Tahap Revisi
Karya pertama
Clara berprofesi sebagai seorang dokter yang sangat jenius di usianya yang masih 22 tahun sekaligus seorang ilmuan yang meracik obat dan racun, dia merupakan anak dari seorang mafia yang terkenal kejam no.1 di dunia.
Maka dari itu Clara di latih oleh orang tuanya untuk bisa beladiri. Tak hanya itu, Clara sosok gadis yang bermultitalenta nan juga cantik. Hingga pada suatu hari, Clara mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, hingga membuatnya kecelakaan dan terjun ke Jurang.
Dan saat itulah rohnya berpindah ke dimensi zaman dunia kuno menjadi seorang putri yang terbuang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tiba di Kekaisaran Shao
** Hay semua readers, kalau sudah baca jangan lupa tinggalkan jejak yah. Like, Komen, Rate, dan Vote yah.
Kalau boleh kasih hadiah juga yah****
Terima kasih...
Happy Reading guys....
"Ibu... Gege....???. Panggil Lian Wei kepada keduanya.
Permaisuri dan Putra Mahkota masih terbengong dengan mulut menganga. Lian Wei yang melihat itu hanya terkekeh lucu, melihat keduanya.
"Yan Xu Gege, hapus air liur mu yang hampir menetes!" Ujar Lian Wei terkekeh lucu, tiba-tiba tangan Putra Mahkota mengusap mulutnya. Dan dia baru menyadari di kerjain oleh Lian Wei.
"Meimei kau bohong padaku, mana ada air liur ku menetes?" ucap Putra Mahkota Yan Xu dengan muka cemberut karena berhasil di kerjain. Permaisuri dan Lian Wei hanya terkikik geli.
"Ayo, ini sudah malam waktunya kita istirahat, besok kita kembali ke Kekaisaran Shao" Ujar permaisuri menghentikan tawanya sambil melangkah masuk ke dalam gubuk.
"Baik ibu."Ucap Lian Wei, bangkit dari duduknya dan menyusul permaisuri kedalam.
"Ah.. andai kau tidak menganggap ku gege mu, mungkin saat ini aku sudah memperjuangkan mu Wei'er Batin Putra mahkota Yan Xu.
...****************...
Keesokan Harinya.
Malam telah berganti pagi, Saat ini Lian Wei dan rombongannya akan berencana berangkat ke Kekaisaran Shao, kekaisaran terbesar ketiga. Mereka berangkat menggunakan kereta kuda milik permaisuri Huan Yu, di dalam kereta ada permaisuri, Lian Wei dan Nuan, yang menjadi kusirnya yaitu Hanzo dan Hanzu.
Sedangkan untuk Putra Mahkota akan menunggangi kuda milik Nuan, sebab Poci, kuda milik Lian Wei tak ingin di tunggangi siapapun kecuali Lian Wei sang Tuan. Jadi Poci lebih memilih masuk ke dalam Ruang Dimensi Lian Wei, bersama Boy dan Lao.
Di dalam kereta permaisuri Lian Wei bercerita bersama Nuan dan permaisuri, mereka begitu akrab padahal baru kenal sehari. Mungkin karena Lian Wei rindu kepada ibunya di dunia modern jadi dia terus terusan menempel kepada Permaisuri Huan Yu, Permaisuri pun tidak mempermasalahkan itu. Sebab dia juga menyayangi Lian Wei seperti anaknya, seperti ada ikatan tapi permaisuri tidak tahu apa itu.
"Wei'er sampai kapan kau akan memakai cadarmu nak?" Tanya Permaisuri Huan Yu.
"Hem, entahlah bu, tapi ada saat nya nanti Wei'er akan membukanya" Jawab Lian Wei sambil bergelayut manja di lengan permaisuri, Nuan hanya menggeleng kan kepalanya, melihat tingkah nona nya yang manja.
"Baiklah kalau begitu, apapun keputusan mu ibu akan tetap mendukung mu" Ujar permaisuri sambil mengelus kepala Lian Wei dengan sayang.
Mereka terus berbincang, hingga Lian Wei mulai merasa bosan karena badannya terasa sakit karena naik kereta kuda melewati hutan hutan yang cukup sepi.
"Ibu bagaimana kalau kita langsung berteleportasi saja, supaya sampai nya cepat? Tanya Lian Wei memberi usul sambil merengek.
"Memangnya kau menguasai jurus itu?" Tanya Permaisuri terkejut, begitu pula dengan Putra Mahkota dan Jenderal Ping yang berada di luar. Sedangkan Nuan, Hanzo dan Hanzu hanya biasa saja mendengarnya.
"Tentu lah bu, itu jurus sangat mudah" Jawab Lian Wei dengan muka memelas andalannya, yang jika dilihat sangat menggemaskan.
"Baiklah, " Permaisuri mengangguk setelah tersadar dari keterkejutannya.
"Sekarang, gege dan paman jenderal Ping tolong berpegangan pada kereta yah!" Ucap Lian Wei, dan putra Mahkota dan jenderal Ping tanpa bertanya lagi mereka memegang kereta kuda tersebut. Setelah mereka memegangnya, tiba tiba kereta tersebut menghilang begitu saja di tengah hutan.
Dan mereka akhirnya tiba di gerbang masuk kekaisaran Shao, yang mana kemunculan kereta tersebut membuat prajurit penjaga disana terkejut karena datang mereka yang tiba tiba.
Dan keterkejutan mereka langsung hilang. Ketika suara seseorang langsung memerintah mereka membuka gerbang.
"Buka gerbangnya, apakah kau ingin yang mulia permaisuri dan putra Mahkota barada di tempat ini terus? "Tegur jenderal Ping. Seketika pintu gerbang terbuka setelah tahu siapa pemilik kereta kuda tersebut
"Maafkan kami yang mulia permaisuri dan Putra Mahkota" Ucap Prajurit penjaga serempak menunduk hormat.
"Hemm" hanya di balas deheman oleh Putra Mahkota Yan Xu dengan wajah yang datar dan dinginnya.
Setelah itu, rombongan Lian Wei akhirnya masuk ke ibukota yang ramai akan penduduk yang berlalu lalang, melakukan transaksi jual beli. Lian Wei hanya sesekali melihat-lihat pemandangan tersebut.
Dan saat rombongan kereta kuda Lian Wei lewat semua rakyat menunduk hormat karena mereka tahu bahwa kereta kuda tersebut milik sang Permaisuri, terlebih mereka melihat putra mahkota yang menunggangi kuda.
Akhirnya mereka tiba di Gerbang istana kekaisaran Shao, dan di sambut oleh selir dan pangeran kedua serta pangeran ketiga. Pangeran kedua yang bernama Shao Jun Min merupakan anak dari permaisuri dan adik dari Putra mahkota sedangkan pangeran ketiga yang bernama Shao Gun Li anak dari selir.
Kaisar sendiri memiliki dua istri, satu Permaisuri dan satunya Selir. Itupun kaisar tidak mencintai selirnya.
Lian Wei, Permaisuri turun dari kereta di bantu oleh Putra Mahkota Yan Xu sedangkan Nuan turun di bantu Hanzu.
**Hay para readers...
Maaf yah author baru apload lagi soalnya, hp author sempat rusak jadinya. Author sempat istirahat menulis.
Selamat Berpuasa bagi yang menjalankan**.