Kisah masa lalu Ayahnya juga Bundanya terlalu membekas hingga Intan tak bisa percaya pada Cinta dan kesetiaan.
Baginya Kesetiaan adalah hal yang langka yang sudah hilang di muka bumi.
Keputusannya untuk menikah hanya untuk menyelamatkan perusahaan dan menghibur orang tuanya saja.
Jodohpun sama-sama mempertemukan dirinya dengan orang yang sama-sama tak mempercayai Cinta.
Bagaimanakah kisah selanjutnya?
Akan kah Dia mempercayai Cinta dan Kesetiaan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saling meyakinkan keluarga
Seperti sedang di sidang oleh hakim, gambaran Intan saat duduk di depan kedua orang tuanya, bagaimana tidak setelah kepergian Reihan saat ini Intan sedang berhadapan dengan orang tuanya yang memandangnya dengan penuh intimidasi.
"Kak..." Masih dengan suara lembut Bundanya yang selalu di rindukan namun sayang Intan masih melalui tentang keberanian Reihan tadi saat mengungkapkan keinginan untuk menikahi dirinya.
"Kak... Astaghfirullah...!!! " Bunda Mutia menaikkan suaranya namun masih belum menyadarkan Intan dari lamunannya, bagaimana besok dirinya akan melewati hari ini dan seterusnya pikir Intan mulai meragu.
"Kakak...!! " Panggilan terakhir Bunda Mutia untuk Intan, lalu Intan pun terkejut langsung memandang Bundanya tanpa merasa bersalah.
"Ya Bun...kenapa bun??? " kata Intan.
"Jujur sama bunda!!! kamu gak hamil di luar nikah kan??? Kamu tiba-tiba mau menikah setelah lamaran banyak yang kamu tolak tapi kamu tidak hamil duluan kan??? " Tanya Bunda sambil berderai air matanya namun sorot mata tajam menghunus ke Intan.
"Astaghfirullah... Bun... kamu kok nanyanya gitu sih?? "Ayah Arsya terkejut, bagaimana mungkin Kak Intan memiliki sikap seperti itu pikirnya.
"Bunda masih tidak percaya Yah, kenapa Kak Intan yang kemarin-kemarin kita tawari menikah tidak mau dan sekarang mendadak mau menikah, lalu maaf dengan Reihan, kita tau kan bagaimana sikap Reihan yang arogan di dunia bisnis... Mungkin sikapnya jauh di bandingkan dengan Divo yang terakhir melamar kak Intan Yah... Bunda juga tak mau jika Kak Intan sembarangan memilih suami... "Terang Bunda Mutia khawatir, karena masa lalu mantan suaminya dulu jangan sampai terulang kembali pada Intan.
"Bunda tenang saja... Intan aman Kok... sepertinya kita juga tidak boleh melihat orang dari penampilan luar saja kan bun??? Ekhm... Mas Reihan orangnya tidak se arogan yang di lihat orang banyak, dia bahkan sangat sayang pada keluarganya... ehm terutama Eyangnya..." Karang Intan beralasan agar Bunda nya tidak khawatir, meski dalam hati dirinya mengumpat karena harus memuji-muji Reihan bahkan membela si arogan itu.
"Kamu yakin Kak?? " Tanya Ayah Arsya lagi, sedikitnya Ayah Arsya tau latar belakang keluarga Reihan, karena dirinya yang menangani kasus perceraian orang tua Reihan terutama Mamanya Reihan yang berkali-kali menikah itu.
"Setiap orang punya keluarga dengan masa lalu sendiri-sendiri Yah, aku pun juga punya masa lalu keluarga sendiri, namun tidak lantas kita menghakimi orang dari cerita masa lalu keluarganya kan... " Kata Intan meyakinkan Ayah Arsya juga.
"Tapi kak... Bunda punya kenalan loh, ini malah pernah mondok... bagaimana kalau ini saja??? sebelum terlanjur..." Tawar Bunda Mutia masih terlihat keberatan.
"Bun... Intan butuh lelaki yang punya komitmen kuat, pondasi setia yang kuat juga, Di luar banyak laki-laki yang bersembunyi dengan wajah shalih dan seolah orang yang alim namun tetap beristri lebih dari satu, entah dengan alasan apapun itu, aku tidak terima jika ada orang selain aku... lagi pula nanti kami bisa saling support untuk memajukan perusahaan bersama-sama... " Kata Intan menjelaskan kepada Bunda Mutia.
"Bahkan... maaf Intan bahkan baca seorang ulama yang menjandakan istrinya dengan anaknya yang masih kecil, meski dengan alasan syar'i apapun itu, entah bagaimana kebebarannya, namun Intan tidak bisa terima, jika yang jadi korban bukan hanya istri namun anaknya yang masih kecil juga, lalu di kabarkan menikah lagi dengan wanita yang jauh lebih muda bahkan belia... jadi intinya Bun, jangan menilai seseorang hanya karena alim di luarnya, karena justru yang berpeluang untuk tidak setia dan rentan di sukai pihak ke tiga justru yang semacam ini... Mungkin Mas Reihan orangnya arogan di luar tapi baik di dalam dan bertanggung jawab juga insyaAllah setia... Intan bisa jamin itu... " Kata Intan menyakinkan, karena kalau tidak setia sahamnya dan asetnya akan menjadi miliknya seutuhnya, lanjut Intan di dalam hatinya.
"Baiklah jika begitu... Semoga kalian di berkahi dan selalu bahagia dengan pilihan kalian... " Pada akhirnya, Bunda Mutia memilih mengalah.
***
Sementara di rumah lain Eyang Hadi dan Eyang Hana bahagia sekali mendengar kabar jika cucu satu-satunya akan menikah, apa lagi dengan Intan rekan bisnis Reihan sendiri, yang Eyang Hadi juga tau latar belakang orang tua nya, Eyang Hadi sudah mengenal Arsya cukup lama bahkan saat pernikahan Arsya pun dirinya juga datang waktu itu.
Eyang Hadi dan Eyang Ana saling berpelukan saking bahagianya, mereka tidak menyangka jika Reihan memberi kejutan yang amat membahagiakan bagi keduanya.
Reihan tersenyum melihat kebahagiaan Kedua Eyang yang sangat berharga juga berperan penting dalam hidupnya selama ini, Reihan berharap mereka tidak akan pernah tau kesepakatan yang ada di balik pernikahan ini, agar mereka tidak kecewa terhadap dirinya.
Reihan maju ke hadapan Eyang Hadi dan Eyang Hana lalu memeluk tubuh tua mereka berdua, sambil meminta maaf di dalam hati, karena di pernikahan ini akan ada sandiwara dirinya dan Intan selama hidupnya nanti.
"Kapan Kamu mau mengajak Eyang melamar dia Rei?? " Tanya Eyang Hadi antusias.
"Besok Ya Eyang... " Ajak Reihan.
"Wah... gercep sekali kamu... apa banyak yang mau menikung mu sampai-sampai terburu-buru tanpa persiapan?? " Tanya Eyang Hana terkejut sekaligus senang.
"Hehehe Bukanya niat yang baik makin cepat di laksanakan makin baik Eyang... " Kata Reihan beralasan, padahal sesungguhnya dirinya tak ingin Intan berubah pikiran lagi, karena untuk mencapai kesepakatan ini butuh perjuangan yang amat keras.
"Udah yang penting dia mau nikah... " Kata Eyang Hadi menimpali lalu menepuk punggung cucunya bangga.
"Besok Kita kesana... Eyang lamarkan kamu dengan gadis pujaanmu itu... " Kata Eyang Hadi.
"Hahaha Pujaan... bahkan aku tak memiliki cinta sama sekali untuknya, selain aku hanya butuh status juga tubuhnya... " Batin Reihan picik, lalu menganggukkan kepalanya sambil tersenyum seolah-olah bahagia.
"Terimakasih Eyang... " Kata Reihan lalu memeluk Eyang Hadi seolah-olah tersanjung dan bahagia, padahal dirinya sama sekali tidak bahagia, ini di lakukan hanya demi menyenangkan kedua Eyangnya, juga untuk mendapatkan keturunan.
Reihan merasa laki-laki normal juga makanya dirinya mencantumkan syarat Intan harus melayaninya sebagaimana seorang istri baik di depan semua orang maupun di hadapannya. Tubuh Intan dan wajahnya mampu memikat semua laki-laki, meski tidak pernah melihat langsung namun Reihan bisa bayangkan itu, Intan juga keturunan dari keluarga yang baik-baik, ibunya wanita yang amat subur bahkan di usianya yang tidak muda masih bisa hamil, makanya Reihan pun menikahi Intan dengan mengharapkan keturunan. Reihan tak mau peduli tentang cinta, baginya melakukan hubungan suami istri tanpa di landasi cinta dari pernikahan yang sah menurut dia sah-sah saja, menikmati istri meski tidak cinta bagi dia sah-sah saja, toh keduanya nanti akan saling menyenangkan dan menguntungkan.
***
Maaf baru bisa update ya... Author revisi lagi ternyata banyak banget typo nya.... 🙏🙏🙏