Cerita ini mengisahkan tentang perjuangan pemuda berusia 15 tahun yang mempunyai bakat bermain pedang dan ilmu bela diri yang cukup tinggi dalam menyelamatkan desanya dari penindasan oknum tak bertanggung jawab. Setelah berhasil mendapatkan kebebasan untuk desanya, satu persatu fakta keluarganya terkuak. Dia juga menyadari bahwa Alavarez yang merupakan kepala keluarganya telah di sekap oleh oknum bernama Fikron untuk di jadikan tahanannya. Tidak ada yang tau dimana Fikron mengurung Alarez, bahkan Mijay dan Altan yang menyamar sebagai anak buah Fikron saja masih belum bisa menemukan keberadaan Alvarez. Zafer pemuda 15 tahun itu memutuskan untuk memulai misi penyelamatan Alvarez, dan bersiasat menghabisi rekan-rekan Fikron yang berada di Abu Dhabi dan Oman.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Tiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
C27 : DAPUR KANTIN
...𖣁 ࣪࣪ἨΛⱣⱣὙ ᖇ𝚬Λ𝐃𝐥ṆԌ 𖣁...
Di kampus. Jay datang menggunakan mobil sewaan miliknya. Kehadiran Jay lagi dan lagi membuat gempar khususnya para gadis di sana. Mehra merupakan gadis yang kemarin menghampiri Jay juga menyaksikan kehadiran Jay di kampusnya.
"Hai tampan. Boleh aku meminta nomor mu, " ucap para gadis-gadis yang berbondong-bondong menghampiri Jay untuk meminta nomor ponsel nya. Namun Jay menolak memberikan nomor ponsel nya dan pergi menjauh dari kerumunan gadis-gadis yang mengerumuninya.
"Di mana Zehra, " batin Jay yang terus mencari seseorang.
"Hai sayang, " sapa Mehra. "Kau mencari ku?"
"Kau lagi kau lagi. Apakah tidak ada pria lain yang bisa kau ajak berkenalan selain diriku?"
"Semua pria di sini aku sudah mengenal mereka. Tapi aku belum mengenal mu, "
"Nama ku Jay. Apa itu sudah cukup membuat mu mengenalku?"
"Tidak. Aku ingin berkenalan dengan mu jauh lebih dalam. Misalnya berkencan di ranjang bersama mu, " bisik Mehra secara sensual pada Jay. Hal itu tidak membuat Jay terangsang melainkan risih dan merasa jijik.
"Menjauh dariku, " ucap Jay menepis Mehra dari hadapannya.
"Untuk berkenalan dengan ku saja kau tidak pantas. Apalagi tidur dengan ku. Jangan pernah berharap aku akan mau tidur dengan jalang murahan seperti mu, " ucap Jay yang kemudian pergi meninggalkan Mehra.
"Beraninya pria itu. Awas saja Jay. Suatu saat nanti aku pasti akan mendapatkan mu, " ketus mehra.
Sementara itu Jay yang tak kunjung menemukan Zehra pasrah dan memilih untuk masuk kelas sendirian. Rupanya Zehra sedang berada di kelas membaca buku. Jay yang kelelahan mencarinya sedikit kesal melihat orang yang dia cari sedang duduk santai di dalam kelas.
"Bagus, " ucap Jay yang langsung duduk di samping Zehra.
"Jay. Kau seda-"
"Ah ya ampun. Aku lupa. Maaf Jay. Aku lupa kalau hari ini kau akan mulai kuliah di sini, "
"Jadi itu sebabnya kau tidak menungguku di parkiran tadi?"
"Hum, " jawab Zehra mengangguk dengan wajah penuh penyesalan.
"Ah sudahlah. Lupakan, "
"Jay, "
"Apa?"
"Apa kau marah?"
"Untuk apa aku marah hanya karena masalah sepele?" Zehra tersenyum saat tau Jay tidak marah padanya. Kelas pun di mulai. Jay juga berkenalan dengan semua siswa di sana. Walau Jay hanya sedang berpura-pura menjadi mahasiswa di sana, tetap saja dia menjawab dan mengerjakan soal-soalan dengan benar. Hal itu membuat Zehra kagum pada kepintaran otak Jay yang jauh lebih pintar darinya. Saat jam istirahat, Jay mengajak Zehra untuk makan di kantin.
"Ayok ke kantin, "
"Em tidak Jay, "
"Apa kau tidak lapar?"
"Aku sudah bawa bekal sendiri dari rumah, "
"Ya sudah. Kita makan di kantin. Kau makan bekal mu. Aku akan membeli makanan di kantin, "
"Eh jangan, " ucap Zehra yang menarik tangan Jay.
"Ada apa?"
"Ikut aku, " Zehra mengajak Jay ke suatu tempat. Zehra membawa Jay ke dapur kantin dan mengintip proses pengolahan makanan di sana.
"Kau lihat itu. Semua makanan yang ada di etalase adalah makanan-makanan yang sudah di suntikan obat-obatan terlarang. Dari sini lah awal kecanduan obat-obatan terlarang itu, "
"Kau pernah makan di sini?"
"Iya, "
"Lalu kau-"
"Iya aku sempat kecanduan obat-obatan itu. Tapi kakak ipar ku kak Issam membawa ke rumah sakit terkenal di Eropa. Aku menjalani banyak perawatan mulai dari pemeriksaan, detoksifikasi, dan yang terakhir stabilisasi, "
"Jay jika kau memang ingin menyelamatkan generasi muda di kota ini, itu tidak mudah. Mungkin kau bisa mengayomi mereka untuk tidak lagi mengkonsumsi obat-obatan tersebut. Tapi.. Bagaimana dengan efek dari kecanduan itu?"
"Aku tau Zehra. Aku sudah berbicara pada paman ku. Setelah mendapat izin. Polisi tim khusus dari Dubai beserta ratusan dokter spesialis adiksi dari berbagai negara akan di kirim ke kota ini. Tapi itu membutuhkan waktu yang cukup lama, " setelah berbincang mereka kemudian pergi sebelum ada yang mengetahui keberadaan mereka.
"Kau lapar?"
"Sedikit, "
"Ya sudah. Makan saja bekal ku, "
"Tidak usah. Itu kan bekal mu. Aku akan menghubungi Altan untuk mengantarkan ku makan siang, " Jay kemudian mengambil ponselnya dan menghubungi Altan. Namun karena Altan masih merajuk pada Jay, dia tidak mau mengangkat panggilan itu. Jay juga menelfon orang rumah, namun karena Zafer, Veyna, dan rekan-rekannya sedang menggali informasi mengenai Ghani dan Carlos. Altan di minta tetap di rumah untuk terus mengawasi Eshma yang saat ini mereka sekap.
"Bagaimana?"
"Tidak ada yang mengangkat, "
"Kau yakin tidak mau makan bekal ku?" Jay ingin menolak tapi perutnya juga begitu lapar. Jay tidak bisa telat makan. Jay mempunyai sedikit penyakit serangan panik, yang akan kumat jika dia merasa emosi, lapar, dan lupa. Jay akhirnya mau memakan bekal milik Zehra, namun dia tidak enak jika memakannya sendiri. Jay mengajak Zehra makan bersama di halaman kampus. Melihat kedekatan Jay dan Zehra, membuat Evan pria populer dan kaya raya di kampus itu cemburu. Evan sudah lama jatuh cinta pada Zehra, namun sayangnya Zehra menolak karena Evan di kenal sebagai pria sombong yang kecanduan seks bebas.
"Apa kau yang bernama Jay?" Tanya salah satu mahasiswa yang tiba-tiba menghampiri mereka.
"Iya. Kenapa?"
"Rektor kampus memanggilmu. Katanya tuan Ghani ingin bertemu dengan mu, " mendengar itu sontak membuat Jay terkejut. Apakah rektor kampus sudah mengkhianati nya dengan melaporkan kehadiran Jay di kampus itu.
"Jay aku ikut, "
"Tidak Zehra. Aku takut terjadi sesuatu pada mu nanti, " Jay pun pergi menemui Ghani di ruangan rektor kampus sendiri. Setibanya di ruangan rektor kampus, Jay melihat Ghani yang duduk di atas kuris roda sambil membelakanginya. Sedikit informasi, karena insiden kecelakaan yang menimpa Ghani 3 tahun silam membuat dia mengalami lumpuh total di kakinya. Itu sebabnya dia hanya mengandalkan kursi roda untuk berjalan.
"Jadi kau yang bernama Jay?" Ucap Ghani.
"Iya tuan, " jawab Jay pelan. Dia juga menatap tajam ke arah sektor kampus, dan di sini rektor kampus hanya menggeleng-geleng pelan kepalanya karena kehadiran Ghani dia tidak di ketahui sama sekali.
"Aku sedikit kecewa dengan rektor kampus ini karena tidak melaporkan adanya mahasiswa baru yang masuk ke kampus ku tanpa seizin diriku, "
"Untung saja aku punya informan di kampus ini dan memberitahukan tentang diri mu, "
"Maaf tuan, "
"Maaf? Maaf saja tidak cukup untuk menghilangkan kekesalan ku Jay, " ucap Ghani yang kemudian membalikkan badannya menghadap Jay. Raut wajah Ghani seketika berubah menjadi keheranan saat melihat Jay. Dia yang tadinya begitu marah malah tidak jadi ketika melihat Jay.
"Vi-vijay?" Ucap Ghani yang menyebut Jay sebagai Vijay.
"Vijay?" Batin Jay.
"Kau masih hidup Vijay? Kau... Pak. Kenapa kau tidak bilang kalau yang menjadi mahasiswa baru ini adalah Vijay sahabat masa kecil ku, " ucap Ghani. Mendengar itu tentu membuat Jay sedikit bingung. Ia sadar bahwa wajah nya memang mirip dengan mendiang pamannya Vijay Bagaskara, kakak pertama dari ibunya. Namun hal yang tidak Jay ketahui bahwa Ghani rupanya mempunya hubungan pertemanan dengan mendiang pamannya itu.