Demand adalah seorang petarung maniak dan menakutkan di sekolah Giulietta. Pertarungan selalu ada di depan mata, tanpa pandang bulu, hanya ada perkelahian baginya. Sebuah geng ataupun seorang individu, yang kuat ataupun yang lemah, yang memiliki kuasa atau tidak, semuanya akan dimusnahkan.
Rekannya Miller sedang diculik oleh sekelompok geng misterius, tanpa ragu Demand datang seorang diri ke markas geng tersebut. Dalam beberapa saat geng itu dibuatnya tak berkutik dan hancur dikalahkan olehnya.
Namun ternyata seorang wanita cantik terlibat dalam masalah itu dan juga sedang disandera, ia bernama Lasiana. Seorang wanita cantik dengan karakter pemalu dan baik hati itu membuat Demand mengalami cinta pandangan pertamanya. Tapi... siapa sangka hal itu akan membawanya kepada kematian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon M. Novri Al-zanni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah Fakta
Aku menunggu Miller selama hari libur, tapi ia tak kunjung datang juga ke rumahku. Jadi pada akhirnya, aku akan bertemu dengan Miller di sekolah nanti, Miller yang sekarang tidak akan melewati jam pelajaran di kelas kan. Di hari pagi hari Seninnya, aku segera pergi mandi dan bersiap-siap untuk berangkat sekolah.
Sebelum berangkat, aku menemani kakek sarapan di meja makan sambil mengobrol.
"Demand, makanlah yang banyak" ucap kakek sambil terus menerus memberiku lauk yang sangat banyak hingga menumpuk di piringku.
"Ba-baiklah kek, tapi ini terlalu banyak" ucapku karena hampir semua lauk yang di masak kakek diberikan kepadaku.
"Kau sayang kakek kan?" Ucap kakek yang membuatku tidak bisa menolaknya.
"Baiklah kek, akan ku makan" ucapanku sambil melahap semua makanan yang ada.
Dasar kakek, dia mengancam ku dengan kata-kata andalannya. Mana wajah kakek seperti terlihat menyindir begitu lagi, haha. Sepertinya kakek sudah lebih tegar dan merasa lebih baik sekarang. Sepertinya aku sudah membuat pilihan yang tepat di pengulangan kehidupan ketiga ku ini.
Kemudian setelah itu aku membantu kakek sebentar di kebun halaman belakang rumah. Setelah itu aku dan kakek berangkat bersama dan berpisah di sudut jalan karena berbeda tempat tujuan. Aku pamit sambil melambaikan tanganku dari kejauhan, dan aku sudah tidak sabar untuk masuk sekolah.
Suasana sekolah ini memang benar-benar kembali seperti dulu. Banyak anak-anak nakal di sekitarku yang melakukan hal buruk, seperti penindasan, mencorat-coret dan mengotori halaman sekolah, merokok, dan lain-lain. Sepertinya aku harus mengembangkan hal ini semua seperti sebelumnya,tapi saat ini aku harus bertemu dengan Miller terlebih dahulu.
Begitu aku masuk kelas, suasana di kelas masih sangat berisik sekali. Rasanya menyebalkan dan tidak nyaman sekali, karena isi kelasnya terlihat berantakan dan anak-anak tidak duduk di tempatnya. Aku menaruh tas di bangku dan aku tidak melihat Miller di sampingku atau bahkan di dalam kelas.
Ini aneh, kenapa Miller tidak ada di kelas? Seharusnya ia akan datang ke kelas kan? Apa dia terlambat?. Aku menunggu beberapa menit lagi untukmu kedatangan Miller, namun ia tak kunjung datang. Pada akhirnya aku harus membereskan masalah yang ada di kelas ini terlebih dahulu sebelum jam pelajaran di mulai.
Seperti sebelumnya, brak! Aku memukul meja dengan keras dan seketika kelasku menjadi hening.
"Mohon untuk tidak berisik dan rapihkan kelas ini!" Ucapku dengan yang tegas dan seketika membuat mereka semua menurut.
Lagi-lagi ada beberapa anak yang sulit di atur, dan itu adalah anak-anak yang sama seperti di kehidupanku sebelumnya. Mereka adalah anak-anak yang di hajar oleh Miller dinhati pertama kami masuk sekolah. Karena Miller tidak ada di sini, jadi aku harus menyelesaikan masalah ini sendirian.
Aku pergi menghampiri anak-anak nakal itu dan berbicara padanya, "Hei, apakah kalian tidak mendengar aku bicara?" Ucapku dengan wajah datar sambil menatap mereka.
Lalu salah satu anak berbicara padaku dengan wajah tengil, "Kenapa kita harus menurut padamu? Hanya karena kau pentolan di kelas ini? Huh padahal bukan pentolan sekolah tapi kau ... Ohok!"
Aku benci sekali mendengar perkataannya sampai selesai, jadi aku langsung menghajarnya saja tanpa ampun. Melihat salah satu temannya di hajar habis-habisan olehku, teman-temannya segera menjauh dan ikut membantu murid-murid yang sedang membersihkan kelas.
Sepertinya aku terlalu kasar sampai membuatnya pingsan bahkan babak belur seperti ini. Karena ia tak sadarkan diri, jadi aku berinisiatif untuk membawanya ke UKS. Setelah itu kembali ke kelas dan aku melihat kelasku dalam keadaan yang bersih.
Mereka semua duduk di tempat mereka masing-masing dengan rapih. Sebelum guru datang untuk memulai pelajaran, aku berdiri di depan kelas dan memberitahu kepada semua orang untuk memperhatikan guru mereka dengan seksama dan jangan ada yang mengobrol.
"Mohon untuk tidak mengobrol dan berisik. Perhatian guru kalian saat sedang mengajar, dan aku ingin kelas ini menjadi kelas pertama yang berisi anak-anak baik yang dapat diharapkan oleh banyak orang. Sekian!" Ucapku dan setelah itu aku kembali ke bangku dan duduk dengan perasaan tenang tanpa kebisingan.
Tapi Miller tak kunjung datang ke kelas bahkan ketika guru sudah masuk dan memulai pelajaran. Ini aneh, apakah Miller berniat bolos kelas? Tapi jika iya apakah ada hal mendesak yang harus ia lakukan?. Bahkan sampai waktu istirahat tiba, Miller tidak kembali ke kelasnya.
Kemudian akhirnya aku bertanya kepada salah satu murid di kelas, "Hei, apakah kalian tahu Miller saat ini ada dimana?" Ucapku dengan sopan dan mereka benar-benar terkejut melihat diriku yang berbeda dari biasanya.
Sepertinya aku sendiri belum terbiasa dengan situasi ini, dimana saat mereka terkejut melihatku menjadi orang baik.
"Ti-tidak tahu, maaf" ucapnya sambil menundukkan kepala karena takut padaku.
Aku menepuk pundaknya lalu berkata, "tidak perlu meminta maaf, kita adalah teman. Asal kalian berlaku baik dan tidak nakal lagi, aku akan memperlakukan kalian dengan baik juga" ucapanku sambil tersenyum ramah kepada mereka semua dan itu membuat mereka menjadi sedikit tenang.
Kemudian salah satu temannya berbicara, "Mungkin, sepertinya dia sedang tidur di gudang belakang sekolah" ucapnya yang membuatku cukup terkejut.
Aku baru ingat kalau dahulu Miller tidak pernah pulang ke rumahnya dan selalu tidur dimana saja. Yang paling sering ia jadikan sebagai rumah dan tempat untuk beristirahat adalah di sekolah, tepatnya di gudang belakang sekolah. Aku berterima kasih kepada mereka dan segera berlari menuju gudang yang ada di belakang sekolah.
Kriettt! Aku membuka pintu gudang yang sudah berkarat dan kesat itu. Aku melihat Miller sedang terbaring di atas tumpukan kardus-kardus yang sudah di lipat. Aku menghampirinya dan sepertinya dia sedang tertidur dengan pulas disini.
Aku berpikir apa yang dia lakukan disini? Ini tidak seperti Miller yang sebelumnya. Kemudian aku terpaksa untuk membangunkan Miller dari tidurnya yang nyenyak. Dia langsung bangun dengan tegak dan turun dari tempat tidurnya atau tumpukan kardus.
"Ada apa Demand? Apa kau butuh sesuatu?" Ucap Miller yang terlihat masih mengantuk dan bahkan ia masih menguap dengan lebar.
"Hmm ... Kenapa kau tidak kembali ke kelas tadi pagi? Jangan bilang kau ingin bolos dan melupakan tujuan kita, haha!" Ucapku dengan sedikit candaan kecil.
"Aku malas dan apa hubungan tujuan kita dengan bolos sekolah?. Kenapa harus masuk kelas kalau tujuan kita untuk menguasai sekolah ini?" Ucapnya dengan heran sambil menggaruk-garuk kepalanya.
Mendengar ucapannya aku benar-benar terkejut dan seketika aku terdiam sejenak. Pikiranku di penuhi dengan berbagai pertanyaan saat ini. Aku berpikir apa-apaan ini? Apa yang terjadi padanya? Apakah dia sedang bergurau atau menjahiliku?.
Tujuan kita, yaitu tujuan untuk menciptakan sekolah ini menjadi sekolah yang berisi murid-murid baik dan menghilangkan semua sifat murid-murid nakal. Tunggu sebentar, tiba-tiba aku baru saja terpikirkan sesuatu yang menurutku sangat masuk akal.
Apakah Miller yang saat ini adalah Miller yang asli?!. Maksudku adalah Miller yang ada dihadapanku adalah Miller yang tidak mengulang kehidupan, yang artinya dia adalah Miller yang ku kenal saat di kehidupan pertamaku. Apakah itu pemikiran ku benar? Tapi jika dilihat dari sifatnya dan mengapa dia tidak datang ke rumahku saat hari libur.
Itu artinya Miller yang saat ini ada di hadapanku adalah Miller yang asli, Miller yang sama seperti yang ada di kehidupanku yang pertama. Bukan Miller yang ada di kehidupanku yang kedua, yang dimana Miller mengulang waktu bersamaku.
Tapi sebenarnya apa yang terjadi?! Bukankah jika mengulang waktu, itu artinya aku mengulang waktu di kehidupanku yang kedua?. Seperti saat aku mengulang waktu pertama kalinya. Jadi ... Mungkinkah Miller tidak mengulang waktu karena ia tidak mati?.
Itu artinya Miller yang ada di kehidupan kedua masih terus hidup dan menjalani kehidupannya karena ia tidak mengulang waktu bersamaku di kehidupan ketiga ini. Aku mulai mengerti sekarang, mengapa Miller yang saat ini bersamaku tidak tahu tujuan baru kita.
Kalau begitu aku akan merubahnya dan dia pasti akan dengan senang hati menuruti perkataanku. Dia adalah orang yang sangat nurut dengan semua perkataanku. Jadi ... Intinya di kehidupan ini hanya ada aku satu-satunya orang yang mengulang kehidupan di kehidupan ketiga ini.