefak yang di butuhkan selalu ada meskipun itu barang langka.
Di sudut ruangan, seorang pelayan wanita melihat Lei Nan dan segera menghampirinya dengan sopan. Dengan senyum ramah, pelayan itu menyapa Lei Nan.
"Salam, tuan. Apakah ada yang tuan butuhkan di Pavilium Dagang kami?" tanya pelayan itu dengan penuh hormat.
Lei Nan membalas senyum pelayan itu. "Maaf, nona. Apakah kalian memiliki herbal berelemen petir di sini?" tanyanya dengan sopan.
Pelayan itu mengangguk. "Herbal berelemen petir? Kami memilikinya, tuan. Mari ikuti saya," jawabnya sambil mempersilakan Lei Nan dan Ming untuk mengikutinya.
Mereka mengikuti pelayan itu hingga sampai di sebuah sudut di mana berbagai tanaman herbal dipajang. Pelayan itu menunjukkan sebuah tanaman yang tampak berkilauan.
"Maaf, tuan. Kami hanya memiliki tanaman rumput petir berusia puluhan tahun," ucap pelayan itu.
Lei Nan memperhatikan tanaman itu dengan seksama. Matanya yang tajam dapat melihat sesuatu yang tidak biasa. Dia merasakan ada sesuatu yang lebih dalam tanaman itu.
"Nona, berapa harga herbal ini kalau boleh tahu?" tanya Lei Nan.
"Tanaman ini seharga sepuluh keping emas," jawab pelayan itu.
"Apa! Sepuluh keping emas? Hei, pelayan, bukankah kau hanya membohongi tuan mudaku?" ucap Ming kaget mendengar harga yang dicap di herbal itu.
"Maaf, nona. Memang harga herbal itu seharga sepuluh keping emas," jawab pelayan itu dengan tenang.
"Tuan muda, ayo pergi saja. Herbal itu sangat mahal," ucap Ming mencoba menarik Lei Nan agar pergi dari tempat itu.
Namun, Lei Nan tetap tenang. Dia sudah melihat sesuatu yang lebih dalam tanaman itu. "Ini nona, sepuluh keping emas," ucap Lei Nan sambil menyerahkan kantong berisi emas kepada pelayan itu.
"Baik, tuan. Mohon tunggu sebentar, saya akan menyiapkannya," jawab pelayan itu segera pergi menyiapkan pesanan Lei Nan.
Setelah kepergian pelayan itu, Ming masih terlihat bingung dan marah dengan keputusan tuannya. "Tuan, sebenarnya apa yang kau pikirkan? Kenapa kau menghabiskan semua tabunganmu hanya untuk herbal puluhan tahun itu?" tanya Ming dengan nada kesal.
Lei Nan menatap Ming dengan tenang. "Nanti aku jelaskan kepadamu, tunggu sampai kita keluar dari Pavilium ini," jawabnya dengan sabar.
Tak lama kemudian pelayan itu kembali dengan pesanan Lei Nan, setelah menerimanya Lei Nan segera pergi dari tempat itu meningalkan pelayan itu yang penuh dengan senyum.
"hahaha, aku mendapatkan keuntungan besar, padahal tanaman itu hanya berharga enam keping emas."batin pelayan itu yang masih dengan senyumnya.
Setelah keluar dari Pavilium, wajah Ming masih kesal. "Tuan, cepat jelaskan sebenarnya kenapa dirimu menghabiskan tabunganmu hanya untuk herbal itu?" ucap Ming dengan nada marah.
Lei Nan tersenyum. "Ming, apakah kau tahu jika aku baru saja mendapatkan harta yang berharga," ucap Lei Nan dengan tenang.
"Maksud tuan, tanaman ini sebuah harta? Apakah tuan sudah gila?" batin Ming, masih tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.
"Ming, aku tahu dirimu masih ragu. Biar aku jelaskan, tanaman ini memiliki umur seribu tahun," ucap Lei Nan dengan lembut.
"Apa!? Seribu tahun?" ucap Ming yang segera dibekap oleh Lei Nan agar tidak membuat keributan.
"Apakah kau bisa lebih tenang? Biar aku jelaskan, kau bisa melihat jika rumput ini berubah menjadi biru keunguan dengan kilauan listrik. Ini menandakan jika tanaman ini sudah berusia seribu tahun," ucap Lei Nan sambil menunjukkan perbedaan warna tanaman tersebut.
"Tapi, tuan, tahu dari mana?" tanya Ming masih ragu.
"Biar aku jelaskan, rumput petir berusia puluhan tahun warnanya memang hampir sama dengan herbal berumur ribuan tahun yang berwarna biru keunguan. Namun, warna ungu tanaman puluhan tahun lebih pudar dan ini berwarna ungu pekat," jelas Lei Nan dengan sabar.
"Jadi, tuan, kita mendapatkan sebuah harta?" tanya Ming sekali lagi, kali ini dengan nada penuh harap.
"Benar," jawab Lei Nan dengan tegas.
"Tuan, kau sangat pintar," ucap Ming senang, merasa lega dan bangga dengan keputusan Lei Nan.
Sebenarnya, Lei Nan memiliki kemampuan khusus untuk mengetahui umur dan kekuatan tanaman hanya dengan melihatnya. Matanya bisa merasakan aura tanaman tersebut, dan dari sekali melihat, Lei Nan mendapatkan informasi lengkap tentang tanaman itu. Dengan kata lain, Lei Nan memiliki kemampuan yang mirip dengan seorang pemindai atau citer, membuatnya mampu mengenali nilai sejati dari benda-benda yang tampak biasa bagi orang lain.