Rachel, seorang CEO muda yang sukses, hidup di dunia bisnis yang gemerlap dan penuh tekanan. Di balik kesuksesannya, ia menyimpan rahasia besar—ia hamil dari hubungan singkat dengan mantan kekasihnya, David, yang juga merupakan pengusaha terkenal. Tak ingin skandal mengancam reputasinya, Rachel memutuskan untuk menghilang, meninggalkan kariernya dan kehidupan glamor di kota besar. Ia memulai hidup baru di tempat terpencil, bertekad untuk membesarkan anaknya sendiri, jauh dari perhatian publik.
Namun, anaknya, Leo, tumbuh menjadi anak yang luar biasa cerdas—seorang jenius di bidang sains dan matematika. Dengan kecerdasan yang melampaui usianya, Leo kerap membuat Rachel terkejut sekaligus bangga. Di usia muda, Leo mulai mempertanyakan asal-usulnya dan mengapa mereka hidup dalam kesederhanaan, jauh dari kenyamanan yang seharusnya bisa mereka nikmati. Ketika Leo secara tak sengaja bertemu dengan David di sebuah kompetisi sains, masa lalu yang Rachel coba tinggalkan mulai terkuak, membawa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjar Sidik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20: Jerat Bayangan
Setelah mereka terjebak di ruangan tanpa jalan keluar, David, Leo, dan Andrew berusaha menenangkan diri. Situasi semakin mencekam, apalagi setelah menyadari betapa lihainya Bayangan dalam mengatur rencana. Lampu yang remang-remang dan keheningan menambah ketegangan yang nyaris mencekik.
---
Ketakutan yang Mulai Merasuk
Andrew mencoba meraba-raba dinding, mencari celah yang mungkin tersembunyi. "Kita harus tetap tenang. Ada cara untuk keluar dari sini. Selalu ada," ucapnya dengan suara yang berusaha terdengar meyakinkan.
David memandang Leo dengan penuh rasa bersalah. "Leo, aku tidak pernah ingin melibatkanmu sejauh ini. Maafkan Papa. Papa gagal melindungi kita."
Leo menggeleng. "Papa, aku tahu risikonya. Aku yang memilih untuk ada di sini. Aku akan melindungi keluarga kita, seberapa pun berbahayanya." Suara Leo bergetar, tapi sorot matanya memperlihatkan keteguhan hati.
---
Bayangan Muncul Lagi
Di saat mereka mencoba menyusun rencana, layar monitor besar yang terpasang di sudut ruangan menyala. Wajah Bayangan muncul dengan senyuman tipis yang penuh ejekan.
"Aku salut pada kalian, terutama pada si kecil Leo. Kau benar-benar cerdas, anak muda," ucap Bayangan dengan nada meremehkan. "Sayangnya, kepintaranmu tak akan cukup untuk melawan kekuatan dan pengaruhku."
Leo membalas tatapan Bayangan dengan mata berkilat. "Aku tidak akan berhenti sampai menemukan kelemahanmu. Setiap orang pasti punya celah, bahkan kamu!"
Bayangan tertawa, suaranya rendah dan menakutkan. "Leo, anak kecil sepertimu tak paham apa pun soal permainan ini. Hidup ini adalah dunia yang keras, dan hanya yang terkuat yang bertahan."
David mengepalkan tangan, menahan amarah. "Bayangan, tinggalkan keluargaku. Ambil semua yang kau inginkan dariku, tapi jangan libatkan Leo!"
Bayangan mendengus. "Teruslah bermimpi, David. Hidupmu dan seluruh keluargamu sekarang adalah milikku. Aku akan mengatur permainan ini sesuka hatiku."
---
Mencari Jalan Keluar
Setelah layar mati, Leo mengalihkan pandangan ke ayahnya dan Andrew. "Ada satu cara. Kalau kita bisa mengakses jaringan yang terhubung ke sistem gedung ini, mungkin kita bisa membuka pintu otomatis."
Andrew berpikir sejenak. "Aku membawa alat hacking sederhana. Tapi kita harus menemukan port akses di sekitar sini."
Leo langsung mendekati panel dinding dan mulai memeriksa setiap sambungan. Dalam waktu singkat, dia berhasil menemukan port yang tersembunyi. "Papa, beri aku waktu beberapa menit. Aku bisa mencoba membuka sistem ini."
David menatap anaknya dengan bangga sekaligus khawatir. "Leo, hati-hati. Bayangan pasti sudah menyiapkan jebakan di setiap langkah kita."
Leo tersenyum tipis. "Percayalah, Pa. Aku tahu apa yang aku lakukan."
---
Perang Psikologis dan Ketegangan Memuncak
Saat Leo mulai mengakses jaringan, tiba-tiba terdengar suara ledakan kecil di luar ruangan. Mereka bertiga saling pandang dengan cemas.
David berbisik, "Itu pasti anak buah Bayangan. Mereka mencoba memaksa kita keluar dari sini."
Andrew menggenggam bahu David. "Kita harus mempercayai Leo. Dia satu-satunya harapan kita sekarang."
Suasana semakin mencekam. Setiap detik terasa seperti menit. Ketegangan semakin terasa saat suara langkah kaki mulai terdengar mendekat. Pintu di luar mulai terdengar digedor dari arah luar.
Leo, dengan jemarinya yang cekatan, terus mengetik di layar laptopnya. "Sedikit lagi… hanya butuh beberapa detik."
Tiba-tiba, suara Bayangan muncul dari pengeras suara di ruangan itu. "Apa kalian pikir bisa lari dari sini? Aku akan memberikan kalian satu pilihan terakhir: serahkan Leo, dan aku akan membiarkan kalian hidup."
David tak bisa menahan emosinya lagi. "Kau pengecut! Hanya bisa mengancam dari balik layar! Jika kau punya nyali, hadapilah kami secara langsung!"
Bayangan tertawa lagi, kali ini lebih dingin. "Kau masih tidak mengerti, David. Ini bukan soal nyali, ini soal kendali. Dan aku selalu ada di atas kendali permainan ini."
---
Keberhasilan yang Tertunda
Dengan usaha maksimal, Leo akhirnya berhasil mengakses sistem. Pintu perlahan terbuka, dan mereka bertiga segera keluar dengan cepat sebelum Bayangan menyadari. Mereka berlari melalui lorong-lorong gedung yang gelap, mencoba menemukan jalan keluar.
Namun, di tengah perjalanan, mereka dihadang oleh dua anak buah Bayangan yang sudah bersiap. David dan Andrew bertukar pandang, lalu tanpa ragu, mereka melawan dengan kekuatan penuh.
"Leo, lari! Cari jalan keluar!" teriak David sambil menahan salah satu lawan.
Leo menatap ayahnya dengan mata berkaca-kaca. "Papa…"
"Tidak ada waktu untuk ragu, Leo! Cepat pergi!" desak David.
Akhirnya, Leo berlari meninggalkan ayahnya dan Andrew yang terus bertarung. Suara bentrokan dan teriakan terdengar menggema di lorong, membuat hati Leo berdebar keras. Namun, ia tahu ini adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan mereka semua.
---
Pertarungan yang Belum Berakhir
Leo akhirnya berhasil mencapai pintu keluar dan melarikan diri ke jalanan. Namun, ketika ia berpikir bahwa ia aman, sebuah mobil hitam tiba-tiba berhenti tepat di depannya. Pintu mobil terbuka, dan seorang pria dengan tatapan tajam turun dari mobil.
"Leo," ucap pria itu dengan suara dingin. "Permainan belum selesai. Kau harus ikut denganku."
Leo terjebak. Tanpa jalan keluar, ia hanya bisa menatap pria itu dengan ketakutan dan ketegangan memenuhi seluruh tubuhnya.
Akankah Leo selamat dari ancaman baru ini? Dan bagaimana nasib David serta Andrew di tangan Bayangan?