NovelToon NovelToon
Sebatas Ibu Pengganti

Sebatas Ibu Pengganti

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Ibu Pengganti / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:10.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: embunpagi

Binar di wajah cantik Adhisty pudar ketika ia mendapati bahwa suaminya yang baru beberapa jam yang lalu sah menjadi suaminya ternyata memiliki istri lain selain dirinya.

Yang lebih menyakitkan lagi, pernikahan tersebut di lakukan hanya karena untuk menjadikannya sebagai ibu pengganti yang akan mengandung dan melahirkan anak untuk Zayn, suaminya, dan juga madunya Salwa, karena Salwa tidak bisa mengandung dan melahirkan anak untuk Zayn.

Dalam kurun waktu satu tahun, Adhisty harus bisa mmeberikan keturunan untuk Zayn. Dan saat itu ia harus merelakan anaknya dan pergi dari hidup Zayn sesuai dengan surat perjanjian yang sudah di tanda tangani oleh ayah Adhisty tanpa sepengetahuan Adhisty.

Adhisty merasa terjebak, ia bahkan rela memutuskan kekasihnya hanya demi menuruti keinginan orang tuanya untuk menikah dengan pria pilihan mereka. Karena menurutnya pria pilihan orang tuanya pasti yang terbaik.

Tapi, nyatanya? Ia hanya di jadikan alat sebagai ibu pengganti.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon embunpagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Zayn memperlakukan Salwa dengan sangat baik. Ia tak ingin istri pertamanya tersebut curiga dan berpikir yang tidak-tidak. Hari ini ia sengaja pulang dari kantor lebih awal dan membelikan bunga untuk Salwa.

"Buat aku, bang?" tanya Salwa dengan mata berbinar.

"Tentu saja, buat siapa lagi kalau bukan buat istri abang tercinta," sahut Zayn.

Salwa menerima bunga tersebut dan menghirup aromanya dalam-dalam.

Zayn membantu mendorong kursi roda yang di duduki Salwa.

"Tumben abang pulang awal?" tanya Salwa.

"Bukannya kamu senang kalau abang pulang cepat?"

Salwa langsung mengangguk, "Iyalah, aku senang kalau abang di rumah terus," ucapnya.

Zayn hanya tersenyum tipis, padahal setiap kali ia di rumah, justru Salwa kadang pergi. Bukannya menghabiskan waktu berdua di rumah. Tapi, Zayn tak ingin merusak suasana hati Salwa yang susah payah ia lambungkan hanya dengan kalimat sanggahannya yang pasti akan menciptakan perdebatan diantara mereka berdua.

Salwa sangat senang mendapati Zayn yang tiba-tiba begitu romantis. Ia berinisiatif menicum bibir Zayn dan pria itu membalasnya.

Adhisty yang baru saja pulang dari kukiahnya, melihat pemandangan yang menyesakkan. Ia melihat Zayn dan Salwa yang sedang bermesraan. Jika biasanya ia tak peduli mau mereka bermesraan atau apapun, tapi entah kenapa sekarang ia mulai tak suka melihatnya. Dadanya terasa sesak. Mungkinkah dia cemburu?

Melihat Adhisty yang kini sedang menatap kearahnya dan Salwa, Zayn langsung melepas pagutannya pada Salwa dan langsung menjaga jarak. Padahal tak perlu ia melakukannya, toh Adhisty hanya istri kontraknya saja. Tapi, kenapa ia merasa bersalah saat Adhisty melihatnya sedang beremsraan dengan Salwa.

"Dhisty, sudah pulang?" tanya Salwa lalu mengusap bibirnya dengan sengaja. Seolah ingin menegaskan apa yang baru saja ia dan Zayn lakukan.

Adhisty tersenyum, "Iya, mbak. Aku ke atas dulu. Silakan di lanjutkan!" ucapnya melirik Zayn dan langsung melangkah pergi.

"Tunggu Dhisty!" cegah Salwa.

"Ya, mbak?" Adhisty menghentikan langkahnya lalu menoleh.

"Malam ini aku sama bang Zayn akan makan malam di luar dan sepertinya kami tidak akan pulang malam ini," ucap Salwa.

"Iya, mbak!" sahut Adhisty lalu melanjutkan langkahnya. Ia membawa rasa sesaknya ke dalam kamar.

"Kenapa harus pamit? Kalau mau pergi, ya pergi saja!" batin Adhisty.

......

Benar saja, malam ini Adhisty makan malam sendirian. Ia meminta bibi untuk mengantar saja makanannya ke kamar karena sebenarnya sejak sore tadi perutnya terasa tidak nyaman karena kram. Namun, ia menahannya. Mungkin hanya kram biasanya, pikirnya. Mencoba tak memikirkan dan tetap beraktivitas seperti biasa.

Namun, semakin malam, perutnya semakin terasa nyeri. Adhistipun mengambil ponselnya untuk menghubungi Zayn.

Sementara di tempat lain, Zayn dan Salwa tengah makan malam romantis berdua di sebuah hotel bintang lima. Tiba-tiba saja Zayn pamit ke toilet dan lupa tak membawa ponselnya.

Tak berselang lama setelah Zayn ke toilet, Salwa melihat ponsel pria itu berdering. Awalnya Salwa membiarkan saja saat tahu Adhisty yang menelepon. Setelah panggilan ketiga, barulah ia angkat.

"Ada apa, Dhisty?" tanya Salwa langsung tanpa basa-basi.

"Halo, mbak. Mas Zayn mana? Perut aku sakit, mbak," ucap Adhisty.

"Abang lagi di toilet. Nggak apa-apa, kram perut itu biasa buat wanita hamil muda, jangan khawatir, jangan di pikirkan nanti malah stres, buat rileks aja. Nanti juga sembuh," ucap Salwa dengan tenang. Seolah ia paling pengalaman saja.

"Tapi, mbak. Ini dari sore tadi sakitnya, semakin malam, bukannya sembuh malah semakin sakit. Aku takut mbak, tolong bilang sama mas Zayn, kalau..."

"Dhisty!" Salwa menyela ucapan Adhisty, "Kamu tahu kan malam ini kami ingin menghabiskan waktu berdua? Sekiranya masih tertahan, buat istirahat saja. Nanti juga enakan sendiri. Udah, ya? Buat istirahat saja, besok kami baru kembali," lanjutnya.

Adhisty menggigit bibirnya, "Tolong sampaikan sama mas Zayn ya mbak kalau aku telepon karena perutku sakit," ucap Dhisty. Berharap mereka segera pulang karena ia benar-benar takut.

"Hem," Salwa mengangguk lalu mengakhiri panggilan.

"Ganggu aja sih!" gumamnya.

Beberapa saat kemudian, Zayn kembali, "Ada apa? Kenapa kayak kesel gitu?" tanya Zayn.

Salwa menggeleng, "Nggak apa-apa, bang. kita langsung ke kamar saja, ya. Aku udah kangen banget sama abang?" ucapnya.

Zayn mengangguk, ia mengambil ponselnya di atas meja dan mengeceknya. Salwa melihatnya datar, ia tadi sempat menghapus riwayat panggilan dari Adhisty.

Sampai di kamar hotel, Zayn langsung menggendong Salwa dari kursi rodanya dan mendudukkanya di ranjang.

Tak membiarkan Zayn untuk menghindar, Salwa tak melepaskan tangannya dari tengkuk Zayn. Ia langsung memagut bibir pria tersebut. Zayn membalasnya dengan lembut dan berusaha menikmatinya.

"Ponselnya matiin saja, bang. Aku nggak mau malam ini ada yang mengganggu kita," ucap Salwa di sela ciuman mereka. Ia llu meraih ponsel suaminya lalu menonaktifkannya.

Zayn membiarkan apa yang Salwa lakukan. Toh malam-malam begini siapa yang akan menghubunginya, pikiranya.

" Kenapa diam, bang? Bukankah malam ini kita akan mengahbiskan waktu untuk memadu kasih? Apa abang sudah..."

Tak ingin Salwa terua curiga dan menuduhnya, Zayn pun mulai melakukan tugasnya sebagai suami. Ia mencium bibir Salwa dan memberikan sentuhan-sentuhan liar untuk wanita tersebut.

Entahlah, kenapa rasanya perasaan Zayn tak enak malam ini. Meski begitu, ia tetap berusaha memberikan pelayanan yang memuaskan untuk istri pertamanya tersebut. Walaupun sebenarnya ia tak benar-benar menikmatinya, pikirannya ada di tempat lain yang entah dimana. Yang jelas perasaannya benar-benar tak enak.

Salwa pun tak mau kalah. Melihat suaminya begitu bergairah menjamahnya, ia berusaha mengimbanginya dengan liar. Suara desahaaaan yang ia pikir akan semakin memancing hasrat Zayn pun ia keluarkan dari bibirnya.

.......

Adhisty melakukan apa yang tadi Salwa katakan. Ia berusaha untuk tetap rileks, berharap kram di perutnya akan berangsur membaik. Berkali-kali ia menarik napas dan mengembuskannya dengan pelan.

Namun, rasa nyeri di perutnya kian menjadi. Adhisty meringis menahan sakit. Ia terus mengusap perutnya, "Kamu harus baik-baik saja, sayang. Mama sayang sama kamu," ucapnya. Air matanya mulai berjatuhan.

"Aku nggak boleh panik, harus tetap tenang," gumamnya mencoba menenangkan diri sendiri, meski itu sama sekali tak berhasil.

Adhisty mencoba menghubungi suaminya kembali. Namun, tidak aktif. Ia pun tak kehabisan akal, sembari menahan sakitnya, ia menghubungi Salwa. Tersambung, tapi tak di angkat. Hingga beberapa kali ia mencoba menghubungi ponsel Salwa, tetap saja tak diangkat.

"Kenapa nggak diangkat sih? Mas Zayn juga kenapa nggak aktif, aku harus gimana sekarang?" Adhisty benar-benar kalut. Menahan sakit di perutnya dan juga khawatir terhadap janin di dalam perutnya.

Merasa ada yang aneh, Adhisty menunduk. Ia langsung menjatuhkan ponselnya saat melihat darah mengalir di kakinya.

"Ya allah..." panik dan lemas langsung Adhisty rasakan.

...----------------...

1
Musyarofah Salim
Luar biasa
Suharnik 01
baca 2 x kok sik gk.bosan ya....bagussss thorrrt
Kusmia Mia
bngung mo komen opo.......ini cetita bener2 mitip sonetfon ikan terbang.....kalo jgn bikin kayak gitu...
Kusmia Mia
Dak suka karakter adisty ....bar2 ko lembek
Kusmia Mia
dak cocok sm karakternya...barbar tapi lemah...kdg bodoh
Sophia Aya
Luar biasa
Elyani Yani
tokoh cwo nya jgn d BKN bodoh dong thor
Elyani Yani
ibu hamil kerj d tempat karoeke...yg BNR aj Thor......ya ampun.....
Elyani Yani
adiesty itu jgn maen gime jg dong Thor....buku parenting dong yg d baca...
Anonymous
ok
dahliya
ceritanya bagus
Sri Rahayu
bi asih udh 2 tahun kenapa gk bilang yh sbnrnya sih..diem bae
Les Tary
masa Zayn ga curiga sama Salwa ga bisa jln dirmh kerjanya kluyuran
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄
.
Les Tary
ceo bodoh
Khoriyatul Sahidah
jeren ceritaya
Irene Susanti
Luar biasa
Siti Nurbaidah
💕💕💕👍
Omi Rohimah Omi
Luar biasa
Sri Siyamsih
makasih jg thor sm karya"mu termsk ni novel, bagus critanya ttp semangat utk karya selanjutnya👍🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!