NovelToon NovelToon
Cahaya Untuk Zeyyan

Cahaya Untuk Zeyyan

Status: sedang berlangsung
Genre:Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:17k
Nilai: 5
Nama Author: Aryani

Cahaya adalah gadis yatim piatu yang memiliki adik perempuan bernama Syila, mereka di rawat oleh pamannya setelah kedua orang tuanya meninggal. Cahaya berjanji kepada adiknya untuk terus bersamanya, bahkan jika ia dijodohkan pun akan berusaha melawan.

Suatu ketika pamannya sedang dililit hutang dan tidak mampu membayarnya, akhirnya Cahaya yang di jadikan tebusan hutang tersebut. Ia dijodohkan dengan Zeyyan yang memiliki cacat fisik yaitu kelumpuhan, serta bersifat dingin. Syila sangat kecewa karena Cahaya mengingkari janjinya.

Cahaya mencoba untuk tetap tegar menerima kenyataan ini dan bersikap baik serta sabar, ia berharap suaminya bisa mengizinkan adiknya tinggal bersamanya, agar ia bisa memenuhi janjinya. Zeyyan sedikit terempati setelah tahu latar belakang kehidupan Cahaya, dan juga karena kesabarannya untuk mengurus dirinya.

Namun suatu hari, tunangan Zeyyan hadir kembali setelah menghianatinya dan membuatnya terpuruk selama ini dan berusaha merusak rumah tangga mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aryani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Redup seketika

Seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, Riana meluangkan waktunya agar ia bisa mengobrol bersama putranya, karena itu ia pulang lebih awal dari kantor. Kini Ia sudah berada di dapur  untuk memasak makanan kesukaan putranya.

"Mama, sudah pulang?"

"Iya, Sayang. Ini mama masakin ayam kecap buat kamu, nanti kita makan bersama ya, sebentar lagi matang." Jawab Riana lembut sambil tersenyum kepada Zeyyan.

"Iya, Ma." Kata Zeyyan, kemudian menunggu disana sambil bermain ponsel.

"Cahaya dimana, tumben belum kelihatan?" Tanya Riana sambil fokus  mengaduk ayam kecap diwajan.

"Tidur." Jawab Zeyyan singkat sambil fokus memainkan ponselnya.

"Tidur? Kok tumben." Kata Riana heran sambil memindahkan ayam kecap kepiring.

"Ini dia sudah matang." Kata Riana sambil meletakkan sepiring ayam kecap yang baru saja matang didepan Zeyyan, dengan tampilan dan aroma yang begitu menggoda tentunya.

"Wah enak tuh." Kata Endra tiba-tiba muncul dan hendak mengambil sepiring ayam kecap yang di depan Zeyyan, namun piringnya digeser oleh Zeyyan.

"Pelit ya sama papanya sendiri." Kata Endra sambil duduk disamping Zeyyan, sedangkan Zeyyan sendiri hanya diam dan tidak mempedulikan ayahnya.

Riana tersenyum senang melihatnya meski tidak sehangat dulu.

"Cahaya dimana, kok gak kelihatan?" Tanya Endra.

"Tidur." Jawab Zeyyan datar.

#

Cahaya mengejapkan matanya kemudian melihat jam diponselnya.

"Astaghfirulloh, sudah sore." Ucap Cahaya terkejut dan segera bangkit dari sofa dan bergegas pergi ke kamar.

Tok tok tok

Cahaya mengetuk pintu kamar suaminya.

"Apa kamu sudah bangun?" Tanya Cahaya.

Hening, tidak ada jawaban.

Cahaya pun membuka pintunya dan melihat sekeliling kamar, ia tak mendapati suaminya disana, kemudian mengeceknya di kamar mandi, dan tidak ada juga disana. Ia segera mencarinya keluar, samar-samar ia mendengar suara ayah dan ibu mertuanya dari dapur, ia pun segera mengeceknya kesana, dan benar saja suaminya ada bersama kedua orang tuanya. Cahaya melihatnya dari jauh jika mereka terlihat sudah mulai akrab, rasa rindu kepada kedua orang tuanya pun kembali hadir, ia membiarkannya saja dan memilih kembali ke kamar.

Sesampainya dikamar ia duduk disofa dan mengambil ponselnya.

"Syila sudah pulang belum ya." Kata Cahaya sambil mengotak-atik ponselnya.

#

"Kenapa tidak dibangunkan untuk makan bersama?" Tanya Endra sambil mengambil piring, namun Zeyyan hanya diam saja.

Sedangkan Endra melihat kearah istrinya seakan bertanya sesuatu, dan Riana mengisyaratkan untuk diam saja sambil menunjuk Zeyyan yang sedang asik makan ayam kecap.

"Ayam kecapnya enak gak?" Tanya Endra.

"Hmm." Jawab Zeyyan sambil asik menikmati ayam kecap buatan ibunya.

"Kalau enak bagi-bagi dong!" Kata Endra.

Setelah mendengar perkataan ayahnya, Zeyyan mengambilkan sepotong ayam kecap yang diletakkan kepiring ibunya lebih dulu, kemudian kepiring ayahnya.

"Terima kasih sayang." Ucap Riana sambil tersenyum senang karena sikap putranya itu.

"Eh, kok diambil lagi?" Tanya Endra heran kepada putranya, karena piringnya ditarik lagi oleh Zeyyan.

"Papa selalu bilang, jika diberi sesuatu harus bilang apa." Kata Zeyyan datar sambil melihat ayahnya sebentar.

"Hmm iya, coba diulang lagi!" Kata Endra mengerti yang dimaksud putranya. Sedangkan Zeyyan kembali memberikan piring milik ayahnya yang berisi sepotong ayam kecap.

"Terima kasih." Ucap Endra sambil tersenyum.

"Hihihi." Riana tertawa kecil melihat tingkah suami dan putranya itu.

"Papa mau tanya sesuatu." Kata Endra serius.

"Apa kamu masih belum melupakan Maria?" Tanya Endra serius kepada putranya, namun tidak dijawab.

"Lupakan dia! Terus-terusan menyimpan dendam itu tidak baik." Kata Endra setelah beberapa saat terdiam.

"Coba lihat mamamu, dia ikut terkena dampaknya karena perubahan sikapmu." Lanjut Endra sambil menunjuk istrinya.

"Iya, Pa." Kata Zeyyan.

"Iya, Zey. Jangan seperti ini terus, mama rindu diri kamu yang dulu." Kata Riana lembut sambil mengusap lembut bahu putranya.

"Iya, Ma. Zeyyan minta maaf." Ucap Zeyyan lembut sambil meraih tangan Riana yang masih berada di bahunya.

"Iya, tidak apa-apa." Kata Riana sambil tersenyum haru.

.....

Syila sedang bersiap-siap untuk pulang setelah seharian bekerja, tak ada rasa lelah yang terlihat darinya, hanya senyuman bahagia yang tergambar dari gadis manis itu. Saat akan melangkahkan kakinya kejalan raya, tiba-tiba ada seseorang yang memanggilnya.

"Syila, kamu mau pulang?" Tanya Reza sambil menghentikan motornya.

"Eh, Kak Reza. Iya, Kak." Jawab Syila sambil tersenyum.

"Mau aku antar?" Tanya Reza menawarkan tumpangan untuk Syila.

"Tidak usah, Kak. Terima kasih, rumahku tidak jauh dari sini." Jawab Syila menolaknya dengan baik, sambil tersenyum.

"Apa kata bibi nanti kalau aku pulang diantar sama cowok, bisa-bisa aku dinikahkan sekalian." Kata Syila didalam hati.

"Tapi gak apa-apa sih kalo sama kak Reza, hehehe." Kata Syila didalam hati terkekeh sendiri.

"Ya sudah, hati-hati ya." Kata Reza sambil tersenyum.

"Iya, Kak." Kata Syila sambil tersenyum, kemudian segera membalikkan badannya dan pergi dari sana dengan langkah cepat, agar Reza tidak tahu jika dirinya sedang salah tingkah.

"Sama persis seperti Rara. Seandainya Rara masih hidup, mereka pasti seperti anak kembar." Kata Reza didalam hati sambil menatap kepergian Syila hingga tidak terlihat dari pandangannya.

#

Tak henti-hentinya Syila tersenyum sambil menikmati perjalanannya, pertama kalinya ia mendapat perhatian dari seorang laki-laki, tiba-tiba saja ponselnya berdering. Tertera nama kak Aya yang meneleponnya, ia pun segera mengangkatnya.

"Halo, Kak. Assalamualaikum." Sapa Syila ramah.

"Waalaikumsalam. Kamu sudah pulang Syi?" Tanya Cahaya dari telepon.

"Udah, Kak. Ini lagi dijalan." Jawab Syila sambil terus berjalan dengan langkah pelan.

"Gak capek jalan kaki?" Tanya Cahaya.

"Gak, Kak. Saking senangnya capeknya gak terasa. Hehe." Jawab Syila sambil tersenyum nyengir.

"Emang lagi seneng kenapa?" Tanya Cahaya penasaran.

"Kalau aku kasih tahu, pasti diomeli." Kata Syila didalam hati.

"Aku kesepian kalau dirumah, trus tadi aku ditawari untuk ikut di mes sama temen aku. Jadi aku akan tinggal di mes aja sama temen-temen aku biar gak kesepian, Kak." Jawab Syila.

"Em, gitu. Ya udah, terserah kamu aja  pesen kakak hati-hati, jaga diri dengan baik dan jangan temenan sama cowok ya." Kata Cahaya yang terus menasehati adiknya agar berhati-hati, karena dirinya jauh dari adiknya, terlebih dia tahu jika adiknya masih sangat polos.

"Iya, Kak. Aku akan inggat semua pesan kakak." Kata Syila mengiyakan nasehat dari kakaknya tanpa protes.

"Ya udah, hati-hati dijalan, assalamualaikum." Ucap Cahaya.

"Iya, Kak. Waalaikumsalam." Ucap Syila kemudian memutus panggilannya dan kembali melanjutkan perjalanannya.

....

Setelah makan Zeyyan pergi melihat Cahaya yang tadi tidur disofa ruang keluarga, namun sudah tidak ada disana. Zeyyan pun terus menggerakkan kursi rodanya menuju kamar, saat akan membuka pintu samar-samar ia mendengar Cahaya sedang menelepon seseorang, Zeyyan pun diam didepan pintu menguping pembicaraan istrinya.

"Em, gitu. Ya udah, terserah kamu aja  pesen kakak hati-hati, jaga diri dengan baik dan jangan temenan sama cowok ya."

"Ya udah, hati-hati dijalan, assalamualaikum."

"Syila itu adiknya." Kata Zeyyan didalam hati.

Setelah tidak ada suara dari Cahaya yang berada didalam kamar, Zeyyan membuka pintunya.

"Aku sudah makan, akan mandi, pergilah!" Kata Zeyyan datar.

"Iya." Kata Cahaya sambil berdiri, kemudian berjalan sambil menunduk pergi keluar kamar.

"Raut wajahnya terlihat sedih, aku jadi penasaran." Kata Zeyyan didalam hati.

....

Syila sudah sampai dirumah dengan perasaan gembira dia membuka pintu.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, kucing kecil. Baru pulang."

"Bang Feri."

"Surprise."

Seketika raut wajah Syila berubah drastis, seakan lampu yang menyala terang, kini redup seketika saat melihat orang yang ada dihadapannya.

Bersambung......

1
Mira Nadiyah
ini kapan update nya lama banget ya
🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳🏡 ⃝⃯᷵Ꭲᶬ☠ᵏᵋᶜᶟɳҽ♋Ꮶ͢ᮉ᳟
semoga Reni tak membully syila
Ade Diah
karyanya bagus, semoga dapat pembaca yang lebih banyak lagi, aamiin
Ade Diah
Luar biasa
Ade Diah
hai kak, udah ketemu menarik semoga terus berjodoh.
🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳🏡 ⃝⃯᷵Ꭲᶬ☠ᵏᵋᶜᶟɳҽ♋Ꮶ͢ᮉ᳟
bawa aja syi gak enak kan udah dikasih
Yus Wirda
ceritanya bagus
🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳🏡 ⃝⃯᷵Ꭲᶬ☠ᵏᵋᶜᶟɳҽ♋Ꮶ͢ᮉ᳟
su'udzon dluan si zeyyan
🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳🏡 ⃝⃯᷵Ꭲᶬ☠ᵏᵋᶜᶟɳҽ♋Ꮶ͢ᮉ᳟
awal bab menarik
alifahnabilah
lucu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!