penasaran dengan cerita nya lansung aja yuk kita baca ...
Yuk kita ramaikan ...
Up setiap hari...
Sebelum lanjut baca jangan lupa follow , like, subscribe, komen , gift dan vote....
Apapun yang terjadi tetaplah bahagia jangan lupa tersenyum...
Selamat membaca....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Teteh Aini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Setelah berbelanja dan makan siang. Haris dan Syifa akhirnya sampai di rumah, Haris menaruh semua belanjaannya itu ke belakang, dan Syifa juga ikut membantu membawa beberapa belanjaan.
"Kalau kamu masih capek istirahat aja dulu, nanti saja nyusun belanjaannya ntar saya bantuin. Sekarang saya mau berangkat ke masjid dulu dan Pulangnya habis magrib, karena Kebetulan saya mau ngisi pengajian di masjid. Kamu nggak papa kan saya tinggal dulu?"
"Oh iya Mas, aku nggak papa kok."
"Ya sudah ya saya mau mandi dulu."
Haris pun pergi ke kamar untuk bersiap siap.
Sementara Syifa, dia memilih untuk merebahkan tubuhnya di sofa yang berada di ruang tengah sambil menyalakan televisi sebenarnya Syifa ingin sekali memejamkan matanya tapi sebentar lagi sudah masuk waktu salat asar, Itulah sebabnya dia memilih rebahan di atas sofa sambil menonton TV.
Nggak butuh waktu lama bagi Haris untuk bersiap-siap, kini dia keluar dari kamar dan siap untuk berangkat ke masjid. Haris mengenakan Koko dan sarung. Sungguh penampilannya sangat menyejukkan hati.
Syifa melihat Haris keluar dari kamar, dan dia pun langsung bangun lalu duduk di sofa.
"Mas sudah mau berangkat ya?"
"Iya, saya berangkat dulu ya."
Haris mengulurkan tangannya dan disambut Syifa lalu mencium tangannya .
"Jangan lupa Kunci pintunya.
Assalamualaikum ."
"Iya Mas, Waalaikumsalam".
Syifa langsung mengunci pintu setelah Haris pergi keluar.
Kemudian Syifa mematikan TV kemudian masuk ke dalam kamar dan langsung mandi.
Setelah mandi Syifa langsung salat ashar, karena memang sudah masuk waktu salat Ashar.
Selesai salat Syifa merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Syifa merenungi dirinya yang kini sudah menjadi seorang istri.
"Rasanya masih seperti mimpi kalau sekarang aku sudah menikah, walaupun aku belum menjalankan semua kewajibanku sebagai istri yang sesungguhnya."
Tiba-tiba Syifa teringat dengan Aris yang tadi siang berjumpa dengannya, itu adalah pertemuan pertama setelah hampir 7 tahun tidak bertemu. .
"Ternyata kak Aris masih mengenaliku walaupun sudah bertahun tahun lamanya gak berjumpa. Malah kak Aris kelihatan makin cakep lagi coba aja dulu kak Aris gak nerusin sekolahnya di Jakarta . Pasti kita masih bisa sering ketemu Kak."
Syifa mengingat kembali semua tentang masa lalunya, Syifa dan Aris memang sangat akrab dulunya, dan hal itulah yang membuat Abi memutuskan untuk memasukkan Syifa ke pondok. Karena orang tua Syifa khawatir dengan pergaulan Syifa yang selalu melanggar ajaran agama. Dan kalau Syifa masih terus bersekolah di sekolah umum, mungkin akan sulit untuk merubahnya. Menjadi orang yang lebih baik.
Lagi-lagi Syifa menyadari kalau dirinya sudah menikah.
"Astaghfirullah . Ya Allah ampunilah aku karena sudah memikirkan laki-laki lain yang bukan suamiku."
Syifa melirik ke arah jam dinding dan seketika dia langsung melompat dari ranjang.
"Ya ampun sudah jam 16.30 aku harus masak apa untuk makan malam ini? apa aku telepon umi aja ya untuk menanyakan resep makanan. "
Syifa langsung mengambil ponselnya dan menelpon Umi Salma.
tu tu tu tu tu tu...
Tut .... tut .... tut....
"Kok Umi nggak angkat teleponnya sih, apa Umi sedang di pesantren ya? "
Karena teleponnya tidak diangkat akhirnya Syifa membuka YouTube untuk melihat resep dan cara memasak.
Dimulai dengan memasak nasi, lalu Syifa mengambil sayur kangkung dan ikan yang tadi dibeli saat belanja.
Syifa mulai memasak sambil terus memperhatikan video yang diputarnya.
Sampai akhirnya hidangan pun tersaji di meja makan.
Beberapa saat kemudian.
Ting tong ... Ting tong ... Ting tong
Haris menekan bel pintu berkali-kali tapi tidak ada jawaban apapun dari dalam rumah.
Kemudian Haris menekan gagang pintu dan ternyata pintunya tidak dikunci.
"Pintunya tidak dikunci, kenapa anak itu ceroboh sekali padahal sudah saya ingatkan untuk mengunci pintu."
Haris masuk ke dalam rumah dan mengucapkan salam tapi lagi-lagi tidak ada jawaban apapun , Haris penasaran lalu mempercepat langkahnya. dia langsung menuju kamar dan membuka pintunya.
"Astagfirullah "
Haris menggelengkan kepalanya melihat Syifa yang tertidur masih mengenakan mukena .
"Syifa , Syifa ayo bangun dulu sebentar."
Haris menepuk pelan bahu Syifa sampi sampai akhirnya Syifa terbangun dari tidurnya.
Syifa membuka matanya dan mengedip - mengedipkan matanya.
"Mas Haris sudah pulang? Maaf ya Mas aku ketiduran."
Syifa kemudian duduk dan melepas mukena lalu menyimpannya.
"Kenapa pintunya nggak dikunci tadi?"
"Astagfirullah, aku benar-benar lupa tadi tuh aku nyiram bunga di depan terus lupa mengunci pintunya. Maaf ya Mas!!!"
Syifa memasang wajah memelas.
"Ya sudah, lain kali harus lebih teliti lagi."
"Iya aku nggak akan lupa lagi pokoknya."
Jawab Syifa sambil tersenyum kecil.
"Kamu mau makan apa malam ini ? Biar saya pesan online saja."
Haris mengeluarkan handphonenya dari dalam saku .
Dengan cepat Syifa menjawab.
"Nggak usah Mas maksudnya nggak usah pesan online karena aku sudah siapin makan malamnya. "
"kyamu masak?"
Hm....
Syifa menganggukkan kepalanya.
"Masya Allah, istri solehah ."
Haris melihat Syifa dia merasa kalau Syifa benar-benar belajar menerima pernikahan Ini. Syifa mulai melakukan tugasnya sebagai istri. walaupun belum sepenuhnya.
"Kalau begitu apa boleh saya makan sekarang , Saya sudah lapar. "
"Iya boleh kok . Ayo mas!"
Syifa berjalan ke dapur lebih dulu, karena Haris masih harus mengganti pakaiannya. Haris memakai celana panjang santai dan baju kaos lengan pendek. Kemudian Haris menyusul Syifa ke dapur.
"Ini mas silahkan dicobain dulu, kalau gak enak gak usah dimakan mas!"
Haris mulai makan makanannya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun Haris langsung memakan habis makanan yang ada di piringnya.
Syifa membulatkan kedua matanya melihat Haris memakan habis makanannya . Nggak nyangka kalau bakal dihabisin. ada rasa puas dan senang tersendiri bagi Syifa.
"Ternyata kamu sangat pandai memasak juga ya . Saya suka masakan kamu. "
"Ah, nggak, aku juga masih belajar memasak."
"Tapi ini beneran enak, saya suka. "
" Alhamdulillah kalau Mas suka . Aku jadi semangat buat belajar masak makanan yang lainnya. "
"Makasih ya sayang karena kamu sudah mau repot menyiapkan semuanya untuk saya."
" Iya Mas, sama-sama. "
Syifa merasa senang dan sedikit gugup saat Haris menyebutnya dengan ucapan sayang , sehingga membuat pipinya sedikit memerah.
Setelah selesai makan Syifa langsung mencuci piring. walaupun hanya ada sedikit piring kotor tapi Syifa tetap mencucinya. Dia teringat dengan kata-kata Haris kemarin kalau tidak baik menyimpan piring kotor di malam hari.
Sedangkan Haris sedang memainkan handphonenya, membalas beberapa pesan masuk , karena sejak sore tadi dia tidak memeriksa ponselnya.
Haris terlalu fokus dengan handphonenya. sampai tidak tahu kalau Syifa sudah selesai mencuci piring.
"Mas, aku ke kamar dulu ya."
"Hmmm Haris menganggukkan kepalanya."
Dan Syifa pun masuk ke dalam kamar meninggalkan Haris yang masih duduk di kursi meja makan.
Di dalam kamar Syifa duduk bersandar di atas ranjang sambil membuka laptopnya, saat sedang memainkan laptopnya tiba-tiba masuk sebuah email yang isinya "Kenapa belum menghubungiku "
Syifa mengerutkan keningnya, dia mencoba mengenali siapa yang mengirim email tersebut.
"Apa mungkin ini email dari Kak Aris? tapi dari mana dia tahu alamat aku? ah sebaiknya aku menghubungi dan menanyakan langsung padanya."
Cekrek.
Haris membuka pintu kamar dan masuk.
"Ehem."
Syifa menoleh melihat Haris masuk ke dalam kamar, Syifa langsung menutup laptopnya.
"Loh kenapa Langsung ditutup?"
"Gak papa mas."
Jawab Syifa.
Haris merasa aneh melihat Syifa seperti itu , 'sebenarnya apa yang ditutupinya dari ku,' gumamnya dalam hati.
"Boleh saya pinjam laptopnya sebentar?"
"Hah ,untuk apa Mas? bukannya Mas Haris punya laptop juga. "
"Ya sudah kalau saya nggak boleh pinjam. sekarang kamu yang buka laptopnya. "
----------------